. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Jumat, 10 Maret 2017

Serunya Mengamati Kelakukan Sang Predator Licik di Habitatnya

Komodo memang bisa Anda lihat di beberapa kebun binatang, antara lain Ragunan, Jakarta. Tapi kalau Anda melihat di habitatnya langsung di Taman Nasional Komodo, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) dijaminn jauh lebih menantang. Anda pun bakal mengetahui lebih dalam sifat dan prilaku asli sang predator licik satu ini.

Namun sebelum Anda bertolak ke Taman Nasional Komodo, terutama ke Pulau Komodo dan Pulau Rinca, tak ada salahnya Anda mengenali kelakukan kadal purba raksasa yang oleh turis asing disebut dragon ini.

Anda harus tahu kalau komodo itu pandai menipu. Boleh dibilang licik. Saat diam, biawak berukuran jumbo ini seperti hewan lemah. Padahal itu taktiknya untuk menyergap satwa lain dan manusia yang lengah.

Komodo merupakan satu-satunya spesies terakhir dari keluarga monitor lizard yang mampu bertahan hidup dan berkembang.

Di leaflet Taman Nasional Komodo (TNK) dijelaskan kalau satwa berdarah dingin ini ditemukan pertama kali oleh seorang Belanda bernama JKH Van Steyn tahun 1911. Setahun kemudian baru terkenal di dunia ilmu pengetahuan, tepatnya setelah peneliti dan ahli biologi, Mayor PA Ouwens memberikan julukan dalam tulisan berjudul “On a Large Varanus Species from the Island of Komodo” dengan nama ilmiah Varanus komodoensis.

Berdasarkan pengamatan TRAVELPLUS Indonesia langsung di Pulau Komodo dan pulau lain yang ditinggali satwa ini, ternyata komodo punya trik sendiri untuk mengelabui mangsanya.

Dia pura-pura diam seperti sebatang kayu lapuk. Gerakannya lamban dan malas. Tapi setelah mangsanya lengah, dia segera menyergapnya dengan mulutnya yang moncong atau dengan bantuan ekornya dengan cara menyabet mangsanya sekeras mungkin. Wow, benar-benar licik.

Kelebihan lain, predator mengerikan ini dianugerahi penciuman yang sangat tajam, terutama bila mencium amis darah dan bau bangkai meski berjarak 2 Km. Di habitanya, komodo lebih suka menyendiri (soliter).

Sejak kecil, anak komodo dibiarkan mencari makan sendiri oleh induknya. Hewan ini jarang sekali berkelompok kecuali di Banu Nggulung. Beberapa komodo di tempat ini malas mencari makan sendiri akibat terbiasa diberi umpan (feeding) gratis dari pengunjung, akhirnya populasi rusa, babi hutan, dan kerbau liar kian bertambah hingga mengganggu keseimbangan alam. Beberapa tahun belakangan, acara feeding dilarang.

Data inventarisasi komodo Taman Nasional Komodo (TNK), di Pulau Komodo jumlahnya sekitar 1.700 ekor, di Pulau Rinca 1.300, Gili Motang 100, dan 30 ekor di pulau-pulau kecil lain.

Diperkirakan masih ada sekitar 2.000 ekor lagi yang terpencar di Flores, yakni di pesisir Barat Manggarai dan pesisir Utara Kabupaten Ngada serta beberapa tempat di Kabupaten Ende. Bahkan hasil penelitian Auffenberg dari Amerika Serikat, komodo ditemukan sampai Timur Flores.

Masyarakat Pulau Komodo dan sekitarnya menyebut komodo, Ora. Tapi warga pesisir Utara Flores dan Ende, memanggilnya Mbou.

Menurut salah seorang peneliti khusus komodo yang TRAVEL PLUS Indonesia temui di Pulau Komodo, musim kawin komodo terjadi pada Juli-Agustus. Jumlah jantan dan betina 4 berbanding 1. Lantaran tak seimbang sering terjadi perkelahian antar jantan untuk memperebutkan betina hingga terluka bahkan tewas.

Komodo jantan sukar ditemukan saat musim kawin, sebab sibuk mengejar betina. Usai kawin, sang betina akan bertelur lalu menyimpannya di lubang. Betina bertelur 20-50 butir dan menjaganya selama 7 bulan.

Bentuk telurnya oval, berwarna putih dengan panjang 9 cm, lebar 6 cm dan beratnya 105 gram. Setelah menetas, panjang rata-rata 18 inci atau 45 cm. Yang dewasa sekitar 2 meter, pernah juga dijumpai komodo sepanjang lebih dari 3 meter.

Bayi komodo, kulitnya berwarna kekuningan. Umur 10 bulan coklat muda. Usia 20 bulan ke atas berubah menjadi agak hitam, lalu coklat gelap setelah dewasa. Anak komodo langsung pandai memanjat pohon untuk mencari makan, sekaligus menghindar dari ancaman komodo dewasa. Santapan kegemarannya aneka serangga, cecak dan tokek.

Setelah dewasa, lebih suka memangsa rusa, babi hutan, kerbau, dan telur burung Gosong. Komodo dewasa tak bisa lagi memanjat pohon lantaran keberatan badan. Selain suka memangsa hewan lain termasuk manusia, komodo dewasa juga suka menyantap anaknya (kanibal). Areal perburuan komodo dewasa di lokasi yang sering dilalui hewan dan manusia.

Komodo menyukai semak dataran rendah, berbatasan dengan savana. Terkadang ada di dataran tinggi sekitar 400-600 mdpl. Komodo juga pandai berenang layaknya seokor buaya terutama jika melihat bangkai ikan besar yang mengapung di perairan. Karena itu, penduduk setempat menjulukinya buaya darat.

Nah, kalau Anda ke Pulau Rinca, perilaku komodo sedikit lebih ganas di Pulau Komodo. Kulitnya kekuningan dan lebih bersih.

Predator yang dilindungi undang-undang seperti halnya Harimau Sumatera ini meski bukan termasuk satwa penyerang yang ganas, namun tetap berbahaya. Apalagi bila berada di TNK, di habitatnya itu komodo sebagai raja. Lengah sedikit, Anda bisa jadi mangsanya.

Cara yang amat saat berada di habitatnya, Anda harus tetap waspada dan ditemani jawagana (penjaga hutan) bila ingin melihat predator ini atau hendak berpergian ke obyek-obyek lainnya.

Jangan lupa memakai suncare NIVEA Sun agar kulit Anda terlindungi dari sengatan matahari yang bisa membakar dan menggelapkan kulit Anda.

Mengamati komodo di habitatnya langsung, di Pulau Komodo dan Pulau Rinca dan lainnya di TNK jelas jauh lebih mengasyikkan dibanding di kebun binatang. Atmosfir petualangannya jauh lebih seru dan menantang, sedangkan panorama yang bakal Anda dapat, jauh lebih menawan hingga memberikan pengalaman berpetualang yang mengesankan. Nggak percaya? Sambangilah segera TNK.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP