Usai Lebaran, Promo Wonderful Indonesia ke Asia Pasifik Terapkan Pola Hard Selling

Guna mengenjot perolehan wisatawan mancanegara (wisman) dari kawasan Asia Pasifik secara langsung dalam jumlah lebih banyak lagi, ke depan Kementerian Pariwisata melalui Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Mancanegara akan menerapkan pola promo hard selling yang mengutamakan peran digital marketing dalam memprosikan pariwisata Indonesia.

“Penerapan promo secara hard selling ini akan di lakukan setelah Lebaran,” ujar Asisten Deputi (Asdep) Bidang Pengembangan Pasar Asia Pasifik, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Vinsensius Jemadu kepada Travelplusindonesia di Jakarta, Senin (27/6) malam.

Bentuk hard selling di sini menitikberatkan pada kerjasama dengan airline, wholesaler, dan tour operator/travel agent besar. “Dua tahun belakangan ini promo Wonderful Indonesia masih berbentuk soft selling yang mengedepankan branding,” terangnya.

Selain itu ada kerjasama dengan Wanda Group, sebuah perusahaan besar di Tiongkok yang juga bergerak dalam usaha biro perjalanan.

Kemudian kerjasama Kemenpar dengan maskapai penerbangan Citylink yang akan membuka penerbangan langsung (direct flight) dari 6 kota lapisan kedua di Tiongkok dengan tujuan ke Bintan. “Agustus 2016 paling lamban, rute baru Citylink itu sudah beroperasi,” tambahnya.

Soal anggaran Vinsen menjelaskan, tahun ini ada pemotongan anggaran promosi Wonderful Indonesia di mancanegara sebesar Rp 135 miliar sebagai langkah penghematan dari negara.

“Akibatnya ada 2 kegiatan promosi besar yang terpaksa kita hilangkan akibat pengurangan anggaran tersebut,” aku Vinsen.

Meskipun begitu, lanjut Vinsen pihaknya akan tetap melakukan promosi secara hard selling dengan sisa anggaran dengan tujuan agar wisman dari kawasan Asia Pasifik dapat menyumbang lebih besar lagi setiap bulannya.

“Soalnya Pak Arief Yahya (Menteri Pariwisata-red) belum puas kalau belum dapat 1 juta wisman setiap bulan. Bulan Mei kemarin hampir 900 wisman. Mudah-mudah bulan-bulan berikutnya dapat 1 juta wisman seperti yang diinginkan Menpar,” terang Vinsen.

Di kesempatan yang sama, Kepala Bidang (Kabid) Misi Penjualan Pasar Asia Pasifik, Kemenpar Jordi Paliama menambahkan selain menerapkan promo secara hard selling di Tiongkok, juga akan ada promosi Wonderful Indonesia dengan strategi serupa di Korea dan Australia, pasca-Lebaran.

“Di Korea ada sales mission cruise dan yacht pada pertengahan Juli, tepatnya tanggal 18-19 Juli,” terang Jordi.

Mengapa Korea dipilih untuk kegiatan itu, lanjut Jordi karena negeri Ginseng itu salah satu negara di Asia yang punya pelabuhan khusus cruise seperti Singapura.

Selanjutnya sales mission general atau umum di dua kota di Australia yakni Sydney dan Canberra pada tanggal 20-22 Juli mendatang.

“Di sana kita akan memperkenalkan obyek-obyek wisata yang lebih bersifat leisure seperti wisata spa, kuliner, dan belanja di Indonesia,” terang Jordi.

Promosi di Negeri Kangguru itu, lanjut Jordi merupakan promosi tahap yang kedua. Sebelumnya promo berlangsung di dua kota lain, salah satunya di Kota Melbourne.

Australia juga dibidik sebagai lokasi promosi secara hard selling, sambung Jordi karena menjadi pasar penyumbang wisman kedua di Asia Pasifik setelah China. “Tahun ini kita mentargetkan 1, 4 juta wisman dari Australia. Tahun lalu tercapai 1,1 juta,” tambahnya.

Warga Australia senang berwisata ke Indonesia karena jaraknya dekat, Indonesia termasuk tetangga terdekat Australia. “Tujuan utama wisman Australia adalah Bali. Bagi mereka Bali diibaratkan seperti halaman rumah mereka sendiri,” terang Jordi lagi.

Sebagai catatan hard selling adalah strategi pemasaran yang berupa penyampaian pesan yang sifatnya rasional/informasional.

Pesan ini bertujuan untuk menyentuh pikiran dan menciptakan respons yg didasarkan pada hal yang sifatnya logis.

Adapun tujuan dari hard selling adalah menciptakan penjualan.

Dalam praktik, hard selling ini direpresentasikan dalam bentuk penjualan langsung (direct selling) dan penjualan promosi atau sales promotion.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig:@adjitropis)

Foto: adji, dok. coveragemagz & dok. newsdetik