. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Senin, 13 Maret 2017

Mengenal Lebih Dekat Tarian Bebaur, Suguhan Lokal di Even Internasional

Masyarakat Bangka Belitung (Babel) juga memiliki beberapa tarian yang kerap ditampilkan di acara-acara besar berskala nasional bahkan internasional. Salah satunya Tarian Bebaur yang baru-baru ini ditampilkan dalam opening ceremony MotorCross Grand Prix of Indonesia (Indo MXGP) 2017, yakni ajang balapan motorcross seri kedua dunia di Kota Pangkalpinang, Pulau Bangka, Babel.

Kalau bicara soal  kepopuleran, Tari Bebaur memang belum sepopuler Tari Saman dari Aceh, Tari Tortor (Batak-Sumut), Tari Piring (Sumbar), Tari Jaipong (Jawa barat), Tari Topeng Betawi (Jakarta) dan Tari Pendet dari Bali.

Namun dari sisi esensi, tarian ini punya muatan yang sangat dalam dan luar biasa. Sesuai namanya, tarian ini menggambarkan keharmonisan pembauran antara etnis Melayu dan keturunan Tionghoa yang sudah terjalin dengan syahdu sejak ratusan tahun silam di provinsi penghasil timah ini sampai sekarang.

Keharmonisan yang tercipta itu bukan saja terlihat saat masing-masing etnis melaksanakan adat, hajatan seperti kawinan, sunatan, syukuran dan acara keagamaan dengan saling membantu, mengundang, dan mengunjungi satu sama lain, pun lebih dari itu sampai ke pernikahan antara Amoy (gadis keturunan Tionghoa) dengan Bujang (pria Melayu) atas nama cinta hingga mereka memiliki keturunan, dari generasi awal sampai generasi kini. Umumnya si Amoy akhirnya mengikuti keyakinan /agama yang dianut sang Bujang yang Muslim.

Fakta-fakta keharmonisan itulah yang kemudian diangkat dalam sebuah tarian, bernama Tari Bebaur ini. “Bebaur itu diambil dari kata pembauran,” ungkap Yorian Gunanda, salah seorang pemusik di Sanggar Gonk Production, usai tampil mengisi acara pembukaan Indo MXGP 2017 di Area Sports Center GOR Sahabuddin, Pangkalpinang baru-baru ini dengan menampilkan Tarian Bebaur.

Penarinya berjumlah 30 laki-laki dan perempuan, mulai dari tingkat SMP, SMA, mahasiswa/i sampai karyawan. Sedangkan pemusiknya ada 9 orang pria. “Sesuai namanya, para penari Tari Bebaur ini 60 persen orang Melayu dan 40 persen keturunan Tionghoa,” ujar pria kelahiran Pangkalpinang, 24 Agustus 1982 yang akrab disapa Yorry ini.

Tarian ini sudah ada sebelumnya, atau dengan kata lain pernah ditampilkan di berbagai even besar. Jadi bukan tarian baru yang dibuat khusus untuk menyemarakkan even bertaraf internasional MXGP 2017 yang digagas Walikota Pangkalpinang Irwansyah dengan sponsor utama Sriwijaya Air serta didukung Kemenpar, Kemenpora, dan beberapa sponsor pendukung lainnya.

“Tarian Bebaur ini termasuk tarian spesial Babel karena ditampilkan untuk momen-momen tertentu, biasanya untuk kegiatan atau even besar berskala nasional dan internasional di Pangkalpinang dan daerah lain di Babel,” terangnya.

Biasanya Tarian Bebaur dilakukan secara kolosal dengan melibatkan 100 penari dan sejumlah musisi. “Untuk acara pembukaan MXGP 2017 ini kami hanya tampilkan mini kolosal, disesuaikan dengan bayaran dan durasinya, yang dipersingkat cuma 10 menit,” akunya.

Ada dua sesi dalam Tarian Bebaur yang disuguhkan di opening ceremony MXGP 2017 ini. Pertama, sesi mengangkat Caping atau topi lebar sebagai penutup kepala yang biasa dipakai masyarakat Babel untuk pergi ke ladang, kebun ataupun nelayan yang hendak melaut sebagai pelindung kepala dari sengatan matahari. “Caping itu menjadi peralatan tradisional khas Babel, karena itu diangkat dalam tarian ini,” ujar Yorry.

Sesi kedua, hiasan Telur Seroja. Aksesoris penari perempuan berupa hiasan telor warna-warni yang dikenakan di kepala beberpa penari perempuan itu juga diambil dari kebiasan orang Melayu yang membuat Telur Seroja dalam perayaan sunatan massal, syukuran, dan khataman Al-Quran, sebagai wujud syukur, kemudian Telur Seroja itu diberikan kepada para tamu undangan. 

Selain dari para penarinya, muatan pembauran dalam tarian ini juga bisa dilihat dari musiknya. “Kalau dari alat musik yang digunakan seperti akordion, gambus, dan perkusi itu memang dari budaya Melayu namun nadanya mengambil melodi musik Tionghoa,” terangnya.

Sebenarnya kalau tarian ini dimainkan secara full, lanjut Yorry, di tengahnya (antara sesi Caping dan Telur Seroja), ada sesi Barongsai, Liong, dan Wushu.

“Persiapan yang kami lakukan untuk tampil di MXGP 2017 ini hanya satu minggu, dan latihannya cuma 4 kali, karena tarian ini sudah pernah ditarikan. Kalau penggarapannya dari nol butuh waktu minimal sebulan,” aku pria lulusan SMAN I Pangkalpinang ini.

Usai tampil di pembukaan MXGP 2017, Sanggar Gonk Production yang beralamat di Jerambah Gantung, Gang Masjid Al-Hikmah, Kecamatan Gabek, Kota Pangkapinang ini akan mempersiapkan diri mengikuti kompetisi tarian bertajuk Festival Serumpun Sebalai tingkat kota di Alun-Alun Taman Merdeka, pusat Kota Pangkalpinang, Juni atau Juli mendatang.

“Juara 1 dan 2 dari kompetisi tarian di tingkat kota ini akan mengikuti kompetisi serupa di tingkat provinsi. Kalau menang baru dikirim ke tingkat nasional di TMII-Jakarta, dalam acara Parade Nusantara,” terang Yorry yang mengaku sanggarnya pernah tampil di TMII tahun lalu dalam acara Carnaval Keprajuritan, bersama 60 orang lainnya atas biaya Pemprov Babel.

Kendala & Harapan
Sanggar Gonk Production Pangkalpinang sudah berdiri sejak 7 tahun lalu. Ketua sanggarnya Attaufik Darma Sakti. Tim intinya 20 orang terdiri atas penari dan pemusik, termasuk Yorry yang memainkan alat musik perkusi. Sisanya anggota yang berjumlah sekitar 30 orang yang aktif.

Menurut Yorry, sanggar ini dibentuk untuk mengangkat seni budaya tradisional yang ada di Babel menjadi sebuah hiburan tanpa meninggalkan pakemnya. “Jadi tetap tradisional namun dikemas sedemikian rupa agar lebih menarik sehingga disukai atau ditonton generasi muda sekarang,” jelasnya.

Soal kendala, sambungnya hampir semua sanggar pasti mengalaminya, mulai dari keterbatasan tempat, kostum, dan alat musik. Oleh karena itu, dia menghimbau agar pemerintah, baik itu Pemkot Pangkalpinang maupun Pemprov Babel memberikan perhatian ke sanggar-sanggar seni yang ada di Pangkalpinang khususnya dan Babel umumnya dengan memberikan bantuan berupa peralatan musik, dan kostum penari serta pemusik.

“Kalau perlu Pemkot Pangkalpinang membangun gedung kesenian yang representatif, soalnya belum ada. Selama ini kami latihan di sanggar masing-masing di rumah warga, bukan tempat khusus,” aku pria muda yang lebih senang disebut pelaku seni yang melestarikan kesenian daerah, ketimbang dibilang seniman ini.

Yorry pun berharap Pemkot Pangkalpinang, sejumlah Pemkab, dan Pemprov Babel memperbanyak even kesenian baik untuk tingkat kota, kabupaten, provinsi, nasional maupun internasional. “Makin banyak even seni budaya yang dibuat, makin banyak anak muda yang menonton dan akhirnya lambat laun mereka akan berminat menyukai seni budaya tradisional. Para penari dan pemusik di sanggar-sanggar seni pun jadi semangat untuk terus berkreasi,” akunya.

Yorry mengakui minat anak muda terhadap kesenian tradisional di Pangkalpinang cukup memprihantikan.

“Boleh dibilang SDM khususnya anak muda yang berminat dengan seni budaya tradisional rada berkurang, jadi susah menemukannya, dan ini juga jadi kendala. Kondisi ini mungkin dipengaruhi teknologi digital, pergaulan, dan lainnya. Cara menyiasatinya kami promosi di sekolah-sekolah seputaran Pangkalpinang. Lumayan setiap sekolah ada 2 atau 3 orang yang berminatt lalu kami latih di sanggar,” terangnya.

Di sanggarnya, lanjut Yorry, semua anggotanya latihan seminggu 3 kali. “Setiap calon anggota tidak dikenai biaya pendaftaran, dan lainnya. Yang mau bergabung intinya harus mengikuti aturan sanggar seperti tidak telat, tidak merusak nama baik, dan aturan standar lainnya,” ungkapnya.

Soal tarif sekali tanggap sanggarnya, Yorry mengaku relatif, tergantung jenis acara dan pihak yang mengundang. “Kalau untuk acara nikahan atau hajatan dengan menampilkan 2 tarian sebanyak 20 orang termasuk musisi sekitar Rp 3 juta. Tapi kalau untuk acara besar seperti MXGP 2017 ini minimal Rp 10 juta,” akunya.

Tarif itu, lanjutnya hanya cukup untuk biaya operasional. “Termasuk buat kas sanggar, honor para penari, dan pemusik,” ungkapnya.

Berdasarkan pantauan TravelPlus Indonesia, suguhan Tarian Bebaur di puncak acara pembukaan Indo MXGP 2017 meskipun di lapangan tanah,  cukup menghibur wisatawan baik nusantara, terlebih mancanegara termasuk sejumlah kru para crosser asing yang berlomba. Buktinya, banyak dari mereka yang mengabadikan para penari lalu meminta berfoto bersama.

TravelPlus Indonesia yakin performa tarian tradisional kalau dikemas menarik, profesional, dan  berkelas internasional pula, justru akan menambah pikat even apapun yang berstatus sport tourism. Dan itulah yang diminati wisatawan selain lombanya, bukan serangkaian kata sambutan para pejabat yang panjang lebar dan membosankan.

Dengan menampilkan tarian tradisional yang benar-benar siap tampil akan membuat nuansa tourism-nya jadi lebih terasa. Bukan suguhan asal  ada, bukan pula sekadar tampil apalagi cuma tempelan.

Nah, Anda ingin melihat seperti apa keindahan, keunikan, dan kekhasan Tarian Bebaur khas Babel secara langsung? Ya datang saja ke Ibukota Provinsi Babel, Pangkalpinang saat ada even berskala besar, atau bisa menghubungi Sanggar Gonk Production. Kontaknya bisa dilihat di media sosial, antara lain di  instagram @gonkproduction,  facebook @sanggargonk, dan email sanggargonkproduction @gmail.com.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Sejumlah penari Tarian Bebaur perempuan mengenakan hiasan Telur Seroja.
2. Penari etnis Melayu dan keturunan Tionghoa kompak di Tarian Bebaur.
3. Para pemusik Tarian Bebaur.
4. Tarian Bebaur di pembukaan Indo MXGP 2017 jadi sorotan media.
5. Seluruh penari dan pemusik Tarian Bebaur berforo bersama usai tampil.
6. Sepenggal aksi penari Tarian Bebaur.

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP