. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Kamis, 16 Maret 2017

Riau Menyapa Dunia dengan Bekudo Bono

Setiap daerah provinsi di Tanah Air harus memiliki satu destinasi wisata dan atraksi uang diungglkan agar pengembangan dan pemasarannya fokus. Kalau Sumatera Utara punya Danau Toba, Jawa Tengah dan Jogjakarta sama-sama mengandalkan Candi Borobudur, maka Riau mengutamakan Bekudo Bono atau river surfing.

Hal itu disampaikan Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya dalam acara launching Calender of Event Riau 2017 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kantor Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Jakarta, Kamis (16/3) malam yang dihadiri Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman, Bupati Pelalawan M. Harris, Bupati Rokan Hilir Suyatno, dan Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Provinsi Riau Fahmizal.

“Kenapa Bono? Ya karena atraksi berselancar di sungai satu-satunya di Indonesia cuma ada di Riau. Surfing sungai tingkat dunia ini tidak ada saingannya di Indonesia, kecuali satu lagi di Sungai Amazon. Kalau Riau mengandalkan Candi Muara takus, masih bisa dikalahkan dengan Borobudur. Begitupun dengan lomba balap sepeda Tour de Siak, masih bisa dikalahkan dengan Tour de Singkarak,” terang Arief Yahya.

Bono, selain sudah ditetapkan sebagai andalan atraksi atau daya tarik Riau sekaligus jadi andalan destinasi wisata Bumi Lancang Kuning ini.

“Saya sudah disediakan lahan 600 hektar di kawasan atraksi Bono, tepatnya di Kabupaten Pelalawan. Lahan itu rencananya akan dijadikan Kawasan Ekonomi Khusus atau KEK Pariwisata,” ungkap Arief Yahya.

Saat ini Indonesia sudah memiliki 4 KEK Pariwisata yakni KEK Tanjung Kelayang di Belitung, Tanjung Lesung di Banten, Mandalika di Lombok, dan Morotai di Maluku Utara. “Kalau siap, Pelalawan di Riau bisa menjadi KEK pariwisata kelima,” ujar Arief Yahya seraya disambut tepuk tangan tamu undangan yang memenui venue.

Selain Festival Bekudo Bono yang menjadi andalan pertama even Riau, provinsi yang dialiri sejumlah sungai besar ini juga mengandalkan Bakar Tongkang dan Pacu Jalur diurutan kedua dan ketiga.

Top three event Riau itu menjadi magnet untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) sekaligus mempromosikan Riau sebagai destinasi pariwisata ungulan yang berbasis budaya Melayu secara intens dan lebih fokus.

Gubernur Riau Arsyadjuliandi (Andi) Rachman mengatakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau menjadikan Bono (fenomena alam berupa gelombang Sungai Kampar di Kuala Kampar, Kabupaten Pelalawan yang dinilai para surfer dunia sebagai gelombang sungai terbaik di dunia) sebagai daya tarik utama untuk mendatangkan wisman ke Riau, selain even Bakar Tongkang dan Pacu Jalur yang juga sudah tersohor hingga mancanegara.

“Bono menjadi semacam penghela atas keunggulan lain semisal Bakar Tongkang dan Pacu Jalur,” ujar Andi Rachman.

Pengemasan dan pemasaran Bono, sambung Andi Rachman, tidak boleh setengah-setengah, melainkan harus benar-benar terkonsep, terukur, dan memiliki sistem perencanaan sampai evaluasi. 

Andi Rachman optimis ketika Bono sudah kuat, maka daya tarik tersebut akan menjadi pintu masuk dalam memperkenalkan daya tarik dan objek wisata lain di Riau, termasuk pariwisata berbasis budaya sampai kuliner.

Gelombang Bono di Kuala Kampar, Kabupaten Pelalawan yang mencapai ketinggian 6 meter tersebut terbaik di dunia mengalahkan gelombang sungai Amazon Brasil.

Keunikan wisata minat khusus dan olahraga petualangan gelombang Bono Riau ini telah dibuktikan oleh para surfer dunia antara lain Steve Kingdan, trio peselancar dari Australia yang memecahkan rekor berselancar Bono paling lama hingga menarik perhatian masyarakat dunia.

Festival Bekudo Bono atau Mengarungi Gelombang Bono dengan menggunakan sampan kayu ini akan berlangsung di Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan pada 13-16 Maret 2017.

Lain halnya dengan Bakar Tongkang yang berlangsung di Bagan Siapiapi, Rokan Hilir, Riau, merupakan acara ritual yang sudah berlangsung lebih seabad dengan melibatkan ribuan warga, dan berhasil mendatangkan banyak wisman.

Tahun lalu even ini berhasil menjaring 20.000 wisman keturunan Tionghoa. Tahun ini, even Bakar Tongkang (sebagai tradisi masyarakat Tionghoa yang memuja dewa langit sebagai penyelemat dari ganasnya ombak ketika pendahulu mereka melakukan pelayaran dari Tiongkok menuju Bagansiapiapi sekitar tahun 1883) ini akan berlangsung di Bagansiapiapi, Kabupapten Rokan Hilir pada 10-11 Juni 2017.

Acaranya akan dimeriahkan dengan hiburan dengan mendatangkan superstar dari Taiwan dan artis Malaysia.

Sementara Pacu Jalur yang berlangsung Kabupaten Kuantan Singingi mempunyai keunikkan sebagai ritual tahunan dan lebih banyak menampilkankearifan lokal sebagai semangat bergotong royong.

Pacu jalur diikuti para pendayung perahu tradisional sebanyak 45-60 orang pendayung di masing-masing perahu. Even Pacu Jalur tahun ini akan berlangsung pada 23-26 Agustus mendatang di Kabupaten Kuantan Sengingi.

Acara launching Calender of Event Riau 2017 yang menyuguhkan 57 even sepajang tahun ini, dimeriahkan dengan pertujukan tari tradisional Riau, dan penampilan violislinist Mayla Faiza serta penyanyi cilik yang membawakan lagu Tanah Air hingga membuat Menpar Arief Yahya terharu.

Pada acara itu juga disajikan aneka kuliner khas Riau (terutama kuliner Melayu) serta ditampilkan tayangan video tentang profil pariwisata unggulan Riau dengan judul “Riau Menyapa Dunia”.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: adji & dispar riau

Captions:
1. Bule Bekudo Bono di Pelalawan, Riau.
2. Menpar Arief Yahya, Gubernur Riau dan lainnya me-launching CoE Raiu 2017.
3. Photo booth launching CoE Riau 2017. 
4. Perahu Lancang Kuning maskot Riau.
5. Pameran kuliner dan kerajinan tangan khas Riau.

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP