. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Senin, 08 Agustus 2016

Melongok DTW Kelas Dunia Kabupaten Badung, dari Pantai hingga Pura

Badung punya sederet Daya Tarik Wisata (DTW) kelas dunia (world class). Ada sederet pantai tersohor seperti Kuta, Legian, Sanur, Dreamland, Padang-Padang serta yang baru-baru ini mencuat namanya Pantai Pandawa. Belum lagi Pura Uluwatu, GWK, Nusa Dua Resort, Tanjung Benoa, dan masih banyak lagi. Tak heran kalau 1 dari 8 kabupaten dan 1 Kota di Bali ini menjadi lumbung wisman bagi Bali khususnya dan Indonesia secara keseluruhan.

Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Badung, Helinawati menjelaskan total jumlah DTW di Kabupaten Badung ada 36.

“Enam di antaranya ada retribusi, artinya ada tiket masuk,” ujarnya kepada TravelPlusIndonesia saat mendampingi rombongan wartawan meninjau Pura Uluwatu, Rabu (5/8), usai mengikuti kegiatan Rapat Koordinasi Rakornas Perguruan Tinggi Pariwisata se-Indonesia dan Pelatihan Dasar SDM Kepariwisataan Bagi Jurnalis 2016 di dua hotel berbeda di Kabupaten Badung.

Keenam DTW yang sudah beretribusi itu, lanjut Helinawati adalah Kawasan Luar Pura Uluwatu, Pantai Labuan Sait di Desa Pecatu, Pantai Pandawa di Desa kutuh, Kawasan Luar Pura Taman Ayun di Desa/Kecamatan Mengwi, Alas Pale Sange di Desa Sange, dan Air Terjun Nungnung di Kecamatan Petang.

“Keenam DTW tersebut sekarang dikelola secara bersama antara desa adat sebagai pengelola dan Pemkab Badung. Pembagian hasilnya, dari seluruh penjualan retribusi 75 % masuk kas desa adat, dan 25 % ke Pemkab Badung, langsung jadi PAD,” terangnya.

Masing-masing desa adat yang mengelola keenam DTW beretribusi tersebut. “Tidak ada satupun dari PNS, semuanya orang desa adat setempat,” ungkap Helinawati.

Data kunjungan wisman ke kabupaten seluas 418,52 km2 (7,43% luas Pulau Bali) ini selama semester pertama 2016 sebanyak 2.220.720 wisman atau naik 19,20 % atau sekitar 357.734 wisman dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai 1.862.986 wisman.

Selama bulan Juni 2016, ada lima negara penyumbang terbesar wisman ke kabupaten ini yakni Australia 105.941 wisman atau naik 11,30 % dibanding bulan Mei 2016, RRC 77.180 wisman (naik 10,60%), India 18,441 wisman (turun 5,27%), Jepang 18.363 wisman (naik 18, 85 %), dan Inggris sebanyak 17,803 wisman atau naik 1,36 %.

Pada tahun 2015, kabupaten yang memiliki 6 kecamatan ini berhasil menjaring 3.934.384 wisman.

Menurut Helinawati dari 36 DTW di Kabupaten Badung, paling banyak menjaring wisman adalah Pura Uluwatu, Pantai Pandawa, Pantai Labuan Said, Taman Ayun, Sange, dan Nungnung.

Pada kesempatan ini, TravelPlusIndonesia dan sejumlah media lain sempat melongok 3 DTW kelas dunia yang dimiliki Kabupaten Badung dan sudah bertribusi, ketiga DTW tersebut Pura Uluwatu, Pantai Pandawa, dan Pura Taman Ayun.

Pura, Tebing, dan Kera Pura Uluwatu jadi lokasi pertama yang kami kunjungi. Lokasinya di Jimbaran sekitar 30 Km Selatan Kota Denpasar, atau 15 Km arah Selatan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali.

Sejak dulu, Pura Uluwatu menjadi DTW favorit di Pulau Dewata, yang mendapat kunjungan wisman terbanyak kedua setelah DTW Tanah Lot di Kabupaten Tabanan.

Daya tarik Pura Uluwatu, bukan hanya pura atau tempat suci umat Hindu itu berdiri megah di ketinggian 97 meter di atas permukaan laut (Mdpl) yang berpijak pada anjungan batu karang terjal dan tinggi serta menjorok ke laut, di ujung barat daya pulau para dewa ini.

Selain itu ada tebing batu karang yang ditumbuhi semak beluar dan pepohonan yang dijaga ratusan kera. Dari atas tebingnya, ada hamparan laut dengan gulungan ombak yang tak henti berdebur. Deburan ombaknya sudah salam menjadi “surga” bagi peselancar yang lihai menari-nari di atas papan di tengah gulungan ombak laut lepas.

Dari atas tebingnya yang curam dan tinggi juga dapat melihat suguhan matahari terbenam (sunset) di ufuk Barat yang bikin hati berdecak kagum. Pura Uluwatu tergolong pura yang besar (Sad Kahyangan).

Daya tarik lainnya, pengunjung dapat menikmati suguhan Tari Kecak yang dibawakan para seniman Bali di panggung terbuka setiap hari kecuali Nyepi dan Pengerupukan. Durasinya 60 menit, mulai pukul 6 sore, jelang sunset sampai pukul 7 malam.

Data dari laman kecakuluwatu.com, tiket nontok Tari Kecak Uluwatu Rp 95 ribu per orang baik wisman maupun domestik. Bayi di bawah 3 tahun, gratis. Jika datang dengan grup minimal 20 orang, dikenakan Rp 85 ribu per orang.

Tari Kecak Uluwatu merupakan pertunjukan seni khas Bali yang diciptakan tahun 1930-an. Tari ini dimainkan oleh sekolomok pria dewasa Bali yang duduk berbaris melingkar lalum menari mengikuri irama tertentu, seraya mengucapkan kata ‘cak’ berulangkali sambil mengangkat kedua lengan tangan.

Para penari laki-laki yang duduk melingkar mengenakan sarung kotang-kotak hitam putih seperti papan catur yang melingkar di tubuh masing-masing. Tarian ini mengisahkan tentang Ramayana, ketika barisan kera membantu Rama melawan Rahwana.

Lagu dalam Tari Kecak ini diambil dari ritual tarian sanghyang yaitu tradisi tarian yang penarinya akan berada pada kondisi tidak sadar, lalu berkomunikasi dengan roh para leluhur sekalugus menyampaikan harapan-harapan masyarakat setempat.

Setiap pengunjung yang ingin memasuki kawasan Pura Uluwatu, selain membayar tiket masuk juga wajib mengenakan kain dan selendang yang sudah dipersiapkan petugas di pintu masuk.

Harga tiket masuknya untu turis asing dewasa Rp 30 ribu, anak-anak Rp 20 ribu per orang. Kalai turis domestik dewasa Rp 20 ribu, dan anak-anak Rp 10 ribu per orang.

Dari pintu masuk hanya butuh waktu sekitar 15 menit menuju Pura Uluwatu yang masuk wilayah Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung ini dengan berjalan kaki.

Awas, sejumlah kera penghuni hutan dan semak belukar di kawasan yang berjarak sekitar 10 Km arah Selatan Graha Wisnu Kencana (GWK) ini, suka jail ‘merampas’ makanan, kacamata, dan barang lain milik pengunjung. Buktinya salah seorang wartawati, diambil kacamatanya dan dipatah-patahkan bingkainya. Untung saja lensa kacamatanya tidak dipecahkan jadi masih bisa diambil oleh pemiliknya.

Menurut Ketut Suryana, salah 1 dari 10 anggota pawang kera di Pura Uluwatu yang bertugas menganankan pengunjung dari kejailan kera-kera, di DTW ini ada 5 kelompok atau family kera dengan jumlah totalnya sekitar 400 ekor.

“Sebenarnya kera-kera disini jinak. Cuma memang ada beberapa yang jail. Sebaiknya pengunjung dilarang menunjukan barang bawaan seperti HP, kacamata, dan makanan. Kalau jalan sebaiknya berkelompok atau jangan terpisah,” terang Suryana.

Usai berfoto-foto, rombongan wartawan bertolak ke Pantai Pandawa di Desa Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan yang berjarak kurang lebih 3 Km dari Pura Uluwatu dan DTW Nusa Dua. Namun karena hari itu ada acara Ngaben Massal, yakni pembakaran 147 mayat dengan cara Bali, membuat lalu lintas di beberapa ruas jalan menuju pantai tersebut tersendat karena macet.


Pesona Pantai Rahasia
Pantai Pandawa semula dikenal sebagai Secret Beach atau Pantai Rahasia, karena lokasinya tersembunyi di balik deretan perbukitan batu yang hanya ditumbuhi semak-belukar.


Nama Secret Beach sudah lebih dulu dikenal dibanding anam Pantai Pandawa. Sayang akses yang cukup sulit menuju lokasi, membuat pantai ini sepi pengunjung.

Dulu yang dominan datang hanya peselancar asing dan lokal. Daya tarik pantai ini sudah terasa sebalum masuk kawasan pantainya. Di perjalanan ada pemandangan tebing kapur menjulang tinggi yang dipapas tegak, sebagian berundak untuk akses jalan sepanjang 1,5 km menuju kawasan Pantai Pandawa.

Jalan tersebut memang sengaja dibuat dengan membelah bukit-bukit kapur yang ada di Desa Kutuh, mirip bukit kapur yang dibelah di GWK.

Mendekati pantai, masih di tebing-tebing kapur tersebut sengaja dilubangi dan diukir dengan indah menjadi patung tokoh Pandawa Lima dalam Kisah Mahabharata yakni Yudhistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa. Nanti juga akan ditambah dengan patung Dewi Kunti. Jadi totalnya ada 6 patung yang bakal menambah daya tarik kawasan pantai ini.

Daya tarik utama DTW ini jelas bentangan pantai berpasir putih bersih dan lembut dengan air laut yang hijau kebiruan. Maklum Pantai Pancawa ini memang tipikal pantai-pantai di kawasan bukit kapur. Hamparan pasir putihnya menggoda siapapun untuk bersantai dan berjemur, dan jernih air laut disertai deburan ombak merayu siapapun untuk berenang dan main air.

Keistimewaan lain, di pantai ini, pengunjung dapat melihat sunrise yang teramat cantik.

Daya tarik lain Pantai Pandawa, pengunjung dapat menyaksikan pementasan Tari Kecak yang sementara di tenpatkan di dekat parkir utama di dekat pintu masuk. Rencananya ke depan akan di buat venue khusus pagelaran Tari Kecak di bagian Barat pantai ini.

Pengunjung juga bisa membeli aneka kerajinan di gerai dan kios cendera mata. Harga baju pantai di gerai milik Pak Made, dibanderol Rp 40.000, singlet Rp 25.000, udeng atau ikat kepala khas Bali mulai dari Rp 15 ribu sampai Rp 30 ribu per satuan, dan aneka kerajinan lainnya.

Tak ketinggalam melihat aktivitas para peselnacar di bagian Timur dan paralayang serta motor trail di atas bukit. Soalnya pantai ini masih dalam satu deretan dengan Pantai Gunung Payung, Desa Kutuh. Pengunjung juga bisa menikmati pemandangan indah Air Terjun Pantai Gunung Payung yang tumpah ke pantai.

Menurut Kepala Tata Usaha DTW Pantai Pandawa I Wayan Letra, pengunjung pantai Pnadawa kini selain wisatawan nusantara (wisnus), juga didominasi wisman asal Australia dan China.

“Jumlah pengunjung wisnus selama semester awal 2016 sebanyak 856.695 orang dewasa dan 85.899 anak-anak, Sedangkan pengunjung wisman dewasa sebesar 76.488 orang, dan 3.284 anak-anak,” terang Letra di ruang kerjanya di Pusat Informasi Patai Pandawa, dekat tepian pantai.

Mulai April 2016, lanjut Letra pengunjung dikenakan tiket masuk untuk wisnus dewasa Rp 8 ribu, anak-anak Rp 4 ribu, sedangkan wisman dewasa Rp 15 ribu dan anak-anak Rp 10 ribu per orang.

Pura Terapung
Selepas bersantai sejenak di Pantai Pandawa, rombongan beranjak ke Pura Taman Ayun. Waktu tempuhnya sekitar 2 jam lebih dengan bis parwisata dari Pantai Pandawa.

Setibanya di Pura Taman Ayun yang dibangun pada abad ke-17 tepatnya dimulai tahun 1632 ini, ada pemandangan cukup mencolok.

Jika di Pura Uluwatu dan Pantai Pandawa banyak wisman asal negeri panda, China, di pura yang memiliki sedikitnya 10 bangunan meru, yang tertinggi sampai tumpang sebelas ini, justru yang mendominasi wisman Eropa.

Di samping meru, daya tarik Pura yang berada sekitar 18 Km ke arah Barat dari Denpasar ini ada beberpa patung dan arena sabung ayam yang dulu digunakan sebagai sarana kegagahan dan kebanggaan para kaum bangsawan, serta gapura besar yang kerap digunakan pengunjung sebagai lokasi selfie dan groufie.

Areal pura seluas hampir 4 hektar ini, ditumbuhi berbagai macam tanaman hias, bunga, dan pepohonan besar yang berdaun rindang, terutama di halaman belakang hingga menghadirkan nuansa teduh.

Ranting dan cabang pohon Kamboja ynag merangas menambah artistik pura ini jika diabadikan lewat kamera.

Pesona lainnya, kompleks utama pura peninggalan Kerajaan Mengwi di Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung ini juga dikelilingi kolam besar, sehingga dari kejauhan sepintas seperti terapung.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig:@adjitropis)
Foto: adji & anggi


0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP