. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Sabtu, 18 Oktober 2014

Ada Sate Maranggi Hingga Rawon di Mall of Indonesia

Doyan Sate Maranggi? Atau mau coba Rawon, makanan khas Jawa Timuran? Anda tak perlu jauh-jauh ke Purwakarta, Bandung ataupun Malang. Datang saja ke Mall of Indonesia (MOI) di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Pasalnya sejak kemarin, di mall ini berlangsung Festival 30 Ikon Kuliner Tradisional Indonesia (IKTI) yang bakal menggugah selera makan Anda. 

Di festival kuliner yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bersama Sasa ini, bukan hanya Sate Maranggi dan Rawon Malang saja. Masih ada sejumlah makanan lain seperti Sate Ayam Madura, Sate Lilit Bali, Nasi Padang, Nasi Liwet Solo, Soto Ayam Lamongan, Gado-gado Betawi, Rujak Cingur Surabaya, Surabi Bandung, dan lainnya.

Harga setiap porsinya pun terjangkau. Sate Maranggi misalnya cuma Rp 40 ribu per porsi isi 10 tusuk. Pada hari pertama, sate dari daging sapi yang empuk dan bercitra rasa manis ini paling diminati pengunjung MOI. “Sampai sore ini lumayan sudah 100 lebih porsi yang terjual. Padahal pengunjung mal-nya tidak terlalu ramai. Pasti Sabtu dan minggu lebih ramai lagi,” aku Dedie Soekartin, pedagang sate khas Purwakarta tersebut. 

Sementara Rawon Malang seporsinya hanya Rp 25 ribu, Sate LiLit Bali Rp 40 ribu, Gado-gado Betawi Rp 20 ribu, Nasi Liwet Solo Rp 30 ribu, dan Nasi Padang Rp 20 ribu dengan Rendang dagingnya.

Direktur Pengembangan Wisata Minat Khusus, Konvensi, Insentif dan Event, Kemenparekraf Achyaruddin mengatakan festival ini pertama kali diadakan di mal untuk lebih memperkenalkan 30 Ikon Kuliner Tradisional Indonesia (IKTI) yang sudah ditetapkan pemerintah sejak tahun 2012. 

“Tujuannya biar orang kota yang senang ke mal terutama setiap akhir pekan tahu apa saja 30 IKTI itu dan bisa langsung menikmati kelezatannya masing-masing," ujarnya usai membuka Festival 30 Ikon Kuliner Tradisional Indonesia di Lower Ground (LG) mal tersebut, Jumat (17/10/2014). 

Landasan pemilihan 30 IKTI tersebut, lanjut Achyaruddin berdasarkan tiga kriteria yakni pertama, bahan baku harus mudah diperoleh, baik di dalam maupun luar negeri, kedua kuliner tersebut telah dikenal oleh masyarakat luas, dan ketiga ada pelaku profesional praktisi kuliner tersebut.

 “Pemilihan kuliner tradisional Indonesia ini tidak berhenti pada 30 IKTI yang sekarang ada. Ke depannya setiap destinasi wisata diharapkan memiliki ikon dan kuliner unggulannya,” terangnya.

Nah, Anda tertarik menikmati sensai 30 Ikon Kuliner Tradsiona Indonesia tesebut, datang saja bersama kekasih, teman, keluarga atau kerabat ke MOI. Festivalnya berlangsung sampai Minggu (19/10).

Festival kuliner ini juga dimeriahkan dengan seminar kuliner, pameran, demo masak 30 IKTI, lomba memasak bertema 30 IKTI, dan hiburan musik antara lain Keroncong Tugu.. 

Untuk cooking competition memperebutkan hadiah total 30 juta rupiah terbagi dua kategori yakni kategori chef hotel & restoran dan kategori juru masak non hotel. 

Di event ini, Anda juga bisa bertemu dengan pemerhati kuliner Bondan Winarno dan profesional chef Vindex Tengker serta sejumlah Junior Masterchef Indonesia antara lain Afaf, Zidan, Revo, Nocole, Alain, dan Kimmy yang akan melakukan demo memasak. 

Naskah & foto: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com) 

Captions: 
1. Sate Maranggi, Sate daging sapi yang empuk dan bercitra rasa rada manis khas Purwakarta, Jawa Barat. 2. Direktur Pengembangan Wisata Minat Khusus, Konvensi, Insentif dan Event, Kemenparekraf Achyaruddin saat menjadi pemicara seminar kuliner di Festival 30 Ikon Kuliner Tradisional Indonesia.
3. Pengunjung tengah membeli Sate Maranggi di Festival 30 Ikon Kuliner Tradisional Indonesia yang berlangsung hingga Minggu, 19 Oktober 2014 di Mall of Indonesia, Jakarta Utara. 

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP