. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Minggu, 10 Desember 2017

Bikin Selfie Spot di Cross Border Area Boleh-Boleh Saja, Asalkan …

Sejumlah destinasi yang menawarkan selfie spot atau titik swafoto di Jawa kemudian diikuti daerah lain, beberapa tahun belakangan ini sukses membetot perhatian sekaligus menjaring wisatawan zaman now hingga menjadi objek wisata yang instagramable, nge-hits di media sosial.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya pun terpikat lalu mengimbau daerah-daerah lintas batas (cross border) Indonesia menjadikan daerahnya sebagai destinasi digital, salah satunya dengan membuat selfie spot untuk memikat wisatawan mancanegara (wisman) lintas batas dari sejumah negara tetangga tahun depan.

Tujuannya tentu agar wisman asal negara-negara yang berbatasan dengan Indonesia tertarik datang lalu ber-selfie di tempat itu hingga menjadi objek wisata yang instagramable.

Namun sebelumnya, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) telah menyiapkan 214 events di 29 area perbatasan yang tersebar di 8 wilayah Indonesia sepanjang tahun 2018 yang tinggal menghitung hari.

Menurut Arief Yahya faktor kedekatan atau proximity baik dari sisi jarak maupun budaya menjadi salah satu pemicu wisman lintas batas datang ke Indonesia. Untuk itulah mengapa dibuat 214 festival atau cross border event 2018.

“Ditambah lagi dengan selfie spot tentunya akan menambah daya tarik wisman lintas batas berwisata ke Indonesia,” ujarnya usai me-launching Calendar of Event Cross Border 2017 di Hotel Alila, Jakarta Pusat, Jumat (8/12/2017).

Terbukti sejumlah Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di wilayah Indonesia yang kini tampil lebih menawan dari sebelumnya, berhasil memikat wisman lintas batas maupun wisnus untuk tempat ber-selfie.

Contohnya PLBN Motaain di Kabupaten Belu, NTT dan PLBN Motamasin di Kabupaten Malaka, NTT yang berbatasan dengan negara Timor Leste; PLBN Nanga Badau di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalbar yang berbatasan dengan Malaysia; dan PLBN Skouw di Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua yang berbatasan dengan negara Papua Nugini.

Arief Yahya yakin jika di wilayah cross border tersebut juga memiliki selfie spot di sejumlah objek wisatanya, jelas akan menambah daya tarik lagi.

Terkait imbaun Menpar Arief Yahya tersebut, keesokan harinya beberapa travel blogger memberi penilaian saat menjadi pembicara dalam acara Millennials Talks (M-Talks) bertajuk “Travelling Ala Kids Zaman Now” yang digelar Rumah Millennials di Galeri Smartfren Sabang, Jakarta Pusat, Sabtu (9/12/2017).

M-Talks tersebut dibuka oleh Asisten Deputi (Asdep) Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Hariyanto yang sekaligus memberi kata sambutan mengenai strategi pemasaran yang dilakukan Kemenpar.

Travel blogger Asoka Remadja misalnya menilai spot selfie itu diminati atau tidak itu kembali ke wisatawannya masing-masing.  “Kalau saya sendiri nih Om, lebih suka spot-spot yang natural,” akunya.

Asoka mengakui selfie spot itu dapat mengundang orang untuk datang lalu ber-selfie.

Namun banyak yang kecewa, setelah didatangi ternyata tak seindah yang ada di medsos, di foto atau di video-nya.

Fenomena spot selfie yang instragramable menurut Asoka bagai pedang bermata dua. “Di satu sisi menambah pendapatan dengan kedatangan wisatawan, di sisi lain sedikit mengurangi keindahan dan keasrian alam yang sebenarnya sudah indah tanpa perlu dibuat selfie spot,” ungkapnya.

Begitupun dengan travel blogger Kadek Arini yang juga lebih menyukai objek wisata yang apa adanya, asri alami.

Namun menurutnya  bisa jadi pembuatan  selfie spot itu justru bertujuan untuk memberi keamanan wisatawan atau pengunjungnya.

Mengingat fenomena belakangan ini banyak pecandu selfie yang nekat melakukan selfie di tempat-tempat yang membahayakan seperti di ujung tebing berjurang, di puncak kawah gunung dan lainnya sampai ada yang terjatuh lalu meninggal dunia.

“Ya sudah dibuatlah selfie spot seperti sarang burung, kupu-kupu dan bentuk lainnya di sejumlah titik, supaya pengujung aman ber-selfie di tempat itu. Mungkin itu sisi positifnya mengapa dibuat selfie spot yang aku setuju,” ujar Kadek.

TravelPlus Indonesia sendiri menilai keberadaan selfie spot memang menambah daya pikat tersendiri bagi sebuah objek wisata.

Efek prositifnya, selain cepat dikenal luas masyarakat terlebih para pengila berat selfie, pun mampu menambah jumlah kunjungan wisatawan cukup signifikan.

Namun sebelum membuat selfie spot di cross border area, pihak terkait termasuk Kemenpar sebaiknya melihat kondisi dan status objek wisata tersebut.

Kalau misalnya objek tersebut berpredikat konservasi alam, seperti cagar alam apalagi taman nasional, sebagusnya jangan dibuat selfie spot.

Buktinya pembangunan Tugu Nama di kaldera atau lautan pasir Gunung Bromo yang termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) di Jawa Timur, menuai protes berkepanjangan, lantaran keberadaannya juga dinilai merusak pemandangan lautan pasir yang merupakan objek wisata alam.

Meskipun diprotes banyak pihak, tugu berbentuk memanjang bertuliskan "The Sea of Sand Bromo Tengger Semeru" itu sampai kini masih berdiri.

Sebelumnya, kasus serupa juga terjadi di Gunung Rinjani, Lombok, NTB.

Letter board bertuliskan Segara Anak Lake berwarna merah di tepian Danau Segara Anak yang menjadi salah satu maskot keindahan Gunung Rinjani, semula dianggap 'memuaskan' para penggemar swafoto, untuk kemudian diunggah ke akun-akun medsos mereka.

Tetapi kenyataannya warganet justru memprotesnya karena dinilai salah kaprah, mengingat letter board tersebut berada di kawasan konservasi Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) dan sekaligus merusak pemandangan. Akhirnya letter board itu dibongkar.

Tapi kalau pembangunan selfie spot di wilayah lintas batas dan berada di objek wisata yang bukan berstatus kawasan konservasi alam, ya boleh-boleh saja.

Asalkan selfie spot-nya yang dibuat nanti itu unik, artistik, nyentrik, ada muatan lokal atau sekalian yang wah dan megah.

Jangan nangung, apalagi dibuat asal-asalan. Jangan pula menjiplak selfie spot yang sudah ada di daerah lain.

Jadi mesti kreatif, inovatif, dan selfie spot-nya harus punya karakter kuat, ciri khas tersendiri atau keistimewaan lain sehingga wisman lintas border terpukau lalu berbondong-bondong datang untuk ber-selfi ria.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: adji & gayatri

Captions:
1. Plang tulisan welcome to Puncak B29 masih di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Jatim jadi sefie spot.
2. Menpar Arief Yahya meluncurkan Calendar of Events Cross Border 2018.
3. Berrfoto di PLBN Matoain.
4. Travel blogger Asoka Remadja di acara M-Talks.
5. Travel blogger Kadek Arini lebih suka natural spot.
6. Selfie spot di Pantai Kata, Pariaman, Sumbar.
7. Abadikan pesona lautan pasir TNBTS.
8. Wajah PLBN Matoain yang megah.

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP