. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Minggu, 18 Oktober 2015

Antara Cilok, Pempek, dan Kerak Telor di Piala Presiden 2015

Minggu malam  menjadi malam pembuktian, PERSIB, tim kesebelasan sepak bola asal Kota Bandung, Jawa Barat yang berhak menyandang  Sang Juara Piala Presiden 2015, usai mengalahkan Sriwijaya FC dari Palembang, Sumatera Selatan di Stadion Gelora Bung Karno (GNK), Senayan, Jakarta. 

Kali ini penulis bukan ingin mengupas latar belakang masing-masing klub sepakbola tersebut, sepak terjang di perhelatan persepakbolaan Tanah Air ataupun jalannya pertandingan yang 'menghipnotis' puluhan ribu pasang mata di GBK, Senayan, Jakarta dan jutaan lagi yang menyaksikannya di layar kaca. Penulis justru ingin mengangkat sisi lain dari kedua kota yang berada di beda pulau ini. Spesifik lagi dari sisi kuliner khasnya.

Tak bisa dipungkiri, kedua kota yang semalam masing-masing tim kesebelasannya berjuang merebut Piala Presiden tahun ini, sudah lama dikenal sebagai kota kuliner terkenal di tingkat Nasional.

Menyebut Palembang, pasti yang terekam di benak setiap orang langsung panganan Pempek-nya. Begitu kuatnya kuliner khas Palembang ini, sampai-sampai Ibukota Provinsi Sumsel yang dialiri Sungai Musi ini, berpredikat sebagai Kota Pempek. 

Kalau Anda bertandang ke Palembang, pasti dengan mudah menemukan sejumlah kedai, warung, dan resto berkelas yang menjual aneka jenis Pempek. Bukan cuma itu, Anda dengan mudah akan menemukan pedagang Pempek kaki limanya yang berkeliling dari kampung ke kampung.

Sepulang berwisata dari kota yang memiliki landmark yang juga me-Nasional yakni Jembatan Ampera atau Jembatan Musi ini, wisatawannya pun membawa bermacam Pempek sebagai buah tangan buat keluarga, kerabat, dan sahabat.

Pempek bagi Palembang bukan sekadar kuliner, melainkan imej, ikon sekaligus kebanggaan yang mampu menarik minat banyak orang dari berbagai daerah di Tanah Air untuk datang dan mencicipinya langsung. 

Bagaimana dengan Bandung?
Saking banyaknya kuliner khas Bandung antara lain Cilok alias aci dicolok, Cireng (aci digoreng), Batagor Riri, Siomay NHI, Brownis Amanda, Peyeum, Kripik Tempe di Leuwi Panjang, dan lainnya membuat kota tak berpantai dan tak berpelabuhan ini juga menjadi kota wisata kuliner selain sebutan sebagai kota wisata belanja karena banyak terdapat Factory Outlet (FO), fashion shop, sentra kerajinan, mall dan lainnya. 

Namun karena banyak kulinernya, justru tak ada satupun yang menempel kuat sebagai perlambang kota ini. Bandung sampai kini masih berlabel Kota Kembang, sekalipun kembangnya tak lagi sebanyak dulu, dan jauh sebelumnya Bandung juga dikenal sebagai Paris Van Java-nya Indonesia. Tak pernah terdengar sebutan Bandung Kota Cilok ataupun Kota Cireng, Brownis dan lainnya. 

Kendati tak sekuat Pempek yang melekat erat sebagai citra Kota Palembang ataupun Gudek pada Kota Jogja, namun tak bisa dipungkiri aneka panganan khas Bandung di atas mampu memikat wisatawan dari berbagai kota di Tanah Air bahkan dari negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

Cilok memang cukup mencolok di antara pedagang panganan kaki lima lainnya di Bandung. Bahkan makanan kecil agak kenyal-kenyal ini sudah eksodus ke kota lain termasuk ke Jakarta. 

Nama Cilok pun perlahan naik ke permukaan, melewati batas Kota Bandung. Namun harus diakui belum se-Nasional dan sesohor Pempek. 

Jika biasanya setiap akhir pekan wisatawan asal Jakarta dan sekitarnya memadati jalan-jalan, objek-objek wisata, FO, rumah makan, toko oleh-oleh, pusat jajan, dan mall di Kota Bandung. Minggu ini sebaliknya, puluhan ribu urang Paris Van Java Bandung dan sekitarnya berbondong-bondong ke Jakarta, memadati, dan 'membirukan' GBK Senayan untuk berwisata olahraga, menyaksikan tim kesayangannya Persib di partai final Piala Presiden 2015 melawan tim dari Kota Pempek, Palembang Sriwijaya FC. Ini terbukti olahraga, terutama sepak bola dan lainnya, jadi salah satu daya tarik kuat menjaring wisatawan.

Berkat kehadiran kedua kota ini 'berjibaku' menjadi Sang Pemenang Piala Presiden tahun ini, secara tidak langsung turut melambungkan nama kota masing-masing termasuk objek wisata dan kuliner khasnya. Nama Cilok dan Pempek pun membahana raya.

Begitupun dengan Jakarta yang terpilih menjadi lokasi pertandingan antara Tim Cilok dan Tim Pempek. Jakarta yang memiliki panganan khas Kerak Telor, berhasil menjadi tuan rumah yang hangat sekalipun harus dijaga ribuan aparat keamanan dengan status Siaga Satu untuk mengantisipasi kerusuhan massal.

Alhamdulillah, ternyata apa yang dicemaskan tidak terjadi, hanya insiden kecil para perusuh yang mengaku The Jak Mania, nama fans fanatik Tim Persija, Jakarta yang kerap bersiteru dengan Bobotoh, penggemar setia Persib. 

Menjadi tuan rumah, secara tidak langsung kuliner khas Jakarta terutama Kerok Telor pun ikut terangkat namanya. Ini membuktikan ada keterkaitan erat antara olahraga, wisata, dan kuliner. 

Bila ketiganya dipadupadankan dengan kemasan yang apik, termasuk sajian seni budayanya, pasti akan menjadi suguhan event sport tourism yang jauh lebih menarik.

Sekali lagi, congratulatios buat Persib, Tim Cilok yang menjadi juara pertama Piala Presiden 2015 sekaligus pemain terbaik dan pencetak gol terbanyak. Selamat juga buat SFC, Tim Pempek yang menjadi tim paling sportif sekaligus menyabet juara kedua. Begitu pun dengan tuan rumah Kerak Telor, Jakarta yang selalu hangat dan siaga.

Bravo sepak bola Indonesia, Bravo sport tourism Tanah Air! 

Teks & foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Captions:
1. Seporsi Pempek Palembang jenis kapal selam dan lenjer.
2. Jembatan Ampera, landmark Kota Palembang.
3. Kaos Bandung di sentar belanja Jalan Cihampelas.
4. Cilok, panagan khas Bandung
5. Menikmati Kerak Telor, salah satu kuliner khas Betawi, Jakarta. 

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP