. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Minggu, 18 September 2016

Promosikan Potensi Wisata, Disbudparekraf Kota Bogor Gelar Travel Dialogue di Solo

Dalam rangka memperkenalkan potensi wisata baik itu objek dan industri wisata yang ada di Kota Bogor, Dinas Kebudayaan, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif (Disbudparekraf) Kota Bogor menggelar Travel Dialogue di Kota Solo, Jawa Tengah (Jateng). Travel dialogue diikuti sejumlah pihak terkait termasuk industri wisata dari kedua kota pusaka ini.

Kepala Disbudparekraf Kota Bogor H. Shahlan Rasyidi, SE, MM menjelaskan selain mempromosikan objek dan industri wisata di Kota Bogor, kegiatan Travel Dialogue ini juga bertujuan untuk bertukar informasi terkait bidang kepariwisataan dengan Kota Solo.

“Dari kami menginformasikan semua objek wisata dan beberapa hotel yang ada di Kota Bogor. Tak ketinggalan calender of event yang akan berlangsung di Bogor hingga akhir tahun ini. Begitupun dengan pihak Disbudpar Kota Solo,” terang Shahlan di Akasia Room Meeting, Hotel Sala View, Jalan Slamet Riyadi, Solo, Jateng yang menjadi venue even, pada Kamis (15/9/2016).

Dalam kegiatan ini, lanjut Syahlan pihaknya juga ingin mempelajari bagaimana Kota Solo mengembangkan sektor pariwisatanya hingga seperti sekarang ini.

“Kami memilih Solo, karena kota ini sudah cukup berkembang sektor pariwisatanya. Buktinya pada tahun 2008 di kota ini terbentuk Jaringan Kota Pusaka Indoesia (JKPI) atas prakarsa Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat beliau menjabat sebagai Walikota Solo ketika itu. Kebetulan Kota Bogor menjadi salah satu dari pendiri JKPI. Ketika itu anggotanya ada 9 kota dan kini sudah mencapai 54 kota pusaka,” terang Shahlan.

Shahlan juga memaparkann sejumlah paket wisata di Kota Bogor yang selama ini diminati wisatawan, baik wisatawan nusantara (wisnus) maupun mancanegara (wisman) yakni paket wisata belanja termasuk kuliner di dalamnya, paket wisata alam, rekreasi termasuk hiburan, paket wisata pendidikan/penelitian termasuk sejarah, dan paket wisata golf.

Menurutnya kalau lokasi paket wisata belanja antara lain ke sentra tas di Terminal Tas, SKI Tajur, dan sejumlah mall seperti Botani Square, Bogor Trade Mall, dan Pusat Grosir Bogor.

Kemudian dilanjutkan berwisata kuliner di sentra-sentra kuliner yang tersebar di berbagai kawasan seperti di Jalan Surya Kencana, Jalan Roda Raya, kawasan Jalan Jendral A. Yani atau kawasan Air Mancur, Jalan Pajajaran Raya atau kawasan Villa Duta dan Bina Marga, dan Jalan Veteran atau kawasan Jembatan Merah.

Sejumah kuliner Kota Bogor dapat ditemui di lima kawasan sentra kuliner tersebut antara lain Toge Goreng, Laksa, dan Soto Kuning. Sedangkan panganannya antara lain Asinan, Roti Unyil, dan Lapis Talas di Jalan KH Sholeh Iskandar dan Jalan Raya Pajajaran.

Kerajinan Kota Bogor yang sering dicari wisatawan sebagai oleh-oleh di antaranya Batik Bogor. Lokasinya ada di Batik Bogor Tradisiku di Jalan Jalak-Tanah Sereal dan Batik Bogor Pancawati di Jalan Neglasari-Bogor Utara. “Wisatawan banyak yang mencari motif khas Kota Hujan seperti motif Hujan Gerimis, Bunga Bangkai, Kijang, Keris Kujang, dan lainnya,” terang Shahlan.

Kalau paket wisata rekreasinya antara lain ke Istana Bogor dan beberapa water park seperti The Jungle dan Marcopolo Water Adventure Park.

Sementara lokasi wisata hiburannya antara lain sejumlah bioskop dan karaoke keluarga, serta playground seperti The Juangle Fest dan Taman Ade Irma Nasution.

Wisata alam yang menjadi andalan Kota Bogor tentu saja Kebun Raya Bogor, dan satu lagi Situ Gede seluas 6 hektar yang sedang dikembangkan.

“Situ Gede dibawah pengelolaan KSDA Provisi Jawa Barat belum banyak dikenal orang. Kita akan berkerja sama dengan pihak pengelola dalam penataan dan akses menuju ke setu tersebut termasuk fasilitas dan sarana pendukungnya,” terang Shahlan.

Di samping itu ada Hutan CIFOR atau hutan kota seluas 60 hektar yang kerap menjadi tempat penelitian para mahasiswa dan peneliti dari Perancis, Jerman, Belanda, dan Australia.

Wisata pendidikannya selain kunjungan ke Institut Pertanian Bogor (IPB), ke beberapa museum seperti Museum Balai Kirti atau Museum Kepresidenan, Museum Perjuangan, Museum PETA, Museum Etnobotani, Museum Tanah, Museum Zoologi, dan Situs Prasasti Batu Tulis.

Pilihan lain penelitian ke Kebun Raya Bogor dan ke sejumlah balai penelitian yang jumlah ada 15 di Kota Bogor dan 15 lagi di Kabupaten Bogor. “Jenis balai penelitiannya ada yang tentang pertanian, perikanan, karet, air tawar, dan lainnya,” papar Shahlan.

Selepas city tour (belanja, kuliner, alam, rekreasi, hiburan, dan pendidikan/penelitian), lanjut Shahlan biasanya paket wisata Kota Bogor dikombinasikan dengan kunjungan ke objek wisata yang ada di Kabupaten Bogor.

Objek yang dituju utamanya kawasan Puncak Bogor untuk melihat panorama perkebunan teh, Curug Cilember, dan Taman Safari Indonesia.

Alternatif lainnya ke wilayah Jasinga yang dikenal dengan Kawasan Salak Endah di kaki Gunung Salak yang memiliki beberapa objek alam seperti curug (air terjun) dan pemandian air panas dan penginapan vila atau resort. " Bisa juga ke kawasan Gunung Pancar dimana ada pemandian air panas," tambah Shahlan.

Paket wisata golf-nya, bermain golf di lapangan golf yang ada di Kota Bogor seperti di Rancamaya Golf di Jalan Rancamaya Utama, Ciawi dan Bogor Golf Club di Jalan Dr. Semeru.

Shahlan menambahkan Calender of Events di Kota Bogor terkait wisata dan budaya, berlangsung dari Januari sampai dengan Desember atau setahun. Jumlahnya ada puluhan even.

Pada bulan Oktober misalnya ada Parade Teater Pelajar dan Malam Anugerah Bagi Seniman dan Budayawan pada 28 Oktober di Kemuning Gading. Bulan berikutnya pada tanggal 26 November ada Festival Kemasan Seni Pertunjukan di Kemuning Gading, juga ada Festival Drama Juang dan Festival Buah dan Bunga.

“Sementara di bulan Desember pada tanggal 25 Desember ada pameran lukisan, tanggal 27 Desember ada Lomba Rampak Sekar, dan tanggal 29 Desember ada Tari Kaulinan Barudak Urang, serta malam prgantian tahun baru 2017 di Kemuning Gading,” terang Shahlan.

Kata Shahlan, Bogor menjadi kota tujuan wisata kedua di Jawa Barat setelah Bandung. “Wisnus utamanya dari Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan sejumlah kota lain di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan lainnya,” ungkapnya.

Wisman utamanya, sambungnya paling banyak dari Korea terutama untuk wisata golf. “Di samping itu ada dari Singapura, Malaysia, Thailand, Jepang, Vietnam, dan sejumlah negara Eropa terutama Inggris dan juga dari Australia,” pungkasnya.

Dalam Travel Dialogue plus Studi Banding yang baru kali pertama digelar di Solo ini, rombongan dari Kota Bogor dipimpin langsung oleh Shahlan. Dia membawa serta Kepala Bidang Pariwisata (Kabidpar) R. Susilowati, Kepala Bidang Kebudayaan (Kabidbud) Apip Supriadi, dan Kepala Seksi Ekonomi Kreatif (Kasiekraf) Berbasis Seni dan Budaya Hetty Heryati.

Tak ketinggalan Kepala Seksi (Kasi)  Jasa dan Sarana Pariwisata Nana Supriatna, Kepala Sub Bagian (Kasubag) Perencanaan dan Pelaporan Bambang Triwahjudi serta sejumlah staff.

Tim Kota Hujan ini juga menbawa pengurus PHRI dari Hotel Mirah, Fave, dan Hotel Royal serta media terutama jurnalis/blogger khusus kebudayaan dan pariwisata.

Travel agent Srikandi Travel turut membantu mengemas kegiatan ini ditambah dengan Studi Banding ke beberapa objek wisata yang ada di Joglosemar (Jogja-Solo-Semarang) secara overland dengan bis wisata Panorama selama 4 hari dari tanggal 14-17 September.

Nana Supriatna berharap Travel Dialogue ini dapat menarik minat para pelaku usaha wisata khususnya travel agent di Kota Solo untuk membuat paket-paket wisata ke Kota Bogor sesuai informasi yang didapat dari kegiatan ini.

“Dan buat kami pun bisa mengambil ilmu dan pengalaman bagaimana Solo mengembangkan pariwisatanya, terutama dalam membuat Calender of Events-nya yang sudah siap setahun sebelumnya dengan kemasan yang baik,” ujar Nana.

Pihak Solo sendiri dalam acara ini diwakili Kabid Pelestarian, Promosi, dan Kerjasama, Disbudpar Surakarta Budy Sartono didampingi Kasi Kerjasama Gembong Hadi Wibowo, Kasi Promosi Nita, dan beberapa staf.

Ketua ASITA Solo Daryono dan sejumlah perwakilan travel agent serta PHRI yang ada di kota budaya ini pun ikut hadir.

Sama seperti tim Bogor, pihak Solo dalam hal ini Budy Sartono juga menyampaikan objek-objek wisata yang ada di Solo serta Calender of Events 2016-nya yang sudah disebarluaskan ke khalayak sejak tahun lalu lewat berbagai media promosi termasuk media digital dan sosial.

Menurut Budy, Solo sudah dinobatkan sebagai kota dengan Calender of Events tersiap se-Indonesia.

“Kota Bogor juga bisa seperti Solo asal mau melakukannya dengan sungguh-sungguh dan jangan ditunda-tunda lagi. Perlu diingat waktu dan tempat pelaksanaan setiap event-nya harus tetap, jangan berubah atau berpindah-pindah agar tidak mengecewakan wisatawan,” imbau Budy.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP