. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Rabu, 07 September 2016

Festival Panas Pela Amahai-Ihamahu di Maluku Tengah, Bidik Rekor Dunia

Ada yang beda dengan penyelenggaraan Festival Panas Pela Amahai-Ihamahu tahun ini di Maluku Tengah. Festival yang menonjolkan persaudaraan ini akan membentangkan Kain Gadong sepanjang 2.000 meter antara Pulau Seram dan Pulau Saparua.

"Nanti di antara antara Pulau Seram dan Pulau Saparua akan bentangkan Kain Gandong atau kain putih sebagai lambang persaudaraan yang panjangnya 2.000 meter dan akan menjadi rekor dunia," terang Ketua Panitia PANAH (Peduli Anak Negeri Amahai) Edison Huwae saat jumpa pers terkait pelaksanaan Festival Panas Pela Amahai-Ihamahu 2016 di Jakarta, Rabu (7/9/).

Menurut Edison peserta Panas Pela tahun ini juga akan diikuti berbagai suku di Indonesia. "Suku Ambon sendiri yang ikutserta hanya 30 persen, sedangkan sisanya dari berbagai suku yang ada di Maluku, seperti susku bugis, makasar, jawa, dan sunda," ungkapnya.

Festival Panas Pela Amahai-Ihamahu akan berlangsung pada 29 September 2016 di Amahai. Pasawari (pesta atau perayaan) Panas Pela Amahai-Ihamahu merupakan festival rutin dilakukan tiap 9 tahun secara bergantian antara Amahai yang terletak di Pulau Seram dan Ihamahu yang berada di Pulau Saparua, Maluku Tengah.

Sebagai tuan rumah berbagai persiapan sudah dilakukan di Amahai. Tiap rumah warga terbuka untuk menyambut tamu yang datang. Dapur umum juga sudah disediakan di sejumlah lokasi untuk para tamu dengan beraneka hidangan khas.

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menyambut baik diadakannya festivai ini dalam rangka mendukung peningkatan jumlah wisatawan ke Provinsi Maluku Tengah.

Diperkirakan ribuan wisatawan ditargetkan akan menghadiri festival ini.Untuk mencapai target itu panitia pelaksana yang merupakan gabungan dari komunitas PANAH, Kalesang Negeri Seribu Pulau, dan Koperasi Pekerja Budaya/Cakra Daya ini, telah melakukan serangkaian kegiatan sejak Mei lalu.

Selain konferensi pers, berbagai kegiatan lain dilaksanakan seperti sosialisasi kepada pihak-pihak terkait, bakti sosial, pengobatan massal, penanaman 40.000 bibit sengon, dan Pembinaan UKM.

Lewat festival ini diharapkan dapat memperkokoh persaudaraan, kepedulian terhadap nilai nilai adat dan budaya Maluku yang masih tetap terjaga, serta mempromosikan adat, budaya dan potensi pariwisata Maluku khususnya dan Indonesia pada umumnya.

Panas Pela adalah suatu sistem hubungan sosial kemasyarakatan yang berlaku sejak dahulu kala dalam kehidupan masyarakat Maluku. Pela ditandai dengan perjanjian antar dua negeri, desa atau kampung yang berbeda pulau, bahkan masyarakat dengan beragam agama.

Panas Pela antara Amahai dan Ihamahu berawal pada 29 September 1899 dikarenakan kebutuhan akan kayu untuk pembangunan Gereja di Negeri Ihamahu.

Ketika itu warga Ihamahu tengah berada di Pulau Seram untuk menebang kayu. Di saat yang bersamaan terjadi “tanah goyang air turun naik” (tsunami) di Semenanjung Elpa Putih yang merenggut nyawa Raja Negeri Noraito Amapati-Ihamahu.

Setelah peristiwa tersebut, muncul perbedaan pendapat antara Amahai dan Ihamahu. Untuk menormalkan hubungan kedua daerah tersebut dilakukanlah sumpah Tradisi hubungan persaudaraan, Pela Amahai – Ihamahu.

Tradisi Pela Gandong di Maluku, wilayah yang merupakan titik penting Jalur Rempah Dunia, saat ini sedang di usulkan sebagai Intangible Cultutural Heritage atau Warisan Dunia untuk Budaya Tak-Benda.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig:@adjitropis)

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP