. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Senin, 27 Juni 2016

Ini Alasan Kemenpar Gencar Promosi di China Dibanding Timur Tengah

Katanya mau menggenjot wisatawan muslim dunia terutama dari negara-negara Arab sebanyak mungkin? Koq, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) justru lebih gencar mempromosikan wonderful Indonesia di China ketimbang di kawasan Timur Tengah? Meskipun jumlahnya kecil tapi spending money setiap wisatawan berhidung bangir itu lebih tinggi dibanding wisatawan bermata sipit.


Pertanyaan itu masih saja terdengar di luar sana, terutama dari sejumlah pihak yang tengah konsen mengembangkan wisata halal di Tanah Air. Seakan terselip kecemburuan mengapa promosi ke China lebih diutamakan oleh Kemenpar daripada ke Timur Tengah. Pertanyaan itu pun kerap dilontarkan wartawan ke pihak Kemenpar.

Untuk mengetahui lebih terang lagi mengapa Kemenpar begitu fokus dalam artian mengutamakan melakukan promosi pariwisata Indonesia di negara Tirai Bambu itu, Travelplusindonesia menanyakan langsung kepada Asisten Deputi (Asdep) Bidang Pengembangan Pasar Asia Pasifik Vinsensius Jemadu di Jakarta, Senin (27/6) malam.

Menurut Vinsen, begitu sapaan akrabnya ada sejumlah alasan kuat yang membuat Kemenpar gencar berpromosi di China. Pertama, jumlah penduduk China sangat besar begitupun dengan outbound-nya (warganya yang berwisata ke luar negeri).

“Jumlah turis outbound dari China mencapai 150 juta tahun lalu. Kita baru kebagian jatah 1 persen saja atau sekitar 1.2 jutaan yang terjaring,” terang Vinsen.

Sementara jumlah penduduk negara-negara di Timur Tengah tak sebesar China. Artinya kue pasar wisman terbesar itu adalah China bukan Timur Tengah, sehingga peluang untuk mendapatkan wisman yang lebih besar sekaligus untuk mengejar target 12 juta wisman tahun ini, tentunya dari kue pasar wisman asal China, bukan dari Timur Tengah.

“Kalau promosinya digenjot, perolehan wisman dari China pasti akan meningkat menjadi 2 hingga 3 persen,” tambah Vinsen.

Menurut Vinsen perolehan wisman China ke Indonesia  kalah dengan Thailand. "Negara Gajah Putih itu tahun lalu sudah berhasil meraup 8 juta wisman asal China dan  Malaysia mencapai 3 juta," terangnya.

Alasan kedua, pertumbuhan perekonomian China juga kian membaik. “Banyak orang-orang kaya baru bermunculan. Mereka mulai gemar berwisata ke sejumlah negara lain, termasuk Indonesia,” kata Vinsen.

Buktinya sejak tahun lalu, pertumbuhan wisman dari negara itu ke Indonesia terus mengalami peningkatan. Bahkan diprediksi bakal memberikan kontribusi wisman terbesar bagi Indonesia pada tahun ini.

Ungkapan Vinsen bukan isapan jempol. Dari data BPS bulan Januari, wisman dari China berjumlah 108.563, meningkat 32,44% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pada bulan Februari, jumlahnya meningkat pesat menjadi 159.371 kunjungan.

Maret, peningkatan terbesar pun dari China dengan realisasi 102.116 kunjungan. Naik signifikan dibanding periode yang sama 2015 sebanyak 92.447 kunjungan. Peningkatan pun terjadi pada bulan berikutnya, April.

Jadi total wisman China selama empat bulan pertama 2016 mencapai 468.692 wisman atau tumbuh sebesar 21,47%. Dengan perolehan itu, jumlah wisman Tiongkok kini berada di urutan kedua, setelah Singapura dan menggeser posisi wisman Malaysia yang berada di urutan ketiga.

Menurut Vinsen terkereknya wisman dari China, jug tak lepas karena adanya fasilitas bebas visa kunjungan.

Vinsen menegaskan 6 negara di Asia Pasifik penyumbang pundi-pundi wisman bagi Indonesia, pertama dari China, Australia, Jepang, Korea, India, dan Taiwan. “Saya optimis tahun ini, wisman asal China yang terjaring sebesar 1,7 juta orang dari China daratan. Sedangkan kalau daru Great China secara keseluruhan termasuk Macau dan Hongkong bisa mencapai 2,7 juta orang,” terangnya.

Soal Timur Tengah, Vinsen mengatakan Kemenpar sebenarnya juga serius menggarap pasarnya. Buktinya sudah ada MoU antara Indonesia dengan Uni Emirat Arab terkait penerbangan langsung (direct flight) dari negara kaya itu ke Lombok, NTB. “Sekalipun size atau jumlah outbound-nya kecil, tapi  spending money-nya besar, bias dua digit,” terangnya.

Vinsen juga yakin peluang untuk menangkap pasar Timur Tengah semakin besar, mengingat Indonesia juga telah menetapkan berbagai daerah sebagai destinasi halal seperti Lombok dan Padang.

Kata Vinsen spending money wisman China pun tidak lelalu kecil., dari tahun 2009 hingga 2014 sebesarr 1,05, 04 USD per orang per kedatangan, dengan length of stay atau masa tinggal rata-rata 5 hari 4 malam, dan paling lama 6 hari 5 malam.

Di kesempatan yang sama, Kepala Bidang (Kabid) Misi Penjualan Pasar Asia Pasifik, Kemenpar Jordi Paliama menambahkan, alasan Kemenpar lebih fokus berpromosi Wonderful Indonesia di China karena pertimbangan melihat dari karakter budayanya memiliki kedekatan atau kemiripan dengan Bangsa Indonesia.

“Satu alasan lagi, karena jumah penerbangan langsung dari China ke Indonesia akan bertambah. Lepas Lebaran ini ada penambahan direcf flight dari 6 kota di China Selatan ke Manado,” terang Jordi.

Mengapa ke Manado? Menurut Jordi selama ini wisman Tiongkok lebih memilih Bali sebagai tujuan wisatanya di Indonesia. Padahal destinasi Indonesia bukan cuma Bali. “Oleh karena itu kita perkenalkan destinasi lain, antara lain Manado. Nah nanti dari Manado, mereka bisa melanjutkan wisatanya ke destinasi lain seperti Lombok, Jogja dan sebagainya,” pungkas Jordi.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig:@adjitropis)
Foto: adji & tommy kemenpar

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP