Pesona-Pesona Inilah Bikin Wayang Ajen Ditonton Ribuan Orang Saat Semarakkan HUT Kuningan ke-518

Wayang Ajen sukses menyedot ribuan orang saat tampil di Lapangan Sepak Bola Kecamatan Darma, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Sabtu Malam (3/9/2016). Sekurangnya ada tiga (3) pesona yang membuat kelompok wayang golek Sunda yang dinahkodai Wawan S. Gunawan alias Ki Dalang Wawan Ajen ini berhasil membuat HUT Kuningan ke-518 jadi lebih semarak dan beda.

Sesuai dengan nama pagelaran berlabel “Pesona Indonesia Pertunjukkan Wayang Ajen”, kelompok wayang inovatif dan kekinian ini memang menghadirkan pesona berbeda dibanding pertunjukan wayang-wayang sejenisnya.

Sebelum mentas misalnya Wayang Ajen sengaja menggelar Workshop Pengenalan Wayang Golek Sunda mulai dari nama bermacam tokoh pewayangan, cara memegang wayang, bahkan sampai belajar singkat menjadi dalang.

Workshop sosialisasi wayang goleh khas Wayang Ajen itu berdurasi sekitar 3 jam dari siang hingga jelang sore.

Pesertanya tentu saja para pelajar Sekolah Dasar (SD) setempat. Pesertanya kali ini yang beruntung siswa-siswi SD Cipasung, Kecamatan Darma.

“Jumlahnya 69 pelajar, semuanya kelas 6 didampingi tiga orang guru. Kami kesini naik satu bis,” ujar Dede Yulati, salah satu guru SD tersebut.

Biasanya Ki Dalang Wawan Ajen yang turun langsung menjadi narasumber workshop. Tapi ini dia menugaskan Bayu salah satu anak buahnya untuk memberikan pencerahan.

Workshop dimulai dengan menyaksikan deretan karakter tokoh pewayangan yang dipajang di depan panggung. Para pelajar begitu antusias melihat-lihat, memegang bahkan mengabadikan wayang-wayang tersebut.

Selanjutnya memperkenalkan para pelajar dengan seperangkat alat musik gamelan yang mengiringi dalang saat beraksi mendalang.

Bukan sekadar melihat, siswa-siswi SD tersebut pun diperbolehkan mencoba memainkan beberapa alat musik gamelan tersebut seperti gendang, gong, saron, demung, jenglung, dan lainnya.

Kemudian para pelajar diarahkan ke tengah panggung, duduk lesehan untuk mendengarkan pencerahan seputar nama-nama karater wayang golek Sunda dari dalang muda Bayu.

“Adek-adek, setiap pementasan wayang itu ada dalangnya, nayaga atau para pemain musik, sinden, dan bermacam karakter wayangnya,” jelas Bayu membuka sesi pencerahan dibantu dua kru Wayang Ajen lainnya yakni Hadi dan seorang lagi sebagai pembawa acara.

Siswa bernama Gian mengaku senang ikut workshop ini.

“Saya jadi tahu nama-nama wayang dan cara memainkannya Om,” aku pelajar yang terlihat senang memotret bermacam karakter wayang yang ditampilkan.

Hal senada juga diutarakan seorang siswi bernama Nica. Menurutnya dengan workshop ini dia jadi tahu alat-alat musik pengiring dalang dalam pewayangan.

“Soalnya di sekolah tidak ada alat-alat musik dan wayang, jadi baru tahu dan mencobanya di sini Om,” akunya dengan wajah senang.

Selain workshop yang membuat para siswa jadi melek apa itu wayang dan bagaimana memainkannya, masih ada pesona lain yang membuat pertunjukan Wayang Ajen senantiasa memikat banyak orang.

Adalah penampilan gadis mungil bernama Antika Wandandini yang biasa dipanggil neng Antiq. Putri bungsu Ki Dalang Wawan Ajen ini sukses menarik perhatian pengunjung dengan membawakan tiga lagu berjudul Bunda, Pesona Indonesia, dan Karedok Luenca.

Lagu “Pesona Indonesia” yang merupakan theme song pariwisata Nasional yang aslinya dibawakan oleh diva pop Rossa, berhasil dibawakan Neng Antiq dengan penghayatan layaknya penyanyi orang dewasa.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dan Bupati Kuningan Acep Purnama sampai senyum tersipu-sipu melihat penampilan bocah perempuan yang masih duduk di TK-B ini.

Apalagi saat Neng Antiq menyanyikan lagu andalannya “Karedok Leunca”. Dengan penuh PeDe (percaya diri), dia membawakan lagu pop Sunda itu sambil berjoget, meliuk-liukkan badannya dengan lincah mengikuti irama pop dangdut.

Kepala Biro Hukum dan Komunikasi Publik (BHKP) Kemenpar Iqbal Alamsjah sampai ikut berjoget menyaksikan penampilan Neng Atiq yang centil itu. Ki Dalang Wawan Ajen yang duduk bersebelahan dengan Iqbal, sampai tertawa geli melihat Iqbal turut bergoyang, kegemesan melihat putrinya beraksi.

Tak bisa dipungkiri kehadiran Neng Antiq justru menambah pesona baru bagi pertunjukkan Wayang Ajen.

Pesona berikutnya tentu saja lakon cerita yang dibawakan Ki Dalang Wawan Ajen yang berjudul “Satria Darma Sakti”.

Lakon yang namanya serupa dengan nama Kecamatan Darma tempat dimana Wayang Ajen tampil ini menceritakan tentang sosok seseorang yang selama hidupnya dicurahkan untuk mengabdi dengan tulus demi agama, negara, dan bangsanya.

“Intinya sosok kesatria pembela kebenaran, penerus generasi kreatif yang cinta damai, dan kesatria yang senantiasa melakukan kebajikan,” terang Wawan.

Darma Sakti itu sambung Wawan artinya kekuatan seorang insan manusia yang berkarakter baik dan selalu mengabdikan darmanya tanpa pamrih untuk keagungan agama, kejayaan negara, dan keutamaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) serta untuk menuju pradaban dunia.

Dalam menyampaikan lakon ini, Wawan menyajikannya dengan teknik dan pola pertunjukan gaya baru, yakni menitikberatkan pada paduan yang harmoni antara nilai tontonan dan nilai-nilai tuntunan moral.

Buktinya sebelum pementasan dimulai, ada pembacaan doa oleh tokoh agama setempat, dan juga lantunan Ayat-Ayat Suci Alquran yang dibawakan Bayu.

Dengan kata lain dalam pementasan kali ini, Wawan pun memasukan unsur religi Islami sebagai ciri khasnya selain mengemas isu-isu terkini dengan balutan humor serta disisipi hiburan berupa nyanyian dan tarian.

Alhasil kemasan inovatif dan kekinian yang disuguhkan Wayang Ajen itu, menjadi pesona tersendiri hingga membuat ribuan orang dari berbagai tempat di Kuningan dan sekitarnya, betah menyaksikannya sampai hampir pukul 3 dini hari, kendati sempat diguyur hujan sore dan malam hari.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig:@adjitropis)

Foto: adji, farhan & faisal-humas kemenpar