. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Rabu, 03 Agustus 2016

Perguruan-Perguruan Tinggi Ini Kebagian Tugas dari Kemenpar, Bantu Kembangkan Bali-Bali Baru

Dalam mengembangkan 10 destinasi prioritas atau yang disebut Bali-Bali Baru guna mencapai target 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) 2019, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mengajak semua pihak terkait untuk bersinergi, termasuk sejumah perguruan tinggi pariwisata binaannya.

Masing-masing perguruan tinggi pariwisata negeri milik Kemenpar mulai dari akademi, politeknik hingga sekolah tinggi kebagian tugas membantu mengembangkan Bali-Bali Baru tahun ini.

Hal ini terungkap dalam pembukaan Rapat Koordinasi (Rakornas) Perguruan Tinggi Pariwisata se-Indonesia yang dibuka oleh Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan, Kemenpar, Prof. Dr. H.M. Ahman Sya di Hotel Grand Tulip, Kabupaten Badung, Bali, Rabu (3/8) malam.

“Bagi perguruan tinggi di bawah Kemenpar sudah dibagi tugas. Misalnya Akpar (Akdemi Pariwsata-red) Medan membantu menangani pengembangan Bali Baru Danau Toba,” ungkap Ahman Sya dalam jumpa pers usai membuka rakornas tersebut di hotel yang sama.

Menurut profesor asal Ciamis ini, faktor kedekatan (proximity) menjadi salah satu faktor penentu kenapa Akpar Medan mendapat tugas tersebut.


Kuantitas dan kualitas SDM perguruan tinggi, lanjut Ahman Sya juga menentukan berapa jumlah Bali-Bali Baru yang akan ditangani oelhe sbuah perguruan tinggi.

Untuk perguruan tinggi pariwisata berstatus sekolah tinggi, jumlah Bali Baru yang ditangani lebih banyak ketimbang akademi dan politeknik pariwisata (poltekpar).

“Contohnya Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung menangani empat Bali Baru yakni Tanjung Kelayang di Belitung, Tanjung Lesung-Banten, Kota Tua dan Kepuluan Seribu-Jakarta serta Borobudur di Joglosemar atau Jogja-Solo-Semarang,” bebernya.

Untuk STP Nusa Dua Bali, sambung Ahmansya sudah ditugaskan menangani sekitar tiga Bali Baru yakni Bromo Tengger-Semeru di Jawa Timur, lalu Mandalika di Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Labuan Bajo-Pulau Komodo di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).

“Kalau Poltekpar Makassar menanganai Bali Baru Wakatobi di Sulaweri Tenggara dan Morotai di Maluku Utara,” tambah Ahman Sya.

Mengingat terlalu luas dan banyak pekerjaan pengembangan Bali-Bali Baru ini yang akan diemban perguruan tinggi di bawah Kemenpar, maka perguruan tinggi lain di luar Kemenpar yang memiliki jurusan ataupun program studi (prodi) Pariwisata, akan dilibatkan dan nanti akan dibagikan tugas juga sesuai dengan kedekatan lokasinya dengan masing-masing Bali Baru tersebut.

Kata Ahman Sya program tugas yang diberikan Kemenpar kepada sejumlah perguruan tingginya itu, tidak akan lepas dari fungsi perguruan tinggi itu.


Deputi Bidang Pemasaran Pariwisata Mancanegara, Prof. Dr I Gde Pitana menambahkan SDM adalah faktor kunci dalam pembangunan segala sektor termasuk pariwisata.

Kata Pitana, kalau bicara mengenai SDM Pariwsata, ‘pabrik’-nya ada di universitas dan lembaga pendidikan terutama lembaga tinggi kepariwisataan.

“Saya sangat senang dan bersyukur teman-teman kita di perguruan tinggi pariwsata sudah menunjukkan komitmennya untuk bersama-sama membangun pariwisata terutama dari aspek SDM, riset dan development, dan aspek pendampingan yang terkait dengan pengamdian masyarakat, terang Pitana.

Sebagai pengingat, Kemenpar sudah menetapkan 10 destinasi prioritas atau Bali-Bali Baru yakni Danau Toba (Sumut), Belitung (Babel), Tanjung Lesung (Banten), Kepulauan Seribu & Kota Tua (DKI Jakarta), Candi Borobudur (Jateng), Gunung Bromo-Tengger Semeru (Jatim), Mandalika (Lombok-NTB), Labuan Bajo & Pulau Komodo (Flores-NTT), Taman Nasional Wakatobi (Sulawesi Tenggara), dan Morotai (Maluku Utara). Kesepuluh destinasi baru tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi kunjungan wisman yang signifikan, agar target 20 juta wisman pada 2019 dapat terwujud.


Sebelumnya dalam kesempatan lain, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menjelaskan berulang kali bahwa istilah "10 Bali Baru" itu bukan berarti dibuat mirip seperti Bali melainkan justru mengangkat/menonjolkan karakteristik masing-masing daerah tersebut namun dengan pengeloaan dan pengembangan yang sukses dilakukan oleh Bali.

“Masing-masing destinasi baru itu punya kombinasi alam dan budaya tersendiri. Justru keberagaman itulah yang membuat kita kaya atraksi, budaya, dan kaya tradisi. Nah lewat penetapan sebagai Bali Baru itu, tiap daerah dieksplorasi keunikannya,” ujar Arief Yahya yang berharap masing-masing dari 10 destinasi wisata itu bisa mendatangkan empat juta wisman.

“Kalau itu terwujud, negeri kita  ini akan lebih makmur,” pungkas Arief Yahya ketika itu.

Naskah; adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig:@adjitropis)
Foto: adji & agung-humaskemenpar

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP