. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Sabtu, 28 Januari 2017

Ini Empat Wejangan Deputi Esthy Buat Kadispar Pertama Kaltara

Ada yang menarik dari kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Branding Pesona Indonesia yang diselenggarakan Asisten Deputi Strategi Pemasaran, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) di Hotel Alila, Jakarta selama 3 hari, 25-27 Januari 2017.

Dari lima Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) yang jadi peserta kegiatan pertama kali itu, dua di antaranya orang baru yakni Kadispar Lampung Budiarto dan Kadispar Kalimantan Utara (Kaltara) Ahmad Hairani. Peserta lainnya lebih banyak diwakili Kepala Bidang (Kabid) dan Kepala Seksi (Kasi) Promosi provinsi masing-masing.

Bahkan Kaltara sejak resmi berpisah dari Kalimantan Timur (Kaltim) pada tahun 2012 menjadi provinsi termuda Indonesia, baru saja memiliki Dinas Pariwisata (Dispar).

Tak heran kalau, Ahmad Hairani selaku Kadispar pertama Kaltara, yang didampingi Kasi Promosinya, Berly terlihat begitu antusias mengikuti kegiatan tersebut.

Rupanya selain ingin mendapatkan informasi dan petunjuk teknis terkait sosialisasi kegiatan Branding Pesona Indonesia yang harus dilakukan semua Dispar seluruh Indonesia, Ahmad Hairani pun memanfaatkan kegiatan itu untuk bertanya langsung kepada Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kemenpar Esthy Reko Astuty tentang bagaimana mengelola Dispar yang dipimpinnya dan mengembangkan pariwisata Kaltara.

Usai membuka resmi kegiatan tersebut, Esthy pun memberikan wejangan spesial buat Ahmad Hairani.

Menurut Esthy, pertama yang harus dilakukan adalah mendata atau menginventarisasi semua objek wisata yang dimiliki Kaltara semua kabupaten dan kotanya, baik itu alam, bahari, budaya, sejarah, religi, buatan, cross border, dan lainnya. “Jadi dipetakan dulu segala potensi wisata yang ada, baru kemudian difokuskan mana yang mau diangkat sehingga menjadi destinasi wisata andalan Kaltara. Jangan semuanya digarap, nanti tidak maksimal hasilnya,” ujar Esthy.

Kedua, dalam mengembangan sektor pariwisata, Kaltara harus bersinergi dengan semua sektor terkait, industri wisata, stake holder, dan lainnya.

“Asal rajin membuat proposal kegiatan lalu ditujukan ke CSR perusahan-perusahaan besar. Kalau untuk peningkatan UKM terutama kerajinan tangan tradisional bisa ke Kementerian Koperasi dan UKM atau pun Kementerian Perindustrian dan Perdagangan. Kalau kuat di kulinernya bisa ditujukan ke Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). Sedangkan untuk pemberdayaan desa bisa ke Kementerian Desa Tertinggal, di sana ada anggaran desa, itu bisa dimanfaatkan. Jadi jangan hanya terpaku dengan Kemenpar karena dananya juga terbatas,” beber Esthy.

Ketiga, mengingat Kaltara juga punya daerah yang berbatasan dengan negara tetangga (cross border), pengembangannya selain bisa ditujukan ke Kemenpar, juga ke instansi-instansi terkait lainnya seperti tersebut di atas. “Jadi Kadispar dan jajarannya yang harus aktif,” tambah Esthy.

Keempat, promosinya harus tepat sasaran terutama menggunakan media digital sebagaimana didengungkan Menteri Arief Yahya, Go Digital, yang jangkauannya lebih luas dan cepat, antara lain dengan melibatkan media online/travel blogger profesional, media sosial, dan lainnya.

Melihat Esthy harus kembali ke kantor malam itu, sementara Ahmad Hairani merasa belum tuntas mendapatkan informasi lebih lanjut, dia pun berinisiatif meminta nomor contact person Esthy. Dan Esthy pun memberikannya.

Potensi Kaltara
Provinsi Kaltara secara resmi terbentuk sejak RUU pembentukan Kaltara disetujui oleh Rapat Paripurna DPR pada 25 Oktober 2012, berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2012. Tanggal tersebut akhirnya menjadi Hari Jadi Kaltara.

Pembentukan Kaltara yang kini menjadi provinsi terbungsu Indonesia diurutan ke-34 sampai saat ini, bertujuan untuk mendorong peningkatan pelayanan dibidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan.

Pada saat dibentuk, wilayah Kaltara terbagi 5 wilayah administrasi yang terdiri atas 1 kota dan 4 kabupaten yakni Kota Tarakan, Kabupaten Bulungan, Malinau, Nunukan, dan Kabupaten Tana Tidung. Seluruh wilayah tersebut sebelumnya merupakan bagian dari wilayah Kaltim. Sesuai bunyi Pasal 7 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2012, Kaltara beribukota Tanjung Selor.

Batas wilayah Kaltara, di Utara berbatasan dengan Negara Bagian Sabah, Malaysia. Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Makasar dan Laut Sulawesi. Di sebelah Barat berbatasan dengan Negara Bagian Serawak, Malaysia. Sedangkan di Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kutai Barat, Kutai Timur, dan Kabupaten Berau yang merupakan wilayah Provinsi Kaltim.

Kaltara kini dipimpin Gubernur Dr. H. Irianto Lambrie sejak 12 Februari 2016, bersama pasangannya Wagub H. Udin Hianggio.

Berbagai sumber, potensi sumber daya alam Kaltara pun melimpah. Salah satunya Taman Nasional Kayan Mentarang yang melintasi wilayah Kabupaten Nunukan dan Malinau dengan luas sekitar 1,35 juta hektar dan terletak di dalam wilayah Kecamatan Kayan Hilir, Pujungan, Krayan, Mentarang, dan Lumbis.

Taman Nasional ini diklaim sebagai kawasan konservasi terbesar di Pulau Kalimantan bahkan termasuk salah satu yang terbesar di wilayah Asia Pasifik.  Bentuk Taman Nasional ini memanjang dan menyempit, dan mengikuti batas internasional dengan Negara bagian Sabah dan Serawak, Malaysia.

Potensi mineral dan energinya yang sudah terdektisi antara lain batu gamping sebanyak 654 ribu ton di Malinau dan 25 ribu ton di Nunukan, sirtu 2,50 juta ton di Nunukan, dan pasir kuarsa sebanyak 1 milyar ton di Nunukan.

Potensi wisatanya juga beragam antara lain wisata alam Pantai Batu Lemampu, Puncak Bukit Batu Sicien, Air Terjun Ruab Sebiling, dan Air Terjun Binusan serta wisata budaya musik dan tari bambu tradisional di Kabupaten Nunukan.

Potensi wisata di Kabupaten Tana Tidung ada Gunung Rian di Desa Safari Rian, Kecamatan Sasayap yang berhutan lindung luas dengan Air Terjun Rian-nya. Lalu Batu Mapan yang dinilai keramat di Km 6 Tidung Pale, sumber air panas di Mantalapan, Air Terjun Bikis, dan menyusuri Sungai Sesayap dengan perahu menikmati hutan lindung di sepanjang Sesayap serta wisata budaya melihat adat istiadat dan kebudayaan Suku Tidung.

Di Kota Tarakan sendiri potensi wisatanya antara lain Pantai Amal di Kampung empat, 11 Km dari pusat kota, Wana Wisata Persemaian di daerah Juata, bunker dan gudang museum peninggalan Belanda, Tugu Australia, Tugu Perabuan di Jalan Markoni, dan Meriam Perang bekas peninggalan Belanda di Jalan Sumatra, depan Wisma Patra.

Di Kabupaten Bulungan, ada potensi arung jeram di Sungai Giram dan Sungai Kayan, Air Terjun Long Pin, Sumber Air Panas Sajau, Gunung Putih, Air Terjun Idaman KM 18, Pulau Burung, Pantai Tanah Kuning, Pantai Nibung, Pantai Nibung yang berpasir putih, dan Pantai Bahari Karang Tigau di Desa Tanah Kuning serta oleh-oleh khas Tidung Pale yaitu madu asli dan udang sungai.

Kalau potensi wisata Kabupaten Malinau antara lain Air Terjun Taras, Air Terjun Marthin Billa, Batu Ujang-ujang, arus liar Sungai Tugu dan Sungai Bahaowulu, air panas Semolon, dan wisata eko di Taman Nasional Kayan Mentarang serta wisata budaya di Desa Long Ampung, Long Nawang, dan Desa Samburudut. Produk UKM-nya antara lain tas rajutan, keripik buah, dan madu asli Malinau.

Mengingat wilayah Kaltara ada yang berbatasan langsung dengan negara tetangga, dipastikan punya peran amat penting dalam menjaring wisman lintas batas ke depannnya.

Jika objek wisata dan daya tarik lain yang ada di daerah perbatasan Kaltara dimaksimalkan, termasuki infrastruktur jalan darat, sarana dan prasana Rumah Sakit, begitupun dengan promosinya, tentunya bisa menjaring wisman tersebut dalam jumlah yang semakin  signifikan. Bukan malah sebaliknya seperti yang terjadi selama ini, warga Kaltara di perbatasan justru lebih banyak yang pergi berobat dan lainnya ke Malaysia.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: adji & dok. borneolastytourism

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP