. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Selasa, 27 Februari 2018

Horeee..., Gorila Jantan Ragunan Bakal Melepas Status Jomblonya

Gorila jantan yang ada di Pusat Primata Schmutzer, Taman Margasatwa Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, kalau tidak ada halangan, tidak lama lagi bakal melepas status jomblonya.

Kabar gorila jantan di Ragunan itu akan mendapatkan pasangan gorila betina, terungkap setelah Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno kembali dari Jepang, usai melakukan kunjungan kerja bertemu dengan dengan Wakil Gubernur Tokyo Akira Hasegawa beberapa hari lalu.

Hasil pertemuan Sandi tersebut, salah satunya akan mengadakan pertukaran gorila betina yang ada di Kebun Binatang Ueno, Tokyo dengan gorila jantan yang ada di Ragunan.

Sejak didatangkan pada 2002, ketiga gorila jantan Ragunan sampai kini dikabarkan masih jomblo tulen karena belum mendapatkan pasangan betina.

Sewaktu pertama kali menempati Ragunan, ketiga gorila jantan tersebut masih berumur 5-7 tahun. Berarti, saat ini usia mereka sekitar 21-23 tahun.

Padahal usia hidup gorila di alam liar biasanya bisa mencapai 35 tahun, sedangkan di kebun binatang bisa hidup sampai 50 tahun.

Jadi semestinya mereka sudah sangat pantas untuk kawin dengan gorila betina supaya mendapatkan keturunan.

Gorila sudah bisa melakukan reproduksi saat berumur 10-12 tahun. Gorila merupakan jenis primata yang suka berpoligami alias memiliki pasangan lebih dari satu.

Kabarnya, seekor gorila jantan bisa kawin dengan empat gorila betina. Gorila betina biasanya mengandung sekitar 8 sampai 9,5 bulan. Dia bisa melahirkan tiga gorila selama hidupnya. Sayangnya di Ragunan ini sampai saat ini belum memiliki gorila betina.

Ketiga gorila jantan yang menghuni Pusat Primata Schmutzer (PPS) di Kompleks Taman Margasatwa Ragunan merupakan jenis gorila dataran rendah.

Mereka tinggal di kandang terbuka atau enklosur. “Rumah” mereka terdiri atas ruangan tidur yang dilengkapi penyejuk udara dengan dinding-dinding yang berjeruji.

Di sekitar tempat tidurnya, juga dibangun taman dengan kolam-kolam yang menyerupai habitatnya. 

Santapan utama primata bertubuh besar ini berupa umbi-umbian, tunas bambu, dan bermacam buah-buahan seperti apel dan pir serta daun-daunan.

Meskipun berbadan besar dan agak menyeramkan, ternyata gorila termasuk satwa pemalu dan bukan hewan buas.

Kalau pipis (kencing), dia enggan ditonton orang dan kerap membalikkan badannya, seperti yang dia lalukan sewaktu TravelPlus Indonesia mengabadikannya di PPS.


Untuk melihat Gorila jantan di PPS, pengunjung dikenakan tiket masuk tambahan sebesar Rp 6.000 pada Selasa-Jumat dan Rp 7.500 pada Sabtu-Minggu dan hari libur Nasional.

Pengunjung dilarang membawa makanan dan minuman, apalagi memberi makan gorila di sana.

PPS yang buka mulai pukul 9 pagi sampai pukul 5 sore ini juga memiliki museum, perpusatakaan, dan teater bioskop kecil tentang primata di Indonesia dan dunia.

Awalnya pengelolaan PPS diserahkan ke pihak swasta yang dana pendiriannya berasal dari The Gibbon Foundation. Namun sejak 2006 pusat primata ini sudah diserahkan sepenuhnya kepada Ragunan.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Gorila pipis di Pusat Primata Schmutzer (PPS) di Kompleks Taman Margasatwa Ragunan, Jaksel.
2. Wajah PPS tampak depan.

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP