Masjid Al-Hidayah Kembali Jadi Lokasi Festival Wisata Budaya Religi Manaqib
Masjid Al Hidayah di Dusun Cimuncang, Desa Jayagiri, Kecamatan Panumbangan, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat kembali menjadi tempat penyelenggaraan Festival Wisata Budaya Religi Manaqib 2016. Festival kali kedua yang mendapat dukungan dari Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara (DBP3N), Kementerian Pariwisata (Kemenpar) ini berlangsung pada Sabtu (19/3) sore.
Kasubit Promosi Wisata Sejarah dan Religi, Asdep Pengembangan Seqmen Pasar Personal, Deputi DBP3N, Kemenpar, Wawan Gunawan yang biasa disapa Kang Wawan menjelaskan acara manaqib di Masjid Al-Hidayah yang digelar setiap bulan sudah berlangsung 9 kali sejak Juni 2015.
"Melihat antusias masyarakat dan jama'ah dari luar Desa Jayagiri sangat tinggi, maka Kemenpar memberi dukungan dan kemudian menamakannya Festival Wisata Budaya Religi Manaqib. Baru dua kali dengan festival kali ini," terangnya di Masjid Al-Hidayat, Jumat (18/3).
Dukungan yang diberikan Kemenpar untuk festival wisata budaya religi ini, lanjut Kang Wawan berupa promosi pra dan on event serta bahan promosi seperti kaos bertuliskan Festival Wisata Budaya Religi Manaqib, umbul-umbul, baliho, dan spanduk. "Tak ketinggalan liputan media serta promosi di media sosial," terang Kang Wawan yang juga dikenal sebagai dalang Wayang Ajen ini.
Usai Shalat Maghrib berjamaah dilanjutkan dengan zikir sampai Isya. Sehabis Shalat Isya berjamaah disambung zikir akbar, khataman, majelis doa, pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur'an oleh qori ustad Lukman. Kemudian shalawatan oleh Ponpes Sirnarasa dan Tambih oleh Ustad Zainal Arifin salah seorang iman Masjid Al-Hidayah.
Selanjutnya Tawashul oleh Ustad Ihin dan Maqobah oleh KH Iskandar yang intinya menceritakan kelakuan Sultonu Auliya'i Syeh Abdul Qadir Jailani selama kurang lebih 15 menit.
Setelah itu Tabaruk Mutftausudur oleh salah satu ustad dari Pompes Sirnarasa, disambung Khidmad ilmiah atau kajian ilmiah berdasakan kacamata Islam oleh KH Dadang Mulyawan, yang tak lain menantu Abah Gaos, sang pendiri dan pemimpin Ponpes Sirnarasa.
Kemudian diteruskan dengan Tablik Akbar oleh KH Ayib Burhanudin dari Sukabumi dan sebagai puncak acaranya Tauziah dan Khidmad Doa oleh Abah Gaos. Terakhir Muhasabah lalu makan malam. "Kira-kira selesai pukul 11 malam," kata Kang Wawan.
Sehari sebelum acara, Masjid Al-Hidayah tampil beda. Baliho besar bertuliskan Festival Wisata Budaya Religi Manaqib terpasang di bagian samping gedung masjid.
Beberapa spanduk pun terpampang di pagar masjid dan sejumlah umbul-umbul bertuliskan Pesona Indonesia berikut logo Burung Garuda terpasang di sepanjang jalan dan halaman masjid.
Menurut Ustad Zainal Arifin salah seorang iman Masjid Al-Hidayah, masjid ini termasuk masjid kuno. Masjid ini berdiri tahun 1860 di atas tanah wakaf lalu mengalami renovasi beberapa kali hingga berubah wujud seperti sekarang. "Awalnya masjid ini bangunannya dari kayu dan papan. Lantainya dari bilah bambu atau palupuh kata urang Sunda," terang Zainal Arifin.
Kang Wawan menambahkan kegiatan Festival Wisata Budaya Religi Manaqib 2016 ini selain bertujuan memperkenalkan potensi wisata religi khususnya di Desa Jayagiri, juga sekaligus untuk mempromosikan branding pariwisata nasional Pesona Indonesia.
"Diharapkan lewat festival ini masyarakat setempat dan para jama'ah wisata religi yang datang dari berbagai daerah ke Masjid Al-Hidayah, jadi lebih mengenal apa itu branding Pesona Indonesia," pungkasnya.
Sebelum di Masjid Al-Hidayah, pada hari dan tanggal yang sama Festival Wisata Budaya Religi Manaqib 2016 juga digelar di Ponpes Sirnarasa di Dusun Ciceuri, Desa Ciomas, Kecamatan Panjalu, masih Kabupaten Ciamis, sekitar 1 jam dari Masjid Al-Hidayah, mulai pukul 7 pagi sampai pukul 1 siang.
Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar