Memoles Potensi Wisata Desa Jayagiri Ciamis
Desa Jayagiri, Kecamatan Panumbangan, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat mempunyai sederet potensi wisata baik itu wisata alam, budaya, agro, dan petualangan yang sangat menjanjikan di masa depan. Sayangnya potensi-potensi tersebut belum digarap secara maksinal hingga keberadaannya tidak begitu dikenal masyarakat luas apalagi menasional.
Keberadaan potensi wisata Desa Jayagiri seakan tenggelam oleh kemasyuran objek wisata di daerah lain yang masih dalam wilayah Kabupaten Ciamis seperti wisata ziarah Setu Panjalu, dan wisata religi Islami Manaqib Ponpes Suralaya serta Ponpes Sirnarasa yang sama-sama melestarikan dan menyebarkan ajaran agama Islam melalui metode Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah.
Poteni wisata alam di desa seluas 348,07 hektar ini ada Gunung Sawal yang berstatus Suaka Margasatwa berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor:420/kpts/UM/1979 tanggal 4 Juli 1979. Suaka margasatwa ini berluas 5.400 hektar, mencakup wilayah Kecamatan Panumbangan, Panjalu, Cipaku, Kawali, Sadananya, Sindangkasih, dan Kecamatan Cihaurbeuti.
Aktivitas wisata yang dapat dilakukan pengunjung di gunung berbentuk pegunungan ini antara lain berkemah (camping). Ada beberapa camping spot yang biasa digunakan para penggiat alam dari sekitar Ciamis dan Tasikmalaya, di antaranya spot Tugu di Sadananya, Gunung Golkar di Sindangkasih, Batu Datar di Cipaku, dan Curug Tujuh di Panjalu. Atap tertinggi Gunung Sawal berada di daerah Panjalu dengan ketinggian 1.764 meter di atas permukaan laut (Mdpl).
Gunung Sawal yang bermakna sumbernya tak terbatas ini menjadi rumah bagi ratusan monyet. Selain itu ada lutung, kijang, babi, ular bahkan macan tutul.
Selain hutan produksi milik rakyat yang ditanami kopi, cengkeh, pete, dan lainnya, gunung ini pun diselimuti hutan lindung milik negara yang berisi pohon rasamala dan pinus.
Selain hutan produksi milik rakyat yang ditanami kopi, cengkeh, pete, dan lainnya, gunung ini pun diselimuti hutan lindung milik negara yang berisi pohon rasamala dan pinus.
Potensi wisata
budayanya ada wisata religi, wisata ziarah, kesenian tradisional, kuliner khas,
dan tradisi masyarakat setempat.
“Kalau kesenian ada pencak silat, reog buncis, qasidahan, ritus damar sewu, dan seni gembyung serta ritus mangerankeun ngalokay cai di huluwotan atau ruwatan
sumber mata air sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat terhadap Tuhan Yang Maha
Kuasa atas karunia serta limpahan rezeki
dan barokahnya sumber daya alam di Desa Jayagiri,”
terang Wawan Gunawan, putra daerah kelahiran Dusun Cimuncang, Desa Jayagiri, Sabtu (19/3).
Sedangkan potensi wisata religi Islaminya berupa kegiatan Manaqib di Masjid Al-Hidayah Dusun Cimuncang. "Kegiatan manaqib ini digelar setiap sebulan sekali," ujar Wawan yang tak lain sang Dalang Wayang Ajen.
Sekdes Jayagiri Yono menambahkan potensi wisata ziarah di Desa Jayagiri ada makam keramat Eyang Guru Aji yang berada
di Kampung atau Dusun Cilimus. Lokasi makamnya masuk dalam areal hutan lindung.
Makam keramat tersebut, lanjut Yono sudah berstatus situs budaya sejak lima tahun belakangan ini. Peziarah yang
datang kebanyakan dari luar daerah, paling ramai saat maulud dan ada pilkades maupun pilkada.
“Maklum banyak orang
yang percaya makam keramat itu bisa memuluskan orang yang berniat ingin jadi
kepala desa, bupati, walikota, dan lainnya,” aku Yono.
Tradisi
masyarakatnya antara lain perang leutak atau perang lumpur di sawah atau di balong
(empang ikan).
Sementara kulinernya berupa nasi liwet dengan lauk pepes ikan mujaer, sambal dan
aneka lalapan termasuk pete.
Panganan kecilnya
ada rangginang dan saroja yang terbuat dari tepung
beras seperti kembang goyang serta bermacam kue kering lainnya. Tak
ketinggalan kere ikan dari ikan mujair
kecil yang diberi bumbu lalu digoreng kering dengan dua macam rasa, asin dan
manis.
Desa
ini juga menyimpan potensi wisata agro. Selain lahan pertanian yang
berteras-teras juga ada perkebunan kopi dan cengkeh di lereng Gunung Sawal. “Sayangnya
belum ada home industry yang mengelola kopi disini untuk dijadikan oleh-oleh
berupa bubuk kopi dan lainnya,” aku Aseng selaku Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
(LPM) Desa Jayagiri.
Potensi
wisata petualangannya berupa pendakian gunung ke puncak Gunung Sawal, motor cross, dan lintas alam. “Setiap akhir pekan
banyak penghobi motor cross yang menjajal medan menantang di Gunung Sawal,
selain para pendaki,” kata Aseng lagi.
Soal
akomodasi, Kepala Dusun Cimuncang Rohman mengakui belum ada hotel dan homestay di
desa ini. Namun beberapa rumah penduduk bisa digunakan untuk tempat inap jika
ada pengunjung yang ingin menginap di desa ini. “Ada sekitar 7 rumah yang siap menampung pengunjung dari
luar Jayagiri,” terang Rohman.
Untuk
memperkenalkan semua potensi wisata yang ada di Desa Jayagiri, pemerintah dalam hal ini Kementerian Pariwisata (Kemenpar) bekerjasama
dengan masyarakat Desa Jayagiri sudah
melakukan beberapa upaya antara lain dengan menggelar Festival Religi
Muharraman dan Festival Wisata Budaya Religi Manaqib.
“Tahun lalu tepatnya tanggal 20-21 November, Festival Religi Muharraman digelar untuk kali pertama selama dua hari
dengan tujuan memperkenalkan kesenian dan tradisi masyarakat Desa Jayagiri dalam
kemasan festival agar terekspos luas,” terang Wawan yang juga seorang PNS
di Kemenpar dengan jabatan Kasubit Promosi Wisata Sejarah dan Religi, Asdep Pengembangan Seqmen
Pasar Personal, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara (DBP3N).
Tak sulit menjangkau Desa Jayagiri.
Pengunjung yang datang dari Kota Bandung bisa naik bis
BP ke Panjalu atau mobil travel selama kurang
lebih jam. Dari Panjalu ke Desa Jayagiri
dengan angkutan desa yang jumlahnya masih terbatas, turun di Desa Sindangmukti.
Dari Sindakmuti naik ojek Rp 10 ribu selama 10 menit atau kalau dari Terminal
bis Panumbangan, Ibukota Kecamatan Panumbangan naik ojek motor sekitar Rp 20 ribu.
Upaya lainnya, Kemenpar
juga akan menggelar Festival Jagir (Jayagiri) bulan Juni mendatang. Festival ini sekaligus untuk merayakan Hari Jadi Desa Jayagiri yang jatuh pada tanggal 4 April.
"Dalam festival tersebut akan disuguhkan semua potensi wisata yang ada di Desa Jayagiri, agar masyarakat luas mengetahuinya sekaligus mempromosikan branding pariwisata nusantara Pesona Indonesia," pungkas Wawan.
Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar