. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Senin, 21 November 2016

Pesona Manado Kini Bukan Cuma 4B Tapi Juga 7F

Manado, Ibukouta Sulawesi Utara (Sulut) sejak dulu identik dengan 4B yakni Bunaken, Boulevard, Bubur, dan Bibir. Kini julukan itu sudah bertambah menjadi 7F. Apa pula itu jo?

Julukan baru 7F itu terkait dengan event Manado Fantastic Festival, salah satu dari Calender of Events Kota Manado 2017 yang di-launching di Gedung Sapta Pesona, kantor Kementerian pariwisata (Kemenpar), Jakarta, Senin (21/11) malam.

Event Manado Fantastic Festival itu memuat rangkaian tujuh festival (7F) spektakuler yakni Festival Fish And Coral (Manado Under The Sea Carnival), Festival Fashion Manado (Manado Fashion Week), Festival Food berupa gelar Kuliner Khas Manado, Festival Flying (olahraga dirgantara atau terbang deperti Paragliding, Paramotor dan Parachuting/terjun parasut), Festival Fun Music (Konser Musik Tradisional) berikut Manado Jazz By The Sea, dan Festival Fair (Pameran Manado Fair 2017), serta Festival Faith (Kerohanian) dengan puncak acaranya Thanks Giving Manado.

Manado Fantastic Festival  yang akan berlangsung selama 10 hari, dan beberapa di antara akan memecahkan rekor MURI itu jelas menambah predikat Manado yang semula berlabel 4B menjadi 7F.

Kenapa julukan 4B itu bisa menempel di Manado? B pertama yakni Bunaken, karena Manado memiliki Taman Laut Bunaken di seberang daratan Kota Manado. Taman laut tersebut menjadi daya pikat utama kota ini sejak lama. Kawasan perairan yang pernah menjadi spot diving kelas dunia ini memiliki tebing karang yang menakjubkan dengan keberagaman ikan hias dan terumbu karangnya.

B kedua, Boulevard karena Manado mempunyai kawasan pusat perbelanjaan modern, mall, toko, resto dan café yang berada di sepanjang Jalan Boulevard. Kawasan yang disebut-sebut pusat perbelanjaan terpanjang di Indonesia bahkan Asia Tenggara ini selalu ramai setiap hari terlebih sore dan malam hari. Tak heran lalu-lintasnya kerap macet.

B ketiga: Bubur Manado. Berwisata ke Manado, rasanya kurang lengkap kalau belum mencicipi bubur nasinya yang oleh warga setempat dinamakan Tinutu’an.

Mulai dari hotel berbintang sampai resto di mall dan warung-warung pinggir jalan menyediakan bubur khas satu ini.

Dibilang begitu karena bubur yang menjadi makanan khas Sulut ini berbahan utama beras dicampur dengan aneka umbi dan sayuran antara lain ubi, singkong, kentang, kangkung, bayam, jagung, dan daun kemangi.

Bumbunya bawang putih, garam, penyedap rasa, sedikit gula. Lalu sajiannya ditambah bawang goreng, ikan asin yang diiris kecil-kecil, dan sambal cabe tumis serta kerupuk. Ooh do do eeh, sadap nyo...!

Jika di Manado dan daerah lain di Sulut, bubur ini biasanya dijadikan sebagai menu sarapan, beda halnya di Jakarta, warga ibukota yang menyukainya justru menjadikannya juga sebagai makan siang dan makan malam.

Di Manado, warung yang menyediakan bubur Manado antara lain di Restoran Wakeke Pojok di Jalan Wakeke No.1 dan Warung DeTe No.8. Sementara di Jakarta, antara lain di Warong Tinu’tu’an di Jalan Utama Raya No.1, Perumahan Utama, Pondok Bambu, Jakarta Timur.

Di tempat asalnya, bubur ini bukan cuma ada di Kota Manado, di luar Manado seperti di Tomohon, ini juga tersedia. Salah satunya di Resort Lokon yang berpanorama indah berlatarbelakang kaki Gunung Lokon yang kerap bergejolak.

Setiap sarapan di resort yang rumah-rumahnya dari kayu khas Minahasa ini, menu andalannya jelas saja Bubur Manado. Udara yang dingin di kawasan ini membuat bubur ini terasa begitu nikmat disantap selagi hangat. Apalagi diiringi musik kolintang, hmmm.. nuansanya jadi begitu kental Sulut. 

B terakhir atau keempat, Bibir Manado. Predikat ini merujuk pada perempuan muda Manado berparas cantik, semampai,  dan berkulit putih yang senantiasa murah senyum dan ramah saat menyapa tamu di penginapan, hotel, dan lainnya. Mereka nampak supel alias mudah bergaul.

Bibir Manado disini merupakan keindahan ragawi terutama senyum yang tulus dan tutur kata yang santun. Intinya keramahan perempuan Manado jadi pesona tersediri sebagai daya tarik masyarakat lokal yang kemudian menjadi daya pikat yang disuguhkan dalam industri pariwisata.

Jadi istilah “Bibir” Manado dalam konotasi negatif, buang saja jauh-jauh. Itu cuma ada di otak orang-orang yang pikirannya tidak jauh dari Sekwildasel (sekitar wilayah dada dan selangkangan).

Bibir Manado yang ditujukan kepada perempuan berdarah Manado ini sejak lama banyak yang berprestasi ditingkat nasional dan internasional, di antaranya ada yang menjadi artis, pemain sinetron/film, dan penyanyi tersohor di Ibukota, termasuk Putri Pariwisata Indonesia 2016, Lois Merry Tangel yang berasal dari Manado

Berkat 4B (Bubur, Bunaken, Boulevard, dan Bibir), tak bisa dipungkiri menambah daya pesona Manado sehingga masyarakat dari luar Sulut termasuk mancanegara tertarik untuk datang ke ranah Kanawua ini. Apalagi sekarang ini ditambah dengan predikat F7, makin memesonalah Manado.

Selamat menikmati pesona 4B dan 7F di Manado, tahun datang ya Jo.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
foto: adji & agung-humas kemenpar

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP