. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Jumat, 11 Agustus 2017

Target Co-Branding Kemenpar Tahun ini 100 Brand Premium, Ini yang Harus Dilakukan

Sukses mengelar Wonderful Indonesia Co-Branding Forum (WICF) 2017 untuk kali pertama, sekaligus melakukan penandatangan MoU dengan 28 brand, tim pelaksana Co-Branding Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dalam hal ini Asdep Strategi Pemasaran, Deputi Bidang Pemasaran Pariwisata Nusantara langsung tancap gas. Maklum mereka harus mencari 72 brand berkelas premium lagi agar visa mencapai 100 brand sebagaimana ditargetkan Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya.

Apalagi Arief Yahya sudah mewanti-wanti agar brand yang diajak Co-Branding harus yang bernar-benar berkualitas. “Co-Branding yang benar itu antara dua brand yang sama-sama se-level kualitas dan prestasinya,” imbau Arief Yahya ketika ditanya wartawan soal indikator brand yang diajak co- branding dengan Kemenpar, Kamis (10/8).

Inisiatif co-branding partnership yang diterap Kemenpar kabarnya untuk mencapai 3 tujuan strategis.  Pertama, untuk mendongkrak brand equity dari brand WI di pasar global dan brand PI di pasar domestik dalam menopang terwujudnya sektor pariwisata sebagai core economy Indonesia.

Lewat co-branding partnership diharapkan terjadi sinergi dan leverage effect’ dalam mendongkrak value kedua brand.

Kedua, mengembangkan penetrasi pasar dan memperluas exposure brand WI/PI dengan memanfaatkan market network yang dimiliki oleh brand/perusahaan baik di pasar domestik maupun global.

Melalui co-branding partnership ini diharapkan brand WI/PI dan brand/perusahaan dapat saling memanfaatkan customer base masing-masing.

Ketiga, dengan co-branding partnership akan terwujud sharing resources antara kedua brand yang ber-cobranding.

Co-branding akan menghasilkan penghematan biaya promosi yang substansial sampai 90 persen karena dengan berpartner maka biaya promosi akan ditanggung secara bersama.

“Anggaran dari APBN terbatas, karena itu kami ingin berkolaborasi dengan brand/perusahaan agar terjadi efisiensi biaya promosi,” kata Arief Yahya.

Sesungguhnya co-branding partnership ini sudah pernah dilakukan sebelumnya oleh Kemenpar namun masih sangat terbatas dan tidak sistematis.

Contohnya tahun lalu Kemenpar melakukan co-branding partnership dengan Martha Tilaar Group (MTG) melalui program Trend Warna Sariayu 2017: “Gili Lombok”. Di sini logo WI tampil di kemasan produk. Tema Lombok diambil karena merupakan salah satu dari 10 destinasi prioritas yang dicanangkan Kemenpar.

Contoh lain adalah kampanye iklan terbaru Kuku Bima dari Sido Muncul di tahun 2017 ini yang mempromosikan “Danau Rawa Pening” menjadi destinasi wisata kelas dunia.

Walaupun kerjasamanya ketika itu masih bersifat informal dan masih terbatas, namun di dalam iklan tersebut brand PI sudah tampil di dalam materi iklan Kuku Bima tersebut.

Dengan adanya inisiatif co-branding partnership ini, diharapkan kolaborasi dan sinergi brand WI/PI dengan brand/perusahaan di seluruh Tanah Air akan semakin intensif lagi dan diharapkan partisipasi brand/perusahaan dalam mempromosikan sektor pariwisata juga akan semakin besar lagi.

Sadar dengan target co-branding dan pesan Arief Yahya di ataa, tim Co-Branding semakin terpacu. “Hari Senin (14/8), kami langsung tancap gas mau rapat evaluasi. Kita butuh saran/masukan/kritik membangun dari banyak pihak, termasuk dari jurnalis/travel blogger yang konsen mengawal co-branding,” terang Plt. Asdep Strategi Pemasaran, Deputi Bidang Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kemenpar, Hariyanto kepada TravelPlus Indonesia lewat pesan WA, Jum’at (11/8).


Simple aja, cari brand yang se-level paling tidak 11-12 dengan prestasi Wonderful Indonesia. Paling nggak produknya sudah tersebar di mancanegara. Kalau untuk Pesona Indonesia cari brand yang punya nilai jual tinggi, berkualitas, diminati masyarakat, dan lainnya,” balas TravelPlus Indonesia.

Guna mengetahui sejauh mana keseriusan 28 brand yang sudah menandtangani MoU Co-Branding dengan Kemenpar, TravelPlus Indonesia menyarankan dibuat tim survey bersama jurnalis/travel blogger berpengalaman.

“Tim itu bertugas mengecek fakta di lapangan secara detil apa benar masing-masing brand sudah mencantumkan logo Wonderful Indonesia atau Pesona Indonesia di setiap produknya. Sebab ini jadi data penting dan menarik untuk evaluasi kelanjutan Co-Branding,” tambah TravelPlus Indonesia.

Mendapatkan dua saran itu, Haryanto segera membalasnya. “Bagus usulnya. Coba nanti hari Senin di rapat evaluasi saya sampaikan, nuhun,” tutupnya.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Menpar Arief Yahya dan Deputi Esthy menyaksikan Sesmen Ukus Kuswara menandatangani MoU Co-Branding dengan 28 brand di acara WICF 2017.
2. Para founder/CEO 28 brand menandatangani MoU Co-Branding dengan Kemenpar, Kamis (10/8).
3. Acara penandatangan MoU Co-Branding di WICF perdana diosaksikan ratusan founder/CEO brand ternama dan diliput sejumlah jurnalis dan travel blogger.

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP