. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Sabtu, 02 April 2016

Inilah Kue dan Buah yang Wajib Ada dalam Ceng Beng

Ceng Beng atau berziarah ke kuburan orang tua atau saudara, termasuk salah satu dari tiga sembahyang besar yang wajib dikerjakan orang Tionghoa yang masih memegang teguh ajaran leluhur. Karena biasanya dilakukan pagi hari, Sembahyang Ceng Beng diumpamakan seperti sarapan. Makanan kesukaan leluhur semasa hidup, harus ada dalam hidangan yang disajikan.

Menu masakan yang disajikan untuk para leluhur saat Sembahyang Ceng Beng ada yang berkuah antara lain bermacam sup dan sayuran, dan ada yang kering seperti udang goreng, mie goreng, ayam goreng, sate babi, sosis babi, ikan, dan lainnya.

Jumlah dan porsinya sesuai kemampuan keluarga, yang terpenting semua ada dan merupakan kesukaan leluhurnya semasa hidup dan tidak berlebihan agar tak mubazir.

Sedangkan buahnya yang wajib ada antara lain jeruk besar yang masih ada tangkainya yang melambangkan keharmonisan kehidupan antarkeluraga, delima dan serikaya di satu piring besar serta pisang raja dua sisir sebagai simbol kemakmuran. Buah-buahan pendukungnya apel, pear, anggur, dan buah lokal kalau ada, masing-masing 5 buah di satu piring.

Tak ketinggalan manisan, terutama manisan teman minum teh (te liau), manisan buah (tang ke), ang co (kurma mandarin). Kalau tidak ada, permen atau gula-gula atau manisan jenis lain sebagai penggantinya.

Kue yang wajib ada kue mangkok (huatkue), kue ku merah (angkukue) berbentuk seperti tempurung kura-kura yang melambangkan umur panjang, dan kue pepe atau kue lapis yang melambangkan rezeki yang berlapis-lapis. Selain itu beragam kue tambahan seperti kue pisang, kue bugis, kue bika ambon, dan lainnya.

Nasinya ditempatkan dalam piring jika leluhurnya perempuan atau di mangkuk kalau leluhurnya laki-laki, lengkap dengan sumpit dan sendok bebeknya.

Selain itu harus ada sawi tanah (ku chai) yang sudah diseduh dalam mangkuk. Serta tiga jenis hewan (sam seng) yang harus ada untuk sembahyang besar, termasuk Sembahyang Ceng Beng yakni daging babi terdiri kulit, lemak, dan dagingnya, lalu ikan bandeng serta ayam rebus.

Pelaksana harian Kantor Pekuburan Sentosa Pangkalpinang, Fennie Lie, di Pangkalpinang seperti dilansir Antara, Senin (28/3/2016) mengatakan warga keturunan Tionghoa yang ziarah kubur saat Festival Ceng Beng tahun ini yang mendapat dukungan Kementerian Pariwisata (Kemenpar), terus berdatangan dari pagi hingga sore hari dengan jumlah ratusan orang per hari.

Peziarah yang datang tidak hanya dari Kota Pangkalpinang tetapi dari kabupaten, luar daerah bahkan luar negeri.

Ketika sampai di kuburan, warga Tionghoa menyiapkan sejumlah sesajen, seperti hio, lilin merah, dan kertas yang digambar sebagai uang untuk dibakar.

Mereka juga membawa berbagai sesajen seperti buah-buahan, kue, permen, kacang, dan air mineral. "Sesajen yang disajikan biasanya yang digemari oleh leluhur saat masih hidup," terang Fannie.

Saat ziarah kubur, mereka juga membersihkan kuburan dan menebarkan sampai membakar kertas perak atau gincua.

Meskipun Ceng Beng tahun ini jatuh pada tanggal 4 April, namun sejak Paskah 25 Maret jumlah peziarah termasuk wisatawan yang datang terus meningkat terutama pada hari libur.

Naskah & Foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)
 

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP