. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Selasa, 07 Februari 2017

Ambon City of Music Diusulkan Jadi Tourism Branding Kota Ambon, Ini Alasannya

Usai Ambon dicanangkan sebagai Kota Musik Dunia berdasarkan standar Unesco pada 29 Oktober 2016, sejumlah pihak di Ambon makin bersemangat mempersiapkan diri agar Kota Ambon Manise ini berhasil mendapatkan predikat membanggakan itu. Angin usulan agar branding Pariwisata Ambon menggunakan tagline Ambon City of Music, pun berhembus kencang.

Terkait pengusulan Ambon City of Music sebagai tourism branding atau branding pariwisata Kota Ambon Manise itu, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Esthy Reko Astuty melihat hal itu sebagai sesuatu yang wajar-wajar saja mengingat Ambon memang punya potensi itu.

Menurut Esthy lahirnya usulan itu karena terkait pencanangan tersebut. Kenapa sampai ada pencanangan itu? Karena potensi sumber daya manusia di Kota Ambon dan Maluku secara keseluruan memang berbakat dalam bidang musik. Warganya pun dekat dengan musik dalam kehidupan keseharian, ditambah selama ini potensial mencetak para musisi dan penyanyi andal yang berprestasi nasional bahkan internasional.

Kendati begitu Esthy menyarankan agar sebelum tagline itu dipilih dan kemudian ditetapkan sebagai branding parwisata Kota Ambon, harus tetap diteliti, dicermati, dan dibahas lebih jauh.

Secara nama Ambon City of Music memang sudah menarik, mudah diingat dan berkesan mendunia, namun harus tetap disurvei apakah benar-benar iconic dan positioning-nya tinggi,” ujar Esthy usai membuka secara resmi Seminar bertema The Power of Branding: Membranding Maluku” dengan memukul tifa, kemudian tampil memaparkan makalah bertajuk “Strategi dan Kebijakan Pariwisata Kementerian Pariwisata” di Islamic Center, Kota Ambon, Rabu (7/2).

Seminar yang digelar oleh Asisten Deputi Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara (Asdep SP2N) ini merupakan salah satu dari 7 acara dukungan Kemenpar dalam rangka meramaikan dan mensukseskan Hari Pers Nasional (HPN) 2017 di Ambon yang digelar 5-9 Februari.

Menurut Esthy, selain tagline Ambon City of Music, masih ada dua ikonik yang bisa dibicarakan dan diangkat untuk menjadi branding pariwisata Kota Ambon yakni Ambon Kota Perdamaian Dunia dan Ambon Kota Jalur Rempah

“Namun untuk tagline Perdamaian Dunia dan Jalur Rempah seperti lebih cocok ditujukan untuk provinsi bukan Kota Ambon. Jadi Maluku Provinsi Perdamaian Dunia dan Maluku Provinsi Jalur Rempa seperti itu misalnya dengan tagline yang menarik, mudah diingat, dan mendunia bukan bersifat lokalan,” kata Esthy.

Kenapa? Lebih lanjut Esty menjelaskan karena Maluku menjadi salah satu lokasi jalur rempah sebagai penghasil cengkeh, dua lagi yakni Pulau Timor untuk cendana dan Pulau Banda sebagai penghasil pala.

Dukungan usulan tagline Ambon City of Music sebagai branding pariwisata Ambon pun datang dari pakar marketing Hermawan Kartajaya.

“Kalau tagline Ambon itu Kota Musik itu sudah benar. Untuk dijadikan sebagai branding pariwisatanya juga tepat. Tapi untuk branding Maluku harus diramu dulu mana yang pas,” ujar Hermawan setelah selesai menyampaikan materi berjudul “Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara: Pemasaran Wisata Maluku” dalam seminar yang dikuti ratusan peserta dari seluruh perwakilan SKPD di Ambon dan anggota Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Maluku serta sejumlah tamu undangan tersebut.

Sebelumnya, Penjabat Walikota Ambon Frans Johanes Papilaya menyatakan Pemkot Ambon siap menjadikan Ambon menjadi kota musik dunia.

Menurut Frans Pemkot Ambon bersama tim konsultan sudah menyiapkan rencana aksi setelah melalui beberapa tahapan, yakni konsultasi dan diskusi dengan pera pelaku usaha, komunitas musisi, dan seniman di Kota Ambon.

Aksi tersebut terbagi dalam lima pilar, yakni musisi dan komunitas, infrastruktur, proses belajar, pengembangan industri dan nilai sosial budaya.

Berdasarkan hasil diskusi dengan mendengar masukan dari para seniman dan pelaku usaha serta konsultasi dengan Pemkot Ambon, lanjut Frans akan ada 25 rencana aksi Ambon menuju kota musik dunia.

Sebagai informasi tambahan, agar Ambon berhasil ditetapkan sebagai kota musik dunia, harus memenuhi 7 kriteria utama Unesco. Ketujuh kriteria tersebut antara lain tersedia pembangunan infrastruktur penunjang berupa penyiapan SDM, studio rekaman, gedung pertunjukan seni, dan juga sekolah musik.

Menurut Kepala Bidang Promosi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Ambon, Sherly, dari ketujuh kriteria tersebut, Ambon tengah membangun sebuah sekolah musik yang berkualitas untuk generasi muda dari tingkat SD sampai SMA.

Sekolah musik ini nantinya akan memiliki kurikulum pendukung yang jelas dan bagus serta dilengkapi oleh tenaga pengajar yang berkompeten.

Kata Sherly, Unesco memberi batas waktu tiga tahuh kepada kota-kota di dunia yang sudah dicanangkan sebagai kota musik, terasuk kota Ambon untuk mempersiapkan ketujuh kriteria utaman yang sudah ditentukan Unesco.

“Siapa yang siap, kota itulah yang nanti mendapat gelar Kota Musik Dunia. Mudah-mudahan Kota Ambon yang mendapatkannya,” harap Sherly, dan tentunya itu jadi harapan masyarakat Kota Ambon, provinsi Maluku, dan seluruh rakyat Indonesia.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok. Youtube & WAG Tim HPN Kemenpar


0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP