. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Jumat, 10 Februari 2017

Gagal Move One dari Mantan? Sudah Datang Saja ke Jogja

Sulit melupakan mantan? Sukar melenyapkan masa silam? Tak mampu menutup halaman terakhir diary cerita lalu? Gamovon alias Gagal move on dari sang pujaan? Tak berdaya mengubur luka hati karena di PHP-in, cuma dibuai janji-janji setan? Sudah.., sudah.., sudah.., datanglah ke Jogja, lupakan dia.., dia.., dan dia... Larutlah dalam serangkaian acara bertajuk Festival Melupakan Mantan. Dan.., tersenyumlah.., bahagialah...

Kapan? Sabar.., Festival Melupakan Mantan (FMM) 2017 ini digelar tanggal 11-13 Februari ini.

Datanglah, siapa tahu di festival unik ini, Anda beruntung mendapat kenalan sehingga pas penutupannya 1 hari jelang special moment bagi sejumlah kaula muda, yakni Valentine Day (hari Kasih Sayang), Anda sudah punya teman dekat baru yang juga spesial.

FMM kali ini mengusung tema Kesah (dalam bahasa Jawa berarti pergi, sementara dalam bahasa Indonesia berarti awal (terlahirnya perasaan gelisah). Tema ini dimaksudkan untuk mengangkat dinamika perjalanan cinta anak muda yang penuh kisah, romantika, di dalamnya penuh emosi saat sang kekasih datang dan pergi.

Konsep kepergian ini dimaknai sebagai suatu proses pembelajaran diri bagi siapapun yang pernah gagal agar bisa move on lalu melangkah tegar ke depan dan memulai hidup lebih cerah lagi.

Apa bedanya dengan FMM tahun-tahun sebelumnya? FMM 2017 merupakan festival kali ketiga. Dua festival sebelumnya hanya berlangsung 1 hari, namun karena mendapat respon luarbiasa dari masyarakat Jogja dan wisatawan terutama kaula muda, festival kali ini ditambah durasinya menjadi 3 hari dengan menawarkan sesuatu yang berbeda.

Disebut berbeda, karena dalam FMM kali ini, antara lain pengunjung bisa mencetak dan memajang foto sang mantan namun dalam pose-pose wajar dan foto sang mantan yang ingin dipajang, sudah berusia di atas 18 tahun ke atas.

Menurut penanggung jawab FMM 2017 Seto Prayogi, pihaknya tidak bermaksud untuk menyalahgunakan foto-foto mantan tersebut.

"Foto-foto itu diletakkan di ruang tertutup dan hanya orang yang mau pasang foto yang bisa masuk. Ketika mereka mau masuk, mereka harus berproses dulu dengan berdoa dan mengucap harapan untuk bisa mengikhlaskan, sesuai temanya," jelas Seto sebagaimana dilansir BBC.com Indonesia (7/2).

Lewat festival ini membuktikan sekali lagi bahwa Jogja itu memang kota penuh kenangan, Jogja itu kota berdaya kreatif tinggi hingga kerap menyita perhatian, Jogja itu memang istimewa.., dan akhirnya semua itu bikin Jogja Ngangeni terus.

Nyeleneh
Nah, jika festival di kota/daerah Anda ingin disorot media, menarik minat wisatawan untuk berkunjung, dan ingin dikenang lalu dikangeni, Travelplus Indonesia menyarankan untuk membuat festival/even yang unik atau beda dengan even yang sudah, dan tentunya dikemas semenarik dan atau spektakuler mungkin.

Festival/even tersebut harus punya kekuatan lokal, keunikan/kekhasan, sesuatu yang baru/kekinian, dan merupakan hasil kreativitas/inovasi yang nyeleneh serta berdaya tarik/bernilai jual tinggi.

Jangan sampai membuat/mencontek/menjiplak festival/even yang sama dengan daerah/kota lain. Sebab selain dinilai tidak kreatif/inovatif, pun bakalan membosankan karena nyaris seragam dengan festival/even di daerah/kota lain.

Kalau festival/even di daerah/kota Anda dibuat asal-asalan, apa adanya, dan asal punya even, pasti tak bakal dilirik pengunjung apalagi diminati. Paling cuma dapat komentar tak sedap alias miring dari media massa dan netizen di sejumlah media sosial. hingga akhirnya jadi bumerang.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjiropis)

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP