. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Jumat, 27 Mei 2016

Minat Wisatawan Dunia Bergeser ke Destinasi Religi

Tren minat wisatawan dunia mengalami pergeseran. Jika dulu banyak orang berwisata hanya untuk mencari kesenangan dan menikmati hura-hura dunia ke sejumlah denistasi alam yang menawan seperti pantai, gunung, obyek hiburan dan lainnya. Belakangan ini justru semakin banyak orang yang mencari dan meminati wisata sadar (bukan sadar wisata) yang dulu disebut darmawisata dengan tujuan untuk belajar dan memahami sesuatu.

“Salah satu contohnya darmawisata mengunjungi pesantren-pesantren, belajar dengan guru atau kyai atau ustad yang berbeda-beda,” ungkap Taufik Rahzen, pengamat seni budaya yang menjadi salah satu narasumber dalam Seminar Pariwisata bertema "Mengangkat Potensi Wisata Lokal di Kancah Nasional", di Pondok Pesantren  (Ponpes) Al-Mizan, Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Jumat (27/5).

Menurut Taufik, wisata yang mencari Sun, Sea, and Sex atau 3S itu sudah kuno dan ketinggalan jaman. Wisata jenis itu pun menuai banyak kritik berbagai pihak, termasuk soal kerusakan lingkungan dan moral yang ditimbulkan. “Kalau darmawisata itu tidak berkonsep 3S dan tidak melihat hanya melihat dari sisi keindahan belaka,” ujarnya.

Destinasi dalam konsep darmawisata ini, lanjut Taufik tidak melulu gunung, pantai, hiburan, dan lainnya melainkan ke pesantren-pesantren. “Saya menunjuk Ponpes Al-Mizan ini sebagai destinasi darmawisata yang bakal dicari-cari atau diminati wisatawan dunia,” ungkapnya.

Kata budayawan kelahiran Sumbawa ini, Al-Mizan merupakan tempat orang belajar dan menemukan keberagaman. Proses pembelajaran itu juga merupakan sebuah destinasi. “Orang yang ingin mendapatkan pengalaman silturahim, menjalin tali kasih dan merasakan proses pembelajaran itu, ya harus ke Al-Mizan. Bukan melihat gambar atau video tentang Al-Mizan dan kegiatannya,” terang Taufik.


Konsep wisata sadar atau darmawisata ini, lanjut Taufik tidak mendiskriminasi pihak lain dan bukan pula karena tengah tren halal tourism maupun pemberlakuan peraturan daerah (perda).

“Hal ini terjadi karena memang ada pergeseran gaya hidup dan minat. Contohnya semakin banyak hotel dan resto/cafĂ© yang tidak menyediakan minuman beralkohol seperti di Jakarta, Lombok, dan Bali karena memang banyak wisatawan yang menginginkan itu,” ungkap Taufik.

Melihat kondisi ini, Taufik menghimbau pemerintah terkait dalam hal ini Kementerian Pariwisata (Kemenpar) segera menyiapkan destinasi wisata sadar yang sudah ada seperti di Al-Mizan ini menjadi destinasi yang siap menerima wisatawan peminat tipe wisata baru tersebut. “Untuk mengangkat potensi lokal Al-Mizan, Kemenpar harus turut mengembangkan pusat wisata sadar yang sudah dilakukan Al-Mizan,” imbuhnya.

Menurut pria yang pernah menjajal kuliah di Yogyakarta ini, gaya hidup yang dikembangkan Al-Mizan bukan potong kompas atau jalan pintas dan cepat melainkan lewat proses secara perlahan dan menghayati apa yang dikembangkan sehingga timbul empati bukan sekadar simpatik. “Empati itu ikut merasakan dan bertanggungjawab lalu membantu secara tulus. Kalau simpatik itu hanya sekadar merasakan,” ujarnya.

Untuk meningkatkan wisata sadar hingga timbul empati, sambung Taufik ada 4 tahap yang harus diindahkan yakni mengumpulkan informasi, membangun impian, berinisiatif atau melakukan tindakan dan menjadi pribadi yang ihsan atau menjadi pribadi yang menyerahkan sepenuh hati hanya kepada Allah.

“Kalau Al-Mizan ini dibangun dengan keempat prinsip tersebut, dengan sendirinya Al-Mizan akan menjadi destinasi utama Majalengka yang akan diminati wisatawan dunia,” terang pria yang gemar berziarah ke tempat-tempat suci di berbagai belahan dunia ini.


Selain Taufik, Seminar Pariwisata yang menjadi rangkaian acara Festival Pesona Religi Al-Mizan 2016 ini juga ada pakar budaya Prof Dr Arthur S Nalana dan Kadisporabudpar Kabupaten Majalengka Agus Permana sebagai pembicara.

Festival tahunan ke-15 yang mendapat dukungan penuh Kemenpar ini juga disemarakkan dengan berbagai acara seni budaya bermuatan Islami seperti Festival Hadrah, pameran kerajinan dan foto obyek-obyek wisata yang ada di Kabupaten Majalengka, dan pentas komunitas.

Acara puncaknya, Sabtu (28/5) juga akan diramaikan antara lain dengan pagelaran Wayang Ajen dengan Ki Dalang Wawan Ajen yang akan berduet dengan pengasuh Ponpes Al-Mizan KH Maman Imanulhaq, mulai ba’da Isya di Alun-alun Ponpes Al-Mizan.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP