. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Selasa, 04 Oktober 2016

Kabar Pilu (lagi) dari Semeru, Pendaki Asal Jakarta Tewas Diduga Sakit

Pendakian Gunung Semeru menelan korban lagi. Kali ini menimpa pendaki asal Jakarta bernama Candra Hasan. Lali-laki berusia 35 tahun itu meninggal dunia saat melintas di jalur Landengan Dowo dari Ranu Pane, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur Senin (3/10/2016) kemarin. Dugaan sementara fisiknya tidak kuat karena sedang sakit.

Jenazah korban kemudian dibawa ke RSUD Dr. Haryoto di Lumajang untuk divisum kemudian dibawa pulang ke rumah duka.

Pendaki asal Jakarta yang beralamat di Kampung Pengarengan RT 004/ RW 012, Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur ini dikabarkan mendaki ke gunung tertinggi di Pulau Jawa itu bersama 3 rekannya dari Ranu Pane.

Ketika bergerak sekitar 50 meter dari Landengan Dowo, korban berhenti. Saat mau duduk, korban tiba-tiba terjatuh lalu pingsan. Rekan-rekannya berusana memberi dan mencari petolongan.

Sewaktu diperiksa jantungnya masih berdetak dan nadinya masih berdenyut. Namun ketika dievakuasi ke Pos Ranu Pane oleh petugas, pendaki itu diketahui sudah tidak bernyawa lagi, lalu segera di dibawa ke RSUD Dr. Haryoto.

Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang, Hendro sebagaimana dikutip Beritajatim mengatakan korban diduga sakit dan tidak kuat saat mendaki Semeru.

Kematian Candra saat mendaki Semeru menambah panjang deret pendaki yang tewas di pendakian gunung berketinggian 3.676 meter dari permukaan laut (Mdpl) ini.

Sebelumnya pendaki pria bernama Zimam Arofik yang beralamat di Jalan WR Supratman 123 RT 005/RW 012 Kelurahan Panjang Wetan, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan, Jawa Tengah juga tewas di pos Kalimati pada Sabtu (10/9/2016). Zimam dikabarkan meninggal karena mendaki dalam kondisi kurang sehat.

Kejadian ini tentu menjadi pelajaran berharga bagi para pegiat alam bebas, utamanya pendaki gunung, bahwa mendaki gunung bukan sekadar siap secara perlengkapan mendaki, termasuk bekal (logistik), melainkan juga siap fisik dan mental. Dalam artian tidak dalam kondisi kurang sehat, apalagi sakit.

Selain dalam kondisi sehat fisik dan mental, disarankan mendaki gunung tidak sendirian. Minimal berdua atau dalam kelompok kecil (small group), terlebih bagi pemula.

Jika berniat mendaki sendiri, apalagi tidak tahu jalur pendakiannya, sebaiknya ditemani pemandu lokal. Dan kalau tidak kuat membawa perlengkapan, usah sungkan menggunakan tenaga angkut atau porter.

Sebelumnya pendaki gunung asal Swiss, Lionel Du Creaux, 26 tahun, juga dinyatakan hilang di gunung berpuncak Mahameru ini sejak awal Juni lalu. Operasi pencarian Lionel dimulai sejak Kamis, 9 Juni 2016.

Lionel mendaki Semeru bersama temannya, Alice Guignard, melalui Malang sejak sepekan sebelumnya. Alice juga sempat tersesat, tapi berhasil ditemukan petugas.

Seperti diketahui, Gunung Semeru termasuk salah satu gunung api terpopuler di Indonesia atau dengan kata lain salah satu gunung dambaan para pendaki Indonesia bahkan mancanegara. Pendakinya tak pernah sepi, dari dalam dan luar negeri, kecuali saat pendakian ditutup karena faktor cuaca dan lainnya.

Meski jalur pendakiannya tidak sepanjang Pegunungan Jaya Wijaya di Papua dan Gunung Leuser di Aceh, dan medan pendakiannya tidak seekstrim Gunung Raung di Jawa Timur, namun jalur pendakian gunung berpanorama cantik dengan dua ranu (danau)-nya yakni Ranu Pane dan Ranu Kumbolo ini tidak bisa dianggap enteng.

Memang sepatutnya jangan pernah meremehkan/mengecilkan pendakian gunung, apapun tipe, karakter, dan kondisi jalur gunung tersebut. Sebaiknya kenali kemampuan diri, kondisi badan apakah sedang fit atau tidak, dan juga perbekalan (logistik) serta perlengkapan pendakian.

Satu lagi belajarlah dari pengalaman orang yang sudah pernah sukses mendakinya, atau juga dengan pendaki yang gagal, termasuk dari kejadian kematian Zimam asal Pekalongan dan Candra dari Jakarta di Semeru baru-baru ini.

Secara administratif, Gunung Semeru berada di wilayah dua kabupaten, yaitu Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang. Gunung beratap botak ini termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang juga ditetapkan sebagai destinasi prioritas atau Bali Baru oleh Pemerintah Pusat.

Trek Terberat
Ada dua rute utama untuk mencapai Ranu Pane, desa terakhir sebelum mencapai puncak Gunung Semeru, yaitu dari Kota Malang dan dari Kota Lumajang.

Rute dari Malang paling sering diminati para pendaki Gunung Semeru. Rutenya dari Kota Malang, Tumpang, Poncokusumo, Gubuk Klakah, Ngadas, dan Ranu Pane dengan waktu tempuh sekitar tiga hingga empat jam.

Sepanjang perjalanan, pendaki akan disuguhi pemandangan pegunungan yang berhawa sejuk dan kondisi jalan berliku serta jurang curam yang menganga di kiri-kanan jalan.
Satu lagi dari Lumajang. Kendati waktu tempuhnya lebih singkat namun kurang begitu populer di kalangan pendaki. Dengan jarak tempuh hanya satu hingga dua jam saja, jalur ini bisa dimulai dari Lumajang, Senduro, dan Ranu Pane.

Dari Ranu Pane, ada beberapa tahapan rute pendakian untuk menuju Puncak Semeru. Dari sekian tahapan, trek jalur pendakian dari Arcopodo menuju Puncak Mahameru-lah yang terberat.

Trek jalur ini berupa gundukan pasir yang menanjak dan labil. Pendaki sangat disarankan menggunakan gaiter untuk melindungi sepatu agar tidak kemasukan pasir. Waktu tempuh dari Arcopodo ke Cemoro Tunggal hingga Atap Jawa ini berkisar tiga sampai empat jam, tergantung kekuatan fisik masing-masing pendaki.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig:@adjitropis)
Foto: dok. gunungindonesia & iwoel kembaratropis

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP