. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Kamis, 06 Oktober 2016

Inilah Pesona Muharram dalam Kemasan 6 Festival, Unik dan Menarik

Muharram, salah satu bulan spesial selain Ramadhan dalam tahun hijriah atau kalender Islam. Tak heran banyak kegiatan, tradisi, dan kebiasan yang dilakukan masyarakat untuk menyambut dan merayakannya. Tahun ini sekurangnya ada lima festival  yang digelar di Tanah Air terkait dengan Muharram.

Kita mulai dari Jakarta. Di ibukota tercinta ini ada dua Festival yang bakal digelar terkait bulan Muharram yakni Festival Islami: Fun & Modern yang akan berpusat di Masjid Istiqlal pada Sabtu (9/10).

Festival yang bertema: “Mencerdaskan Umat, Memakmurkan Masjid” ini diselengarakan Dewan Masjid Indonesia (DMI). Isi rangkaian acara festival kali ini ada gerak jalan sehat dengan target 10 ribu peserta dengan start dan finish di Masjid Istiqlal.

Selain itu ada donor darah bersama PMI, lomba fotografi masjid berbasis digital, lomba dakwah dan syiar Islam berbasis digital, serta bazaar aneka produk.

Kegiatan lainnya Munajat Sejuta Santri yang bertempat di ruangan utama Masjid Istiqlal.

Festival ini terselenggara berkat kerjasama DMI dengan Palang Merah Indonesia (PMI), Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal (BPPMI), PT. Telkom Indonesia, Tbk, dan Indonesian Syiar Network (ISN) serta Polri.

Festival yang bertujuan untuk memperingati dan memeriahkan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1438 Hijriah ini terbuka bagi seluruh pengurus DMI dan masyarakat umum.

Masih di Jakarta, ada Festival Muharram 2016 yang akan berlangsung 2 hari tanggal 15 dan 16 Oktober 2016 di Taman Menteng, Jalan HOS. Cokroaminoto, Menteng, Jakarta Pusat.

Festival bertema “Lestari Alam, Ceria Budaya Antar Bangsa Nan Sejahtera” ini akan diikuti anak yatim piatu, anak-anak jalanan, anak difabel, dan anak-anak penderita atresia bilier.

Festival ini akan dimeriahkan dengan beragam acara seperti bazaar, donor darah, sunat massal, fun run, lomba seni dan fotografi untuk umum, pagelaran seni dan budaya antar bangsa, dimulai pada pukul 10.00 - 16.00 WIB.

Tak jauh dari Jakarta, ada even bertajuk Ibnu Hajar Muharram Festival (IMF) yang berlangsung lima hari sejak tanggal 3 sampai 7 Oktober 2016 di SMA Ibnu Hajar Cimangis, Depok.

Festival yang diselenggarakan Ibnu Hajar Boarding School (IHBS) ini diisi dengan 6 lomba di antaranya Futsal, MHQ, 3D Wall Magazine, Kaligrafi, Speech Contest, dan Story Telling yang diikuti sejumlah SMA se-Jabodetabek.

Even perdana IMF 2016 ini menargetkan sasaran sekitar 400 peserta dari SMA se-Jabodetabek dengan tujuan mengingatkan kaum muslimin akan tahun hijriah.

Meloncat ke ujung Timur Jawa, tepatnya di Bondowoso juga ada Festival Muharram Tematik 2016 yang digelar pemda setempat mulai 1 Oktober.

Festival yang akan dilaksanakan selama dua minggu ini diisi dengan gelaran pameran tematik tentang Bondowoso, antara lain tema batik Bondowoso yang terkenal dengan motif singkong, daun singkong, dan motif kopi.

Selain itu ada tema highland paradise, wisata budaya, kuliner, dan UMKM. Tak ketinggalan acara tasyakuran, seremonial, dan bermacam lomba.

Selanjutnya kita menyeberang ke Pulau Sumatera. Ada dua festival terkait Muharram yakni Festival Tabot di Bengkulu dan Festival Tabuik di Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar).

Festival Tabot Bengkulu sudah berlangsung pada 1 sampai 10 Muharam dalam kalender Islam atau sejak tanggal 2 sampai 10 Oktober 2016 dalam kalender masehi.

Pembukaan festival ini berlangsung di Lapangan Merdeka, Kota Bengkulu, sekaligus diramaikan dengan bazaar rakyat.

Pemkot Bengkulu mengalokasikan dana Rp 360 juta untuk menggelar Festival Tabot tahun ini. Anggaran tersebut akan dimanfaatkan untuk pembuatan 33 tabot atau tabut.

Maklum setiap satu tabot menghabiskan anggaran sekitar Rp 10 juta. Jumlah keseluruhannya Rp 330 juta sementara Rp 30 juta sisanya untuk biaya pembuatan telong-telong atau lampion besar dengan berbagai bentuk.

Tabot merupakan upacara tradisional warga Bengkulu untuk mengenang kisah kepahlawanan dan kematian cucu Nabi Muhammad SAW bernama Husein bin Ali bin Abi Thalib dalam peperangan di Padang Karbala, Irak pada 10 Muharam 61 Hijriah atau 681 Masehi.

Perayaan Tabot di Bengkulu pertama kali dilaksanakan Syech Burhanuddin yang namanya tlebih tersohor sebagai Imam Senggolo pada 1685. Imam Senggolo kemudian menikahi perempuan Bengkulu sampai memiliki keturunan. Cucu dan keturunannya melanjutkan taradisi upacara Tabot hingga akhirnya mereka dikenal sebagai keluarga Tabot.

Awalnya, inti dari upacara Tabot untuk mengenang upaya pemimpin Syiah dan kaumnya mengumpulkan potongan tubuh Husein, mengarak, dan memakamkannya di Padang Karbala. Istilah Tabot sendiri berasal dari kata Arab, Tabut yang secara harfiah berarti kotak kayu atau peti.

Belakangan ini, Festival Tabot berisikan banyak kegiatan seni dan budaya seperti tari kreasi baru, arak sorban, lomba telong-telong, lomba rebana, pemilihan Putri Hijab, dan diakhiri dengan Tabot Tebuang.

Sementara di Sumbar, acara serupa bernama Tabuik. Tradisi budaya yang dilakukan oleh masyarakat Pariaman ini untuk memperingati meninggalnya cucu Nabi Muhammad SAW yaitu Hasan dan Husein di Padang Karbala.

Festival Tabuik di Pariaman dilakukan setiap tahun mengikuti kalender Hijriah setiap bulan Muharram mulai tanggal 1 sampai puncaknya pada tanggal 10.

Prosesinya diawali dengan maambiak Tanah. Lama pembuatan Tabuik hampir hingga 2 pekan, dengan puncak perayaan biasanya ditetapkan hari minggu setelah 10 muharram.

Pembuatan Tabuik dilakukan di Rumah Tabuik. Ada 2 jenis Tabuik yang dibuat, pertama Tabuik yang dibuat di Rumah Tabuik Pasa disebut Tabuik Pasa dan satu lagi di Rumah Tabuik Subarang atau dinamakan Tabuik Subarang.

Setiap Tabuik memiliki ukuran setinggi 12 meter. Saat pembuatannya dibuat dalam dua bagian. Bagian atas menyimbolkan beranda berbentuk menara yang dihias sedemikian rupa, sedangkan bagian bawah berbentuk Buraq.

Dulunya Tabuik merupakan acara rakyat masyarakat Pariaman. Baru kemudian pada tahun 1970-an, Tabuik diangkat menjadi Festival Budaya oleh Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman saat itu agar bisa mendatangkan wisatawan ke Pariaman.

Tahun ini, festival ini mendapat dukungan dari Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dengan berganti nama menjadi Pesona Hoyak Tabuik Piaman 2016 yang sudah berlangsung sejak tanggal 2 sampai 16 Oktober.

Ada serangkaian acara dalam Festival Tabuik tahun ini antara lain mulai dari Tabligh Akbar (1/10), Ritual Maambiak Tanah (2/10), Manabang Batang Pisang (6/10), Ritual Maatam dan Maarak Jari-jari atau Maradai (8/10), dan Maarak Saroban (9/10).

Tak ketingalan seminar yang kali ini mengambil tema “Tabuik dalam Perspektif Budaya” di Aula Balaikota Pariaman, Sabtu (15/10) dengan pembicara Dosen ISI Padang Panjang Asril Muktar, Dosen Ilmu Budaya Unand Hasanuddin, dan Wakil Walikota Pariaman Genius Umar. Seminar ini terbuka untuk umum dengan maksimal peserta 200 orang.

Puncak acaranya Minggu (16/10) dimulai dari acara Tabuik Naiak Pangkek pukul 5 pagi hingga pukul 9 pagi di Pasa dan Subarang. Dilanjutkan dengan hiburan seni tradisional Talempong Goyang dan Ulu Ambek di Lapangan Merdeka mulai pukul 9 pagi sampai pukul 2 siang.

Selanjutnya di Pantai Gondoriah dengan acara Parade Hoyak Tabuik Pasa dan Subarang, diteruskan puncak seremonial Pesona Hoyak Tabuik Piaman 2016, dan ditutup dengan pembuangan Tabuik ke laut hingga jelang malam.

Baik Festival Tabuik di Pariaman maupun Festival Tabot di Bengkulu, lambat laut berhasil menjaring bukan hanya wisnus tapi juga wisman. Bahkan tradisi budaya yang berkembang di masyarakat itu, akhirnya kemudian menjadi ikon pariwisata bagi kedua kota tersebut.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo, ig:@adjitropis)
Foto: adji, dok.blog.hulaa, bengkuluheritage, wisatanagari & jefreki

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP