. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Rabu, 24 September 2014

Inilah Waktu yang Pas Menikmati Keistimewaan Kota Pempek

Palembang lagi jadi sorotan dunia. Maklum  di Ibukota Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) ini tengah berlangsung Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) bertaraf internasional selama lima hari sejak 23 sampai 27 September 2014. Pesertanya 83 qori dan qoriah dari 40 negara di 4 benua.

Penyelenggaraan lomba membaca Kitab Suci Al-Qur’an tingkat internasional ini makin membuat banyak orang tertarik berkunjung ke Kota Pempek ini. Maklum, kegiatan tersebut baru kali pertama diadakan di Sumsel bahkan di Pulau Sumatera. Jadi terkesan lebih prestisius. 

Banyak pengunjung yang bertandang ke Palembang saat MTQ internasional, beralasan lomba ini memberikan atmosfir yang berbeda dari biasanya. Pasalnya, selain dapat mendengarkan lantunan megah, teduh, dan merdu dari qori dan qoriah dalam dan luar negeri, pun dapat menikmati sejumlah objek wisata yang ada di kota bersungai Musi ini, seperti  objek wisata sejarah, ziarah, sungai, kuliner, buatan, rekreasi, olahrga, dan objek wisata religi yang ada

Objek pertama yang mereka datangi tentu saja Palembang Sport dan Convention Center (PSCC). Soalnya PSCC menjadi venue MTQ Internasional 2014. Lokasinya di Jalan Angakatan 45 atau Jalan POM IX, di kawasan kampus Palembang yang merupakan jantung atau pusat Kota. Letak persis gedung yang dahulu bernama sport hall ini bersebelahan dengan hotel Horison, gedung MPR/DPR lama, dan juga bersebelahan dengan Stadion Madya Bumi Sriwijaya yang berdekatan dengan kawasan Mall Palembang Squere.

Sejak pertama beroperasi sebagai venue penyelenggaraan event Sea Games 2011 lalu, PSCC telah banyak menyelenggrakan event-event internasional lainya seperti volly asia, sepak takraw dunia, dan terakhir sebagai venue basket dan volley indoor Islamic Solidarity Games (ISG) 2013 dengan kapasitas gedung yang mampu menampung sampai dengan 5.000 pengunjung.

Transportasi umum ke kawasan PSCC cukup banyak. Ada Bis Transmusi yang ber-Ac dengan rute Plaju–PS. Pilihan lain angkot dengan rute Pakjo–Ampera dengan biaya. Kalau dari kawasan perumnas bisa menggunakan angkot dengan rute Perumnas-Ampera.

Kedua, Stadion Gelora Sriwijaya. Stadion yang beralamat di Jalan Gubernur H.A. Bastari, Jakabaring, Palembang ini sering juga disebut Jakabaring Sport Center Palembang. Ini merupakan tempat olahraga yang lengkap karena dibuat untuk even internasional khususnya perlombaan olahraga. Stadion dengan luas lahan sekitar 40 hektar ini dapat memuat hingga 36.000 - 40.000 orang dengan 4 tribun (A, B, C dan D) bertingkat mengelilingi lapangan.

Stadion ini menjadi stadion utama pada upacara pembukaan dan penutupan Sea Games 2011. Saat ini Gelora Sriwijaya digunakan oleh Sriwijaya FC sebagai markas dan tempat pertandingan sepak bola.

Di depan stadion ini terdapat Tugu Jakabaring dengan air mancur unik. Banyak wisatwan lokal yang bersantai di tepian danau yang menjadi salah satu venue untuk cabang olahraga ski air pada Sea Games tahun 2011 lalu ini. Di sekitarnya terdapat bangku-bangku taman yang asyik untuk nongkrong di sore hari sambil menunggu dan mengabadikan sunset-nya. Banyak juga yang jogging di sekeliling danaunya.

Ketiga, Jembatan Ampera. Jembatan ini masih menjadi landmark Palembang. Makanya banyak yang bilang ke Palembang kalau belum ke jembatan ini sepanjang 1.117 meter da lebar 22 meter ini belum lengkap. 

Jembatan yang diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1965 ini menjadi yang terbesar se-Asia Tenggara pada masanya. 

Jembatan ini menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Seberang Ilir yang dipisahkan oleh Sungai Musi. 

Daya tarik jembatan ini terletak dari arsitektur dan warnanya. Banyak wisatwan lokal dan Nusantara yang mengabadikannya, terutama pada malam hari data jembatan ini tampail lebih menawan dengan cahaya puluhan lampu hias. 

Keempat, Sungai Musi. Untuk menikmati sungai sepanjang 750 Km ini, susuri saja dengan ketek, yaitu perahu kayu tradisional khas Palembang. Ketek ini bisa Anda temui di dermaga kecil di bawah Jembatan Ampera. Tarifnya masih bisa ditawar. Dengan cara itu, pengunjung bisa melihat kapal-kapal yang bersandar dan deretan rumah apung yang berdiri di atas sungai yang airnya berwarna kecokelatan ini. 

Malam harinya nongkrong sambil menikmati aneka kuliner khas Palembang seperti pempek, celimpungan, pindang patin, tekwan, dan masih banyak lagi makanan lezat lainnya.

Kelima, Benteng Kuto Besak. Benteng ini dulunya bangunan keraton yang pada abad XVIII menjadi pusat Kesultanan Palembang. Letaknya di Jalan Sultan Mahmud Badarudin, sekitar 1,5 Km sebelah barat laut Jembatan Ampera. 

Benteng sisa Kerajaan Palembang Darussalam waktu zaman Belanda ini sengaja yang dibangun dengan biaya sendiri untuk pertahanan menangkal serangan Belanda dan sekaligus rumah tempat tinggal Kerajaan Palembang. 

Benteng ini adalah satu-satunya benteng yang ada di Indonesia yang menggunakan dinding batu dan juga memenuhi syarat perbentengan atau pertahanan. 

Keenam, Pulau Kemaro. Pulau ini berada di tengah-tengah Sungai Musi, sekitar 6 Km dari Jembatan Ampera. Namanya Kemaro atau Kemara. Dinamakan begitu karena walaupun berada di tengah sungai, pulau ini tidak pernah banjir atau selalu kamerau. 

Berada di Pulau Kemaro berasa seperti di China. Terlebih pada Imlek atauTahun Baru China. Mengapa? Di pulau ini ada pagoda besar dengan 9 lantai. Pagoda yang dibangun tahun 2006 inilah yang menjadi daya tarik Pulau Kemaro. 

Selain itu, ada Klenteng Hok Tjing Rio yang berwarna merang menyala, pohon cinta, dan makam Siti Fatimah, putri Raja Palembang yang dicintai pria Keturunan Tionghoa, Tan Bu Ann.Kisah cinta keduanya bak Romeo dan Juliet. Si pria menikahi sang Putri dengan mas kawin berupa 9 guci emas, namun pada akhirnya pasangan tersebut menerjunkan diri ke sungai dan tenggelam. 

Pengunjung yang datang ke pulau ini biasanya dengan perahu kecil yang dapat ditemukan di sekitar Jembatan Ampera. 

Ketujuh, Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin. Masjid terbesar di Kota Palembang ini berarsitektur gabungan Indonesia, Eropa, dan China. Di dekat masjid megah ini ada 2 pasar yang menjual berbagai macam souvenir, kain tenun, kerajinan kayu, dan aneka makanan. Masjid lainnya yang juga ingin mereka kunjungi adalah Masjid Cheng HO. Masjid bergaya nuansa ornamen Tionghoa ini berada di Jakabaring. Pengunjungnya bukan hanya dari sekitar Palembang, melainkan juga dari Malaysia, Singapura, Taiwan, Medan, Jakarta, dana lainnya. 

Kedelapan, Wisata Bukit Siguntang Palembang. Di bukit yang dipenuhi pepohonan yang rindang ini terdapat makan Raja dan Ratu Palembang dari Kerajaan Sriwijaya serta sejumlah makan lainnya seperti makam Raja Sigentar Alam, Pangeran Raja Batu Api, Putri Kembang Dadar, Putri Rambut Selako, Panglima Tuan Junjungan, Panglima Bagus Kuning, dan makam Panglima Bagus Karang. Lokasinya di perbukitan sebelah barat dari Kota Palembang. 

Kesembilan, Monpera Palembang. Monpera (Monumen Perjuangan Rakyat) merupakan monumen yang di dalamnya terdapat museum tentang seluk beluk Palembang. Koleksi museumnya ada mata uang Indonesia dari zaman Soekarno hingga sekarang, photo pahlawan Palembang, senjata, baju, dan peninggalan lain yang berhubungan dengan sejarah Palembang. Lokasinya juga di tengah kota, tidak jauh dengan Masjid Agung dan juga Jembatan Ampera. Tepatnya di Jalan Merdeka Palembang. 

Kesepuluh, Gedung Kantor Walikota Palembang. Awalnya bangunan ini menara air yang berfungsi untuk mengalirkan air ke seluruh kota sehingga gedung Kantor Walikota ini juga dikenal juga sebagai Kantor Ledeng. Sekarang gedung ini berfungsi sebagai sebuah Kantor Walikota Palembang. Bangunan yang lokasinya berada di pusat kota ini terdapat lampu sorot di puncak gedungnya yang menerangi sekaligus mempercantik sekitarnya pada malam hari. 

Kesebelas, Kambang Iwak Family Park. Berupa danau wisata yang letaknya berada di tengah kota, dekat dengan tempat tinggal Walikota Palembang. Di tepi danau ini tersedia arena rekreasi keluarga yang ramai dikunjungi pada waktu hari libur. Di tengah danaunya terdapat air mancur yang menawan di malam hari. Saat ini, selain memiliki berbagai fasilitas permainan, tempat ini juga menjamur sejumlah restoran yang biasa digunakan anak muda kumpul. 

Pada pagi hari, banyak orang jogging, mengelilingi kolam dengan panjang lebih dari 800 meter. Keduabelas, Taman Hutan Wisata Punti Kayu. Berupa hutan wisata kota yang lokasinya berada sekitar 7 Km dari pusat kota dengan memiliki luas sekitar 50 ha. Sejak 1998 taman hutan ini sudah ditetapkan sebagai hutan lindung. Dalam hutan ini juga terdapat area rekreasi keluarga yang menyenangkan dan menjadi tempat tinggal dari sekelompok monyet lokal.

Ketigabelas,  Museum Sultan Mahmud Badaruddin II yang berlokasi dekat Jembatan Ampera dan juga Benteng Kuto Besak. Gedung museum ini dulunya merupakan salah satu peninggalan dari Keraton Palembang Darussalam. Di dalamnya terdapat banyak sekali benda-benda bersejarah Kota Palembang. 

Selain itu Museum Negeri Balaputradewa yang menyimpan banyak sekali benda-benda peninggalan dari Kerajaan Sriwijaya. Juga Museum Tekstil yang menyimpan benda-benda tekstil dari seluruh daerah Sumsel. Lokasinya berada di Jalan Merdeka. 

Keempatbelas, Makam Kawah Tekurep. Lokasinya di Kelurahan 3 Ilir, Kecamatan Ilir Timur II Palembang, sekitar 100 meter dari tepian Sungai Musi. Kompleks pemakaman ini ramai dikunjungi oleh peziarah dari seluruh penjuru tanah air dan luar negeri. 

Tidak jauh dari kompleks makam terdapat Kompleks Makam Ki Gede Ing Suro yang merupakan salah satu keturunan Raden Patah, Sultan Demak. Keberadaan Kompleks Makam Ki Gede Ing Suro Mudo ini menunjukkan akulturasi antara budaya Islam dan Hindu. Makam para raja Kerajaan Palembang tersebut dibangun di atas dasar candi Hindu peninggalan Kerajaan Sriwijaya. 

Kelimabelas, Riverside Restaurant. Restoran di tepian Sungai Musi di seberang Kuo Besak ini berbentuk perahu tongkang dengan dua lantai. Menu yang disajikan antara lain makanan khas Palembang seperti udang bakar cabai saus boombaru, ikan gurame bakar, sapo tahu, kangkung hotplate, dan lainnya. 

Dari restoran ini, pengunjung dapat menikmati pemandangan Jembatan Ampera yang megah dari kejauhan berikut hilir mudik perahu nelayan. 

Keenambelas, Kampung Kapitan. Alamatnya di Kelurahan 7 Ulu, Kecamatan Seberan Ulu 1, Kapitan Palembang. Letaknya di tepi ulu Sungai Musi. Dari bawah Jembatan Ampera, bisa naik angkutan umum jurusan Ampera-Kertapati dan berhenti di Simpang Pasar Klinik. Dari sana, Anda bisa berjalan hingga Simpang 3 dan menemukan papan tulisan Kampung Kapitan di tepi kiri. Rumah di kampung ini kental dengan gaya China dengan sentuhan Palembang. 

Ada sekitar 15 rumah namun tidak semua bergaya China. Yang paling menonjol adalah bangunan rumah Sang Kapitan. Bangunan inti di kampung ini terdiri dari 3 rumah yang menghadap Sungai Musi dan memiliki bentuk yang unik. Bagian atapnya mengadopsi gaya rumah di Palembang yaitu berbentuk limas. Sedangkan gaya China terasa di bagian dalam dan bagian tengah kompleks rumah. Bangunan ini memiliki area terbuka di bagian tengahnya yang berguna untuk jalur masuk udara dan cahaya matahari. Di bagian dalamnya, ada meja altar yang digunakan untuk beribadah. Namun setelah hadir Belanda, rumah ini sedikit juga dipoles dengan sentuhan Eropa. 

Ketujuhbelas, Kampung Arab Al Munawwar 13 Ulu. Berada di kawasan 13 Ulu, Palembang, tepatnya di tepian Sungai Musi dan Sungai Ketemenggungan. Di kompleks perkampungan tuaini, terdapat paling kurang delapan rumah yang usianya diperkirakan lebih dari satu abad. Salah satunya, rumah pemukim Arab pertama di Kampung 13 Ulu, Habib Abdurrahman Al Munawar. Dialah Kapten Arab di Palembang. 

Keseluruhan rumah yang ada di Kampung ini berkonstruksi panggung dari kayu unglen dan sebagian lagi dari batu. Banyak juga yang berarsitektur limas, seperti rumah Habib Abdurrahman. Kapten Arab kampung ini yang terakhir wafat tahun 1970. Namanya Ahmad Al Munawar yang akrab disapa Ayip Kecik. 

Kedelapanbelas, Pempek Saga “Sudi Mampir”. Ke Palembang, juga tidak sempurna kalau belum mencicipi makan khasnya yakni Pempek. Salah satu tempatnya yang tersohor Pempek Saga “Sudi Mampir” yang terletak di Jalan Merdeka No.8, 22 Ilir, tepat berada di depan Kantor Walikota Palembang. 

Beberapa jenis pempek yang disediakan di tempat ini, antara lain Pempek Lenggang Panggang atau Tunu, Adaan, Pempek Telor, dan lainnya. Harga per buah pempek yang disediakan mulai dari Rp5.000 hingga Rp15.000. Pempek Lenggang Panggang merupakan favorit pengunjung dan es kacang merah penutupnya. 

Kuliner lain yang ingin mereka coba Mie Celor 26 Ilir di Pasar 26 Ilir Jalan Mujahidin dekat jembatan kantor Walikota Palembang. Mie khas ini berkuah santan gurih ditabur bawang goreng. 

Satu lagi Martabak HAR yang terbuat dari telur, terigu, dan dicampur beberapa bumbu. HAR sendikatan dari Haji Abdul Rozak. Martabak ini biasanya disajikan dengan saus atau kuah yang terbuat dari kentang, air dan bumbu-bumbu. Tempat terbaik untuk menikmati martabak ini ialah di Martabak Haji Abdul Rosak di Jalan Jenderal Sudirman. 

Dan terakhir atau kesembilanbelas, Pusat Kerajinan Songket Palembang. Berada di kawasan Industri Songket Kelurahan 30–32, Kecamatan Ilir Barat, Kota Palembang. Tepatnya di Jalan Ki Gede Ing Suro, Harga Tenun Songket Palembang yang dijual berkisar dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah. 

Kelebihan tampat ini, pengunjung dapat belanja langsung di tempat pengrajin tenun songket sambil melihat proses pembuatannya. Lokasinya bisa dicapai dengan menggunakan kendaraan pribadi ataupun angkutan umum. Pengunjung dapat menuju ke Jalan Diponegoro atau Jalan Ki Ranggo Wiro Sentiko, selanjutnya masuk ke Jalan Ki Gede Ing Suro. 

Pengunjung yang datang untuk berbelanja songket Palembang di sini bukan hanya orang Palembang, banyak juga para pembeli asal luar kota, termasuk dari negara tetangga seperti Malaysia dan Tahiland. 

Nah, obyek wisata mana yang Anda akan pilih jika ingin ke Palembang saat ini? Kalau waktunya cukup datangi saja semuanya. Waktu terbaik lainnya ke Palembang, pas Festival Sriwijaya yang diselenggarakan setiap Juli yang menampilkan aneka seni budaya dan lomba perahu hias. Pilihan lain saat perayaan HUT RI, 17 Agustus, pasalnya kerap diadakan lomba Bidar, perahu khas setempat di Sungai Musi. 

Naskah & foto: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com) 

Captions: 
1. Menyusuri Palembang kota Pempek. 
2. Jembatan Ampera dan Sungai Musi yang menjadi ikon wisata Palembang. 
3. Bangunan luar Benteng Kuto Besak. 
4. Gedung Museum Sultan Mahmud Badaruddin II. 
5. Pempek keliling khas Palembang.

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP