Serunya Narsis Bareng 6 Presiden RI
Berfoto bersama orang nonor satu di Indonesia, bagi sejumlah orang itu jadi kebanggaan. Apalagi bisa melakukannya sekaligus dengan 6 presiden Indonesia, hemmm.., rasanya bukan main bangganya. Tapi apa itu mungkin? Dimana bisa selfie bareng dengan Presiden Soekarno, Soeharto, Habibie, Abdurahman Wahid atau Gusdur, Megawati, dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)? Jawabannya sangat mungkin. Kunjungi saja Museum Kepresidenan Balai Kitri di Komplek Istana Presiden di Kota Bogor, Jawa Barat.
Buktinya kemarin, Rabu (16/3) rombongan peserta dan panitia kegiatan Standarisasi Penyediaan Informasi Pariwisata yang digelar Biro Hukum dan Komumikasi Publik, Kementerian Pariwisata (Kemenpar), tak kuasa menolak narsis bareng 6 patung reflika Presiden Republik Indonesia Soekarno, Soeharto, Habibie, Gusdur, Megawati, dan SBY di lantai satu Museum Kepresidenan Balai Kitri.
Belum puas berfoto bersama, ada peserta dan panitia yang minta diabadikan sendiri-sendiri dan dalam kelompok kecil. Pose yang paling menarik tentu saja saat beberapa panitia bergaya seperti aksi patung masing-masing presiden.
Vira Handayani misalnya, staf humas Kemenpar ini ingin difoto dengan mengikuti pose Presiden Habibie. "Unik dan lucu gayanya," kata gadis berkulit coklat manis ini.
Pemandu Museum Kepresidenan Yuni Astuti mengamini bahwa 6 patung Presiden RI yang sudah purnakarya itu merupakan ikon museum ini. "Patung-patung tersebut kerap diabadikan pengunjung dan jadi obyek latar foto," ujarnya.
Patung-patung tersebut, lanjutnya didedikasikan untuk presiden-presiden Indonesia yang sudah pensiun. "Kenapa Presiden Jokowi tidak ada? Karena beliau masih menjabat," terang Yuni.
Museum ini, lanjut Yuni dibangun atas ide Presiden SBY pada tahun 2012. “Balai” berarti gedung, rumah atau kantor, sedangkan “Kirti” mengandung berbagai arti, yakni amal utama atau tindakan yang membawa kemasyhuran. “Balai Kirti” berarti bangunan yang menyimpan dan memamerkan berbagai benda bersejarah peninggalan perjalanan sejarah kepemimpinan para Presiden RI.
Luas museum sekitar 3.211,6 m2. Pembangunan gedungnya dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum, diawali dengan sayembara rancang bangun pada 2012 dan dilanjutkan dengan pekerjaan fisik pada 2013 dan 2014.
Koleksi museumnya menjadi tugas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mulai tahun 2012 hingga 2014. Untuk kelengkapan koleksi buku perpustakaan dilakukan oleh Perpustakaan Nasional, sedangkan untuk informasi peta digital dibantu oleh Badan Informasi Geospasial.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berperan membuatkan ruang ‘artshop‘ yang akan membantu pengunjung atau masyarakat untuk mendapatkan cinderamata.
Gedung museum ini ada 3 lantai. Lantai pertama Galeri Kebangsaan, lantai kedua Galeri Kepresidenan, dan lantai ketiga berupa taman terbuka dan rencananya akan dibuat kafe.
Di Galeri Kebangsaan terdapat patung Garuda, tulisan-tulisan Proklamasi, Pancasila, Pembukaan UUD1945, Sumpah Pemuda, dan Lagu Indonesia Raya. Selain itu terdapat pula Peta Digital yang menggambarkan perkembangan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dari mulai presiden pertama sampai dengan ke-enam.
Di bagian belakang Galeri Kebangsaan, 6 patung presiden yang berdiri di tengah-tengah kolam. Sedangkan di bagian tengah ruangan terdapat ruang audio visual yang menyajikan berbagai film terkait dengan peristiwa bersejarah berkenaan dengan 6 Presiden RI.
Di lantai dua terdapat ruang pameran berbagai koleksi dan informasi penting terkait dengan prestasi 6 Presiden RI, mulai dari Soekarno hingga SBY.
Di lantai 2 juga ada perpustakaan yang memajanh ratusan buku tentang keenam presiden tersebut.
Petugas perpustakaan Museum Kepresidenan, Ismawati menjelaskan koleksi buku tentang Presiden SBY paling banyak di antara presiden lainnya. Jumlahnya 551 buku. "Kedua Presiden Soeharto 167 buku, lalu Soekarno 137 buku, Habibie 80 buku, Gusdur 73, dan paling sedikit Megawati 45 buku," ujarnya.
Pengunjung perpus dibatasi 15 orang per kelompoknya. "Selama di perpus hanya boleh baca saja dan meng-copy, itu pun dengan sarat petugas yang meng-copy, " jelas Ismiati.
Jam buka perpus beda dengan museum. "Perpus buka dari Senin sampai Jum'at dari jam 9 pagi hingga 3 sore. Tutup Sabtu dan Minggu," tambahnya.
Andi, petugas keamanan museum mengatakan ada 6 orang yang bertugas menjaga keamanan museum ini sehari-semalam. "Terbagi 3 ship dan cleaning service ada 6 orang," kata Andi.
Yuni menambahkan kendati masih seumur jagung, antusias pengunjung museum ini cukup tinggi. "Sehari pernah 1.500 orang. Paling sedikit 3 orang," jelasnya.
Pengunjungnya bukan hanya warga Indonesia terutama pelajar dan mahasiswa, pun wisatawan asing seperti Irlandia, Australia, Jepang, Irlandia, dan Belanda. "Belum lama juga datang mahasiswa dari Tunisia, India, Sudan, dan Afrika yang mendapat beasiswa di Indonesia," terangnya.
Pengunjung yang mau datang ke museum ini, lanjut Yuni minimal 7 hari sebelum kedatangan harus mengirim surat ajuan via email. "Museum buka setiap Selasa sampai Jumat. Libur hari Senin," tambahnya.
Pengunjung pria harus mengenakan pakaian/baju berkerah/batik dan celana panjang bahan bahan serta bersepatu. "Tidak boleh berkaos, celana pendek atau celana jeans, dan memakai sandal," terangnya.
Semua pengunjung juga dilarang memotret koleksi di masing-masing ruangan presiden. "Karena itu dokumen negara, takut diduplikasi," aku Yuni.
Sepulang melongok koleksi Museum Kepresidenan ini, jangan lupa mampir ke toko souvenir-nya yang terletak di bagian depan gedung museum, sebelah kanan dari pintu masuk utama.
Di toko tersebut dijual antara lain gantungan kunci, topi, dan kaos bertuliskan Istana Bogor untuk anak-anak dan orang dewasa dengan harga Rp 80.000 per item.
Selanjutnya memburu panganan khas Bogor di Rumah Talas, seberang Terminal Baranangsiang antara lain brownis dari talas, aneka kue kering, dan lainnya buat oleh-oleh.
Kalau perut keroncongan minta diisi, datangi lokasi wisata kuliner yang relatif baru di kota berkebun raya ini, yakni National Eat. Pilih saja toge goreng, sop duren, kue cubit, pisgor, dan aneka menu lainnya. Semua itu pasti akan membuat kunjungan singkat di kota roti unyil ini jadi lebih sempurna.
Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar