. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Senin, 08 Mei 2017

Dongkrak Kunjungan Wisatawan, Bupati Sergai Kemas Wisata Agro

Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Sumatera Utara (Sumut) mentargetkan kunjungan wisatawan hingga tahun 2021 sebesar 1 juta wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara. Untuk mencapainya, Bupati Sergai Ir. H. Soekirman tidak hanya mengandalkan wisata bahari dan budaya tapi juga mulai mengemas wisata agro.

Sadar wilayahnya memiliki beragam pertanian dan perkebunan yang luas ditambah sejarah perkebunan yang sudah ada sejak ratusan tahun silam, Soekirman mulai serius menjajaki potensi argo tersebut sebagai daya tarik wisata untuk menjaring wisatawan ke Sergai mulai tahun ini.

Menurut bupati berdarah Jawa yang bias nge-dalang ini, pihaknya ingin seperti Kedah Malaysia yang berhasil mengemas wisata agro-nya di beberapa desa yang berbasis pertanian dan perkebunan. “Wisatawannya nanti diajak merasakan kehidupan petani di desa, ikut membajak, memanen, menginap di homestay atau rumah penduduk sebagaimana yang dikemas Malaysia,” terangnya kepada TravelPlus Indonesia di Jakarta belum lama ini.

Peluang wisata agro Sergai, lanjut Soekirman sangat besar dan diperkirakan bisa menjaring wisatawan nusantara (wisnus) dan mancanegara (wisman) jika dikemas dengan baik serta dipromosikan dengan gencar.

Faktor pendukung yang membuatnya melirik wisata agro, lanjut Soekirman salah satunya ketersediaan perkebunan dan pertanian di Sergai. “Luas Sergai 190 ribu hektar, sekitar 100 ribu hektar itu adalah perkebunan dan pertanian,” terangnya.

Perkebunan di Sergai, sambungnya sudah ada sejak tahun 1900-an, dibuka oleh Belanda. “Kemudian masuklah orang Jawa yang dibawa oleh Belanda sebagai tenaga kontrak perkebunan dengan sebutan Jakon alias Jawa Kontrak untuk membangun rel kereta api dan membuka perkebunan. Kebanyakan didatangkan Belanda dari Purworejo, Purwokerto, dan Banyumas serta Wonogiri dan Trenggalek,” terangnya.

Faktor pendukung lainnya, akses ke Sergai semakin mudah dijangkau dengan adanya jalan tol.

“Kalau tidak ada halangan bulan 7 atau selepas Lebaran tahun ini jalan tol sudah beroperasi. Dari Bandara Internasional Kualanamu ke Sergai lewat tol cuma 10 menit. Kalau dari Medan ke Sergai jadi 30 menit lewat tol, yang semula sekiar 1,5 jam lewat jalan biasa,” terangnya.

Cara menjual paket wisata agro-nya nanti, lanjut Soekirman salah satunya dengan memanfaatkan pesawat yang delay. “Kalau ada pesawat yang delay 4 jam bisa ikutan paket wisata argo Sergai. Setengah jam ke lokasi lalu keliling, 1 jam sudah selesai kembali lagi ke bandara. Saya sudah tes,” terangnya.

Solusi lainnya, menjual paket wisata agro sebagai mana paket-paket wisata lainnya bekerja sama dengan sejumah travel agent, indie travel atau trip organizer, komunitas, dan lainnya. “Paket wisata agro juga akan dikombain dengan wisata budaya. Jadi di dalamnya juga ada suguhan seni budaya seperti tarian khas Jawa, Melayu, Batak, Minang, dan suku lain yang tinggal di Sergai,” terangnya.

Adapun lokasi wisata berkonsep perkebunan dan pertanian yang ada  di Sergai tersebar di sejumlah desa, antara lain Desa Pantai Cermin Kiri, juga di Kota Pari yang merupakan daerah sayuran dan buah-buahan organik.

“Perkebunannya bukan sebatas kelapa sawit, karet, dan coklat pun bermacam buah dan sayur organik seperti jambu air, sawi, dan kangkung,” terangnya.

Pasar wisata agro Sergai yang disasar, selain wisnus juga wisman terutama asal Malaysia. “Biasanya wisman asal Malaysia kalau ke Sumut yang dituju ke Danau Toba dan Berastagi. Diharapkan kalau paket wisata agro Sergai sudah siap jual, bisa juga menjaring wisman Malaysia,” harapnya.

Untuk mendukung wisata agro tersebut, rencananya juga akan disediakan homestay di Desa Melati, Kecamatan Perbaungan. “Saat ini homestay baru ada di Perkebunan Gunung Pamela yang bisa menampung 100 orang, namun dikhususkan untuk wisatawan arung jeram,” jelasnya.

Selama ini, Sergai mengandalkan wisata bahari yang berada di sepanjang pesisir dan perairan serta arung jeram atau rafting di dataran tinggi, tepatnya di Sei (Sungai) Bah Bolon di Dusun III, Desa Bulu Duri, Kecamatan Sepispis.

“Kita punya garis pantai 55 Km, dan memiliki 14 destinasi wisata di pesisir terutama pantai seperti Pantai Cermin, 88, Bali Lestari, Pondok Permai, Citra Wangi, Sri Mersing, Lestari Indah, Ancol, Gudang Garam, dan Pantai Romantis,” terangnya.

Sergai juga punya Pulau Berhala di Selat Malaka, masuk wilayah Kecamatan Tanjung Beringin yang merupakan pulau terdepan berbatasan dengan Malaysia.


Di pulau seluas 44,75 Hektar dan dikelilingi hamparan terumbu karang tersebut biasa digunakan wisatawan dari daratan Sumatera untuk kayaking, snorkeling, dan diving di perairannya atau sekadar relaxing di pantai dan bebatuannya melihat pesona sunrise dan juga sunset.

“Pulau Berhala tak berpenghuni, hanya diawasi marinir. Mereka senang kalau ada wisatawan yang datang. Untuk ke pulau ini bisa menggunakan jasa trip organizer di kota kecamatan,” jelas Soekirman.

Bupati lulusan Fakultas Pertanian USU yang menulis buku berjudul Onderneming Van Sergai atau Perkebunan di Serdang Bedagai ini berharap dengan adanya wisata agro, bukan hanya sebatas menambah jenis wisata di Sergai, pun mendongkrak perbendaharaan kunjungan wisatawan untuk mencapai target yang sudah ditetapkan.

“Sebab semakin banyak jenis wisata yang dikembangkan, akan semakin besar peluang menjaring wisatawan ke Tanah Bertuah Negeri Beradat ini,” pungkas Soekirman.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: adji, serdangbedagaikab.go.id & wikipedia

Captions:
1. Bupati Sergai Ir. H. Soekirman dengan buku karyanya.
2. Buku Onderneming Van Sergai karangan Ir. H. Soekirman.
2. Wilayah Kabupaten Sergai dengan para tetangganya.
3. Lambang Kabupetan Sergai.

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP