. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Kamis, 19 April 2018

Angkat Eksistensi Kearifan Lokal, FBIM Konsisten Suguhkan Ragam Budaya Dayak

Sesuai dengan temanya ‘Eksistensi Kearifan Lokal Menuju Kalteng Berkah’, Fesival Budaya Isen Mulang (FBIM) 2018 yang akan berlangsung di Kuala Kapuas, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah (Kalteng), pada 2-6 Mei mendatang, bakal menyuguhkan berbagai atraksi kearifan lokal Kalteng, khususnya dari etnis Dayak.

FBIM 2018 yang diikuti perserta dari Kabupaten dan Kota se-Kalteng akan menampilkan sejumlah permainan tradisional yang diangkat dari kearifan lokal masyarakat Dayak seperti Jukung Tradisional, Besei Kambe, Jukung Hias, Manyipet, Lawang Sakepeng, dan Sepak Sawut.

Jukung (perahu) Pada beberapa tempat orang Dayak juga menyebutkan Jukung dengan sebutan Arut.

Dalam lomba Jukung Hias di FBIM, jukung biasanya dihias sedemian rupa berikut atraksi pendukung sesuai dengan legenda atau ritual adat setempat.

Sedangkan lomba Besei Kambe terdiri atas dua regu dengan dua orang di tiap regunya. Kedua regu tersebut beradu punggung dalam satu perahu, dan bersaing kuat-kuatan mendayung ke dua arah berlawanan. Prinsip lomba ini mirip seperti tarik tambang.

Suguhan tariannya antara lain Tari Wadian Dadas, Mandau, Manggetem, Bukas, Ngajan Balau, Gelang Bawo, Kanjan Halu, dan Tari Giring-Giring

Sementara Sepak Sawut merupakan permainan sejenis sepak bola warisan budaya dari Suku Dayak di Kalteng yang menggunakan bola dari buah kelapa yang kemudian direndam minyak dan dibakar menjadi bola api. Pemainnya bertelanjang kaki atau tidak menggunakan sandal maupun sepatu.

Selain itu ada Karnaval Budaya, Pemilihan Putra-Putri Pariwisata, Tari Daerah, Lagu Daerah dan Karungut, Mangenta, Malamang, Mangaruhi, Balogo, Habayang, Maneweng, Manetek, Manyila Kayu, dan tak ketinggalan suguhan aneka masakan tradisional.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalteng, Guntur Talajan dalam acara peluncuran FBIM 2018 di Jakarta, Kamis (19/4) mengatakan bermacam acara seni budaya dan atraksi tersebut diharapkan dapat menarik kunjungan 500 wisatawan mancanegara (wisman) dan 20 ribu wisatawan nusntara (wisnus) selama FBIM 2018 berlangsung.

"Lokasi FBIM atas saran Gubernur kalteng H. Sugianto Sabran berpindah-pindah setiap tahunnya. Tujuannya untuk memperkenalkan ragam budaya Dayak secara luas sekaligus pemerataan roda perekonomian," terang Guntur. 

FBIM 2018 yang diselenggarakan Pemrov Kalteng mendapat dukungan dari Kementerian Pariwisata (Kemenpar).

Staf Ahli Menteri Bidang Multikultural Kemenpar, Esthy Reko Astuti pada kesempatan yang sama mengatakan FBIM  sebagai wahana  melestarikan warisan budaya adi luhung di antaranya kearifan lokal Suku Dayak Kalteng dengan berbagai keragaman dan keunikannya, sekaligus untuk mensejahterakan masyarakat melalui kegiatan pariwisata.

"FBIM 2018 juga  masuk dalam program 100 Calendar of Event atau CeO tahun ini," ungkap  Esthy yang juga menjabat sebagai Ketua Pelaksana 100 CoE 2018.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Peluncuran dan jumpa pers FBIM 2018 di Jakarta.
2. Para penari perempuan Dayak di-launching FBIM 2018.
3. FBIM 2018 masuk program 100 CoE 2018.

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP