. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Kamis, 16 Februari 2017

'Sosok' Putri Mandalika di Parade Budaya Festival Pesona Bau Nyale 2017, Pukau Wisatawan

Inilah salah satu ‘sosok’ penjelmaan Putri Mandalika yang muncul di Parade Budaya Festival Pesona Bau Nyale 2017 yang berlangsung di Kota Praya, Ibukota Kabupaten Lombok Tengah (Loteng), Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Kamis 916/2) sore. Kehadirannya berhasil memukau ratusan pengunjung yang menyaksaikan jalannya parade budaya ini, termasuk sejumlah wisatawan domestik dan segelintir wisatawan mancanegara.

“Ih cantik banget Putri Mandalika-nya ya. Pantas aja dulu jadi rebutan para pangeran,” kata salah seorang pengunjung yang menyaksikan salah satu sosok penjelmaan Putri Mandalika di Parade Budaya tersebut. Sosok Putri Mandalika yang dimunculkan di Parade Budaya kali ini bergam bentuknya.

Ada sosok Putri Mandalika yang diperagakan perempuan muda molek yang diarak hanya dengan berjalan kaki. Ada pula yang menggunakan sombol Praje. Praje seperti Sisingaan dari Suku Sunda yang biasa digunakan untuk acara sunatan anak.

Masing-masing sosok Putri Mandalika diiringi musik tradisional Lomsok seperti barisan pemukul Gendang Beleq dan alat musik krenceng (sebuah alat dari perunggu), yang dipukul dengan begitu kencang seiring Putri Mandalika berjalan.

Para pengiring sosok Putri Mandalika pun tak kalah menariknya, bak para dayang dan ‘bodyguard’. Ada barisan remaja berkostum tradisional, ada rombongan prajurit muda sambil membawa peralatan perang perang seperti tombak. Ada juga rombongan perempuan muda yang mengenakan kain ikat, aksesoris tradisional dan tentu saja sarung ternun dengan aneka warna seperti pink dan biru yang tak kalah cantiknya dengan sosok Putri Mandalika.

Namun tak bisa dipungkiri sosok Putri Madalika-lah yang menjadi magnet utama yang berhasil memukau ratusan pengunjung yang berdiri di kiri-kanan sepanjang rute para peserta Parade Budaya.

Cerita Putri Mandalika yang melegenda di Loteng, khususnya di kawasan Mandalika merupkanan ajang pelestariaan budaya dan kearifan lokal yang tahun ini dikemas dalam festival bertajuk Festival Bau Nyale 2017.

Festival tahunan yang dilakukan di kawasan yang kini berstatus ekonomi khusus pariwisata (KEK) Mandalika itu, sejak dulu memang memiliki tardisi Bau Nyale atau menangkap cacing laut pada tanggal tertentu setiap tahun. Nyale yang ditangkap oleh warga Sasak, suku asli Pulau Lombok di sekitaran Pantau Seger dan Pantau Kuta yang termasuk KEK Mandalika ini, diyakini sebagai penjelmaan Putri Mandalika.

Siapa itu Putri Mandalika? Dia adalah putri kerajaan tempoe doeloe di sana yang terpaksa menceburkan diri dari Bukit Seger ke laut untuk menghentingan perkelahian antar-pangeran yang memperebutkan cintanya.

Mayat sang putri berparas cantik ini sampai sekarang tidak ditemukan, sejak itu setiap tahun muncul jutaan Nyale yang oleh warga setempat dipercaya sebagai jelmaan Putri Mandalika.

Kasi Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Loteng H. Kamaruddin Kamaruddin membenarkan, tema Parade Budaya kali ini berbeda dengan tahun-tahun. “Kalau tema Parade Budaya Festival Pesona Bau Nyale tahun lalu menonjolkan biota laut. Tahun ini menonjolkan sosok Putri Mandalika sehingga seluruh kontingen terutama dari SKPD diharapkan menampilkan sosok Putri Mandalika dalam suguhan parade kali ini,” terangnya kepada sebalum parade dimulai di Kota Praya, Kamis (16/2).

Jumlah kontingen yang mengikuti Parade Budaya Festival Pesona Bau Nyale 2017, lanjut Kamaruddin terdiri atas beberapa unsur, yakni seluruh kabupaten/kota se-Lombok dengan jumlah peserta per maksimal 150 orang per kelompok. “Dari kabupaten/kota se-Lombok ada 5 kontingen, SKPD sekitar 34, kecamatan se-Loteng 12, dan sejumlah kontingen perwakilan sekolah se-Kota Praya sehingga diperkirakan total jumlah peserta Parade Budaya tahun ini sampai 1.500 orang, terangnya.

Menurut Kamaruddin Parade Budaya Festival Pesona Bau Nyale tahun baru pertama kali digelar di Kota Praya, Ibukota Loteng. Sebelumnya, selalu digelar di sepanjang Jalan Wisata Kuta Lombok, Mandalika. “Dasar pertimbangannya karena kalau di jalan wisata Kuta Lombok, Mandalika sering terjadi kemacetan karena berbarengan dengan kedatangan ribuan pengunjung yang ingin melakukan tradisi Bau Nyale, sehingga tamu undangan tidak bisa masuk pada saat Parade Budaya dilaksanakan. Alasan lain dipindahkan ke Kota Praya agar pengunjungnya yang datang menyaksikann parade budaya ini lebih banyak lagi dari luar Lombok sehingga lebih mendunia gaungnya,” ungkapnya.

Promosi yang dilakukan untuk memberitahukan bahwa pelaksanaan Parade Budaya Festival Pesona Bau Nyale 2017 yang bertema ‘Heritage of Mandalika” ini dilaksanakan di Kota Praya, sambungnya, pihak panitia sebelumnya mengadakan jumpa pers yang diikuti media onlone, cetak dan elktronik. “Begitupun saat pelaksanaan Parade Budaya, kami mengundang sejumlah media, terutama media lokal,” terangnya.

Rute parade budaya pertama kali di Kota Praya ini sepanjang 2 Km dimulai dari Lapangan Bunder Loteng, lalu keluar dari Pintu Timur lapangan terus belok kanan ke Selatan ke lampu Merah, setelah itu ke Barat menuju depan Kantor Bupati Loteng. Di depan kantor Bupati Loteng ada panggung kehormatan yang dihadiri tmu undangan VIP antara lain Natasha Mannuela runner up Miss World 2016, Martha Tilaar, Kadisparbud Loteng H Lalu Putria yang berpakaian adat Sasak, Kadispar NTB, perwakilan ASITA NTB dan ASITA DKI Jakarta, dan lainnya.

Setelah itu peserta parade menuju Pertamina ke Utara lalu finishnya di Masjid Agung. Dimulai pukul 2 siang dan berakhir sampai sore hari, jelang Magribh, terangnya.

Berdasarkan pantauan Travelplus Indonesia, meskipun Parade Budaya bukan acara inti Festival Pesona Bau Nyale, melainkan acara sampingan atau tambahan namun menjadi daya tarik tersendiri bagi festival ini.

Hal itu pun diamini Kamaruddin. Menurutnya parade budaya ini harus selalu ada dalam penyelnggaraan Festival Pesona Bau Nyale. “Kami nanti akan men-evaluasi hasil penyelenggaraan Parade Budaya paretama kali di Kota Praya ini, apa saja dampaknya. Baru nanti kami tentukan apakah tahun depan depan parade budaya ini diadakan di Kota Praya lagi atu dikembalikan ke tempat asal yakni sepanjang Jalan Wisata Kuta Lombok, Mandalika,” akunya.

Sayangnya, perwakilan dari Kementerian Pariwisata (kemenar) dalam hal ini Bidang Promowi Wisata Budaya, Asdep Segmen Pasar Personal, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara yang mendukung Festival Pesona Bau Nyale 2017 tidak hadir menyaksikan Parade Budaya ini.

Menurut salah seorang stafnya, kedatangan rombongan Kemenpar telat, gara-gara pesawatnya delay kemudian harus menjemput kedatang Deputi.

Padahal beberapa media ada yang mencari salah satu dari perwakilan Kemenpar tersebut untuk diwawancarai seputar Parade Budaya Festival Pesona Pesona Bau Nyale yang behasil memukau ratusan pengunjung ini.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, id: @adjitropis)

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP