. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Kamis, 11 Februari 2016

Presiden Jokowi: Pers Harus Bangun Kepercayaan Publik dan Etos Kerja

Dalam era persaingan global yang semakin sengit ini, yang dibutuhkan negara Indonesia untuk dapat bersaing sekaligus memenangkannya adalah kepercayaan (trust) dari pihak, bangsa atau negara lain. Media pers seharusnya dapat membantu membentuk kepercayaan itu lewat beragam berita dan informasinya. 

Demikian himbauan yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2016 yang berlangsung di objek wisata Pantai Kuta, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa siang (9/2). "Jangan harap ada investor masuk kalau mereka justru distrust atau tidak percaya dengan bangsa dan negara ini," ujar Presiden.


Menurut RI Satu ini media pers bisa membentuk kepercayaan lewat berita-berita yang siarkan. Semestinya berita-berita yang disiarkan tentang kabar yang baik-baik, bukannya yang mengganggu. "Jangan berita-berita yang judulnya menjatuhkan seperti judul berita yang pernah saya baca; Pemerintah Gagal, Indonesia akan Bangkrut, Jokowi dan JK akan Ambruk, dan sebagainya," ungkap Jokowi. 


Berita-berita seperti itu bukan hanya menimbulkan ketidakpercayaan pun membuat pesimisme. "Bayangkan Indonesia diprediksi akan hancur, semua target pertumbuhan ekonomi tidak tercapai, itu faktanya apa dan dari mana?" tanya Jokowi. 

Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi berharap media pers juga dapat menjadi corong untuk membangun etos kerja masyarakat Indonesia lebih baik dan juga memacu produktivitas masyarakat. "Bukan sebaliknya, malah membuat rasa pesimis dan terjebak untuk menciptakan sensasi semata agar beritanya sensasional, " terang Jokowi. 

Jokowi juga menyentil media elektronik yang hanya mengutamakan rating. "Tayangkanlah berita-berita yang membangun juga lagu-lagu Nasional. Memang ada stasiun TV yang menayangkannya tapi di akhir acara. Saya maunya prime time, " tegas Jokowi.

Jokowi juga sempat menyinggung pemberitaan di media-media online. Menurutnya karena ingin cepat tersiar, banyak yang hal-hal yang terabaikan sehingga beritanya tidak akurat dan tidak berimbang. "Banyak juga yang campur aduk antara fakta dan opini. Bahkan terkadang menghakimi seseorang," aku Jokowi.

Ketua Dewan Pers Prof Bagir Manan mengatakan pers Indonesia bergradasi. Semakin ke pusat atau Jakarta tingkat profesionalisme semakin tinggi. "Sebaliknya semakin ke daerah unsur profesionalisme-nya kelihatannya semakin rendah. Salah satu penyebabnya belum ada pelatihan pers yang baik, yang mampu mendidik pers menjadi sehat," ungkapnya. 

Terkait kemaritiman dan pariwisata Nasional yang menjadi tema HPN 2016, Bagir menilai tepat mengingat potensi kemaritiman Indonesia sangat besar dan semestinya pemanfatannya harus sebesar-besarnya untuk rakyat. 

Begitu pun dengan sektor pariwisata. "Lewat HPN 2016, pers harus menyadari bahwa eksploitasi dan pemanfaatan kemaritiman dan pariwisata belum maksimal. Pers harus berorientasi pada kepentingan masyarakat," tegas Bagir. 

Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi berterimakasih atas kehadiran Presiden Jokowi dalam HPN di Lombok. Dia berharap pelaksanaan HPN 2016 di Lombok bisa menjadi sejarah dalam penyelenggaraan HPN di masa depan.

Majdi juga berharap pers Indonesia terus menerus menyuarakan kebenaran agar masyarakat Indonesia maju."Kalau sebaliknya justru akan menyusahkan masyarakat," ujarnya. 

Berbicara soal pariwisata, Majdi mengatakan bukan hanya soal pantai yang indah, budaya yang unik dan lainnya namun tak kalah penting pemberitaan dan penyiarannya. "HPN 2016 ini penting bagi kami untuk terus memperkenalkan NTB khususnya Lombok dan Sumbawa ke tingkat Nasional dan dunia, " terangnya. 

Deputi Badan Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Esthy Reko Astuti seusai acara mengatakan Lombok dipilih menjadi lokasi acara HPN 2016 atas sinergi dengan pihak-pihak terkait guna sekaligus mengangkat potensi wisata dan budaya di Lombok, khususnya di KEK Mandalika. "Diharapkan dengan terselenggaranya acara ini, kesadaran wisata masyarakat lokal juga semakin baik, " ujarnya. 

Esthy menghimbau tahun depan dan seterusnya acara peringatan HPN dapat diselenggarakan di kawasan ekonomi khusus lainnya yang punya potensi wisata dan budaya luar biasa, agar ikut terangkat namanya oleh media.


Kuta Lombok Berhias 
Lokasi puncak peringatan HPN 2016 ternyata banyak yang belum tahu. Masih banyak yang mengira lokasinya di Bali, padahal Pantai Kuta ini adanya di Lombok Tengah. 

Pantai Kuta Lombok yang berpasir seperti merica, bulat kecil-kecil ini termasuk dalam KEK.

Ketika menjadi lokasi HPN, wajahnya pun dihias sedemikian rupa hingga tampil lebih cantik dan bersih. Ada gazebo, penanaman pohon kelapa, ratusan umbul-umbul sampai penutupan bukit-bukit karang dengan lembaran kain bendera Merah Putih. 

Menurut Nengah Budiarta pemilik salah satu homestay di Pantai Kuta mengatakan pelaksanaan HPN 2016 di sini turut meningkatkan pendapatan perekonomian masyarakat. "Banyak tamu yang menginap dan juga makan di homestay saya. Begitupun di homestay dan warung-warung makan lainnya," akunya. 

Nengah berharap moment ini dimanfaatkan oleh masyarakat dan juga aparat kepolisian untuk terus belajar bagaimana menerima tamu dan wisatawan dengan baik, terutama menjaga kenyamanan dan keamanan. "Maklum di sini tingkat kriminalitas seperti pencurian dan penjegalan motor serta penjambretan terhadap turis masih kerap terjadi," akunya. 

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com) 
Foto: adji & agung-Humas Kemenpar 

Captions: 
1. Presiden Jokowi tiba di lokasi HPN 2016 di Pantai Kuta, Lombok, NTB. 
2. Presiden Jokowi meninggalkan lokasi acara.
3. Spanduk HPN 2016 di sekitar Kuta Lombok.
4. Karang batu di Pantai Kuta Lombok diselimuti Bendera Merah Putih.

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP