. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Senin, 29 Agustus 2016

'Jaket' Khas Banyumas Bukan Sembarang Oleh-Oleh

Menyebut kata jaket pasti yang terbayang di benak banyak orang, kemeja tebal dari kulit dan bahan lain yang bias dikenakan segala umur, laki-laki dan perempuan untuk menahan dingin dan angin. Tapi jaket khas Banyumas jauh beda dari apa yang mungkin sebagian besar orang bayangkan. Jaket Banyumas ini bukan pakaian melainkan makanan, tepatnya kudapan.

Jaket Banyumas kependekan dari Jenang Asli Ketan. Jenang itu Bahasa Jawa yang artinya dodol kalau dalam Bahasa Indonesia.

Sesuai dengan singkatannya, Jaket Banyumas terbuat dari ketan. Menurut Yanti, pembuat dan pemilik toko oleh-oleh khas Banyumas di Purwokerto, Jaket yang dibuatnya sudah berlangsung sejak tahun 1991.


“Ada dua jenis jenang. Yang original sebungkusnya 13.000 Rupiah, kalau Jenang Wijen 14.000 Rupiah per bungkusnya,” terang Yanti di sela-sela kesibukannya melayani rombongan Biro Hukum dan Komunikasi Publik (BHKP), Kementerian Pariwisata (Kemenpar) yang tengah berwisata belanja di tokonya yang berlabel Jenang Jaket Asli, di Jalan Adipati Mersi Nomor 68 (Pojok Lapangan Mersi), Purwokerto, Ibukotanya Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah (Jateng), Kamis (26/8).

Proses bikin jenang, lanjut Yanti cukup lama, bisa memakan waktu sampai 6 jam. “Bahannya tepung ketan, gula aren atau gula jawa, dan santan,” terangnya.

Satu wajan ukuran raksasa memuat 75 Kg Jenang. “Setelah dibungkus jadi 150 bungkus, 1 bungkus isinya 16 biji atau setemgah Kg,” terang Yanti didampingi suami tercintanya Suharsyah.

Setiap hari Yanti dan Suharsyah memproduksi sampai 400 Kg. “Kalau jelang Hari Raya Lebaran bisa 3 kali lipat,” tambahnya.

Hasil jenang buatan Yanti dan Suharsah dipasarkan ke seluruh Jawa. “Kadang ke luar Jawa, tapi untuk Jawa saja kami sudah kewalahan,” aku Yanti yang memiliki 40 karyawan ini.

Selain Jaket dua jenis, di toko yang merangkap dapur dan rumah tinggal ini juga terdapat berbagai panganan lain yang juga khas Banyumas seperti Kripik Tempe Rp 17.500 per bungkus, Mino atau Bakpia Mini Rp 17.500, Getuk Goreng, Lanting, Kripik Usus Ayam, Abon, dan lainnya.

Kepala BHKP Kemenpar mengatakan keuntungan belanja di Toko Oleh-Oleh Khas Banyumas milik Yanti dan Suharsyah ini, pembelinya bukan cuma bisa memilih aneka oleh-oleh tapi juga melihat proses pembuatannya langsung di dapur.

“Seru bisa lihat cara ngaduk jenang, mirip seperti pembuatan Dodol Betawi,” ujar Iqbal yang memimpin rombongan BHKP Kemenpar dalam kegiatan bertajuk "Sosialisasi Kebijakan Kemenpar" selama 3 hari di Purwokerto, Kabupten Banyumas.

Kabag Infomasi Publik, BHKP, Kemenpar Burhanudin menambahkan rombongan BHKP sengaja diarahkan ke sini untuk berwisata belanja.

“Dihitung-hitung, totalnya bisa 3 juta Rupiah, kalau per orang belanja minimal Rp 300 ribu,” ujar Burhan di perjalanan sepulang memborong oleh-oleh khas Banyumas di kotanya penyanyi Mayangsari ini.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com), ig:@adjitropis



0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP