. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Rabu, 24 September 2014

Indonesia Dapat Penghargaan Dunia Terkait Pengelolaan Terumbu Karang


Pengelolaan terumbu karang secara berkelanjutan yang dilakukan Indonesia diakui dunia. Pengakuan tersebut ditandai dengan penghargaan Coral Conservation Prize kepada Indonesia di San Fransisco, Amerika Serikat, baru-baru ini. 


Indonesia berhasil menyisihkan tujuh nominasi pengiat terumbu karang lainnya dari lima negara di dunia, di antaranya dari Fiji, Hawai, Honduras, Mexico dan Palmyra. 

Dalam acara penganugerahan tersebut, dua penggiat terumbu karang yakni Nyoman Sugiarta dan Abdul Manap terpilih sebagai pemenang penghargaan Coral Conservation Prize dari Coral Reef Alliance berkat peran aktif mereka dalam penyelamatan terumbu karang secara berkelanjutan.

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif C Sutardjo menjelaskan pengakuan ini diberikan karena pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah menempuh 3 langkah strategis dalam mengelola terumbu karang. Pertama, membangun manajemen konservasi laut.

Kedua, melibatkan manajemen dan perlindungan sumber daya yang diikuti dengan pemanfaatan sumber daya secara bijaksana. Dan ketiga, penguatan kemitraan global dalam mengelola terumbu karang. “Ketiga langkah tersebut menjadi factor kunci untuk mempertahankan terumbu karang," ujar Sharif dalam siaran pers, Jakarta, Minggu (21/9).

Sharif mengatakan pengelolaan terumbu karang secara lestari dan berkelanjutan sangat penting, mengingat ekosistem terumbu karang sangat produktif dalam mendukung kehidupan masyarakat lokal.

Menurutnya di Indonesia tak kurang dari 60 juta masyarakat hidup di sepanjang garis pantai yang bergantung pada ekosistem terumbu karang. Terumbu karang mengandung berbagai manfaat yang sangat besar dan beragam, baik secara ekologi maupun ekonomi.

Dari sisi sosial ekonomi, lanjutnya terumbu karang merupakan sumber daya kelautan dan perikanan yang produktif, sehingga dapat meningkatkan pendapatan nelayan, penduduk pesisir, dan pemasukan bagi devisa negara.

Sharif mencontohkan budidaya kerang mutiara yang berkaitan erat dengan terjaganya ekosistem terumbu karang. Menurutnya kegiatan eksploitasi berlebihan tanpa diikuti dengan pelestarian jangka panjang pada terumbu karang akan meningkatkan resiko kepunahan terumbu karang.

Laporan Lembaga Sumber Daya Dunia (WRI) di Washington meramalkan, bila kondisi itu tidak mengalami perubahan maka di tahun 2050, terumbu karang dunia akan punah. 

Perubahan iklim, ditambah ancaman dari daratan seperti bergerakan lempeng bumi dan lainnya, dan tekanan dari lautan berupa badai atau tsunami menyebabkan resiko signifikan terhadap keberlangsungan hidup terumbu karang. 

Aktivitas manusia, seperti penangkapan ikan secara berlebihan, metode penangkapan ikan yang merusak seperti menggunakan bahan peledak atau racun, limbah kimia dari pertanian, minyak tumpa, juga menjadi penyebab lain kerusakan terumbu karang. 

Naskah: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com) 
Foto: konservasi-laut & ciptoag. 

Captions: 
1. Menjaga terumbu karang.
2. Merawat coral farm

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP