. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Senin, 16 Januari 2017

Cara Solo Merubah Kutukan Low Menjadi Peak Season

Dulu tiga bulan pertama setiap tahun yakni Januari, Februari, dan Maret dikenal dengan musim paceklik wisatawan, istilahnya low season. Entah kenapa ketiga bukan itu seperti sebuah kutukan yang tidak bisa diubah. Kunjungan wisatawan di ketiga bulan itu biasanya lebih rendah dibanding sembilan bulan lainnya, terlebih Juni, Agustus, dan Desember yang merupakan musim panen wisatawan atau peak season.

Sejumlah pemerintah daerah di Indonesia pun berupaya agar low season bisa berubah menjadi peak season, salah satunya seperti yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo, Jawa Tengah.

Sadar wilayahnya tak memiliki Sumber Daya Alam sebagai daya tarik wisata sebagaimana kota/daerah lain, Pemkotnya berusaha agar tetap menjadi kota tujuan wisata, terutama sebagai kota budaya, kuliner, dan kota meeting, incentive, conference & exhibition (MICE).

Caranya dengan memperbanyak even, baik itu seni budaya, kuliner, belanja, pameran UKM, konser musik, tari, festival, olahraga, dan sebagainya. Kemudian gencar mempromosikannya.

Sadar di kotanya juga dihuni etnis keturunan Tionghoa sejak lama, pemkotnya pun memanfaatkan musim liburan Tahun Baru China atau biasa disebut Imlek setiap tahun dengan beragam even untuk menjaring wisatawan terutama keturunan Tionghoa, baik yang tersebar di sejumlah kota/daerah di Indonesia maupun mancanegara seperti dari Malaysia, Singapura bahkan dari Tiongkok.

Tahun ini, Pemkot Solo menggelar even Solo Imlek Festival atau SIF yang menyajikan Chinese Traditional & Cullinary and Flying Lampion. SIF yang akan dihelat selama7 hari dari 21-27 Januari 2017 berlokasi di Pasar Gede lantai II, di atas pasar buah.

Festival tahunan tersebut akan menyuguhkan aneka kuliner, pemasangan lampion 5.000 lampion dari ujung Gladak hingga simpang empat Warung Pelem atau Optik Melawai di tambah lampion zodiac Tionghoa 12 buah dan 6 lampion ayam sesuai dengan shio tahun ini, yakni ayam api.

Pada malam penutupan SIF 2017, tanggal 27 Januari, wisatawan akan dihibur bermacam seni di panggung seni Pasar Gede sejak sore. Dilanjutkan dengan atraksi lampion terbang dan diakhiri pesta kembang api. Area Pasar Gede akan bebas kendaraan atau car free night (CFN).

Pemkot Solo sudah membidik pasar potensial untuk SIF 2017 adalah Kalimantan, Jakarta, Singapura, dan Malaysia. Panitia mentargetkan minimal ada 1.000 wisatawan yang datang selama acara berlangsung.

Begitupun dengan bulan Februari. Meskipun tidak ada special moment, kecuali hari kasih sayang (valentine day), Pemkot Solo berusaha menjadikan bulan kering wisatawan itu menjadi bulan basah wisatawan.

Caranya dengan menggelar even tahunan Solo Great Sale (SGS). Tahun ini SGS memasuki penyelenggaran ketiga yang akan diintegrasikan dengan berbagai kegiatan lain selama Februari 2017 di Kota Solo.

Kegiatan-kegiatan pendukung tersebut antara lain Java Cultural Wonders Travel Mart pada tanggal 4-7 Februari, Festival Jenang Solo (17-19) Februari, Kirab Hari Jadi Kota Solo ke 273 (18 Februari), Meet & Greet Film The Last Barongsay (20 Februari), UKM Solo Great Sale (8-12 Februari), Batik & Craft Solo (17-26 Februari), Wayang Orang Sriwedari (1-28 Februari), dan Sendratari Ramayana serta Ketoprak Balekambang.

Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo dalam acara jumpa pers launching SGS dan Celender of Event Solo 2017 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kantor Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Jakarta bersama Menpar Arief Yahya pada Senin (16/1) malam menjelaskan, SGS 2017 ini merupakan upaya untuk menggerakan perekomian masyarakat maupun dunia usaha baik produk barang maupun jasa di wilayah Solo Raya.

“Even SGS 2017 ini merupakan komitmen Pemkot Surakarta dan KADIN Kota Surakarta dalam memperkuat branding dan mendorong iklim bisnis dan investasi yang kondusif bagi pelaku usaha di Surakarta. Apalagi bila melihat siklus pergerakan ekonomi dan bisnis yang terjadi di bulan Februari, hampir seluruh sektor usaha mengalami perlambatan (low season) untuk ini diperlukan stimulasi kegiatan promosi efektif yang mampu lebih menggeliatkan ekonomi,” akunya.

Menurut Hadi, penyelenggaraan even SGS dalam dua tahun terakhir menghasilkan kenaikan omzet yang siginifikan. “SGS tahun 2015 yang diikuti 571 tenant menghasilkan omzet Rp 80 miliar, SGS 2016 diikuti 1.206 tenant mengasilkan omzet Rp 161 miliar. Untuk SGS 2017 yang akan diikuti 1.500 tenant ditargetkan akan menghasilkan omzet Rp 200 miliar,” ungkapnya.

Sementara untuk menyiasati low season bulan Maret, sekurangnya ada dua even yang sudah disiapkan Pemkot Solo untuk merubahnya menjadi peak season.

Kedua even tersebut yakni Mangkunegaraan Permorming Art pada tanggal 18- 19 Maret 2017 di Pura Mangkunegaraan. Even tersebut akan menampilkan tari-tarian dan pentas seni karya Pura Mangkunegaraan, baik itu tari tradisional produk Mangkunegaraan maupun pengembangannya.

Selanjutanya even olahraga berskala regional bertajuk Kejuaraan Karate antar Mahasiswa se-Asia Tenggara di GOR Sritex Arena Solo selama 3 hari tanggal 24 sampai 26 Maret 2017. Even ini diselanggarakan dalam rangka Dies Natalis Universitas Sebelas Maret Solo.

Berkat kreatif dan inovatif memanfaatkan momen spesial Imlek bagi keturunan Tionghoa pada Januari, menggelar SGS selama Februari, dan beberapa even di Maret, ditambah gencar mempromosikan calender of events-nya itu jauh-jauh hari dengan melibatkan peran aktif media online/blogger/cetak/elektronik yang tepat, alhasil Solo berhasil merubah kutukan itu. Kunjungan wisatawan ke Solo pada tiga bulan tersebut yang semula kempes akhirnya menjadi bengkak.



Diharapkan even-even di tiga bulan sepi wisatawan tahun 2017 ini pun dapat melonjakkan kunjungan wisatawan ke Solo sebagaimana tahun-tahun sebelumnya.

Nah, bagaimana dengan daerah/kota Anda, mampukah merubah kutukan low season pada Januari, Februari, dan Maret menjadi peak season seperti yang sukses dilakukan Solo?

Kalau ada kemauan, kesungguhan, dan kreativitas serta sinergitas dengan jurnalis/blogger spesialis wisata, Travelplus Indonesia yakin pasti bisa.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: adji & agung-humas kemenpar

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP