. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Sabtu, 06 September 2014

FDT Mau Ditonton Banyak Bule, Promosinya Harus Setahun Sebelumnya

Festival Danau Toba (FDT) kedua bakal digelar 17 hingga 21 September 2014 di Kabupaten Toba Samosir (Tobasa). Pusat pelaksanaannya berlangsung di Kota Balige, Ibukota Tobasa. Mampukah FDT tahun ini menjaring wisatawan mancanegara (wisman) dalam jumlah besar? 

“Kalau ingin menjaring  banyak wisatawan asing datang ke festival ini, minimal setahun sebelumnya even ini sudah dipromosikan ke negara asal turis tersebut.,” begitu sindir T.B. Silalahi saat menghadiri launching FDT 2014 di Jakarta, Kamis (04/09).

Peluncuran FDT 2014 yang dilakukan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kretaif (Wamenparekraf) Sapta Nirwandar didampingi T.B. Silalahi, Bupati Tobasa Pandapotan Kasmin Simanjuntak, Bupati Samosir Mangindar Simbolon, dan Dirjen Pemasaran Pariwisata Kemenparekraf Esthy Reko Astuty serta Sekjen Kemenparekraf Ukus Kustaryo ini ditandai dengan pemukulan alat musik tradisional Batak, taganing.

Menurut T.B. Silalahi  yang merupakan tokoh Batak ini, orang asing itu kalau berwisata sudah dirancang setahun sebelumnya. “Jadi mereka tidak bisa dadakan,” lanjutnya. Oleh karena itu dia menghimbau agar promosi FDT dilakukan jauh-jauh hari, terlebih kalau ingin menggaet wisman dalam jumlah besar.

T.B. Silalahi juga mengyarankan agar jadwal pelaksanaan event FDT harus pasti agar tidak membingungkan wisman yng akan datang. “Kalau mereka datang ternyata waktu pelaksanaannya berubah, jelas akan kecewa,” lanjutnya.

Venue pembukaan FDT 2014 rencanaya bertempat di kompleks Museum T.B. Silalahi Centre, Balige pada 17 September 2014. Kota Balige, sama seperti pusat wisata utama Danau Toba yakni Kota Parapat, yakni sama-sama berada di tepian atau pesisir Danau Toba. Tak heran kota ini terpilih menjadi lokasi penyelenggaraan FDT tahun ini.

Berdasarkan data terakhir Pemkab Tobasa, saat ini telah berdiri 6 hotel di Balige dan Porsea dengan total jumlah kamar 400. Namun semuanya sudah fullbook, di pesan untuk tampu undangan, panitia, dan tentunya pengunjung FDT kali ini. Oleh karena itu pengunjung atau wisatawan yang hendak ke Balige untuk melihat pembukaan FDT 2014 dan seterusnya hingga penutupan, disarankan memilih menginap di sejumlah homestay yang ada di kedua kota tersebut dengan tarif berkisar antara 100-150 ribu permalam.

Kalau tidak kebagian kamar homestay, pengunjung masih bisa bermalam di kota kabupten terdekat yakni di Kota Tarutung, Ibukota Kabupaten Tapanuli Utara. Dari Tarutung ke Balige tak sampai 30 menit dengan kendaraan umum.

Kalau masih belum dapat, disarankan menginap di Parapat yang berjarak sekitar satu jam berkendara mobil dari Balige. Pengunjung dapat menyeea taksi sewa atau rental mobil dari Parapat ke Balige. Bisa sewa sekali antar atau jemput, sewa per jam ataupun sehari penuh atau pergi-pulang.

Di Balige terdapat sebuah museum yang khusus memuat barang-barang peninggalan sejarah di tanah Batak, yaitu Museum Batak T.B. Silalahi, yang didirikan oleh seorang putra Batak berprestasi, yaitu T.B. Silalahi. 

Yang unik dari kota yang sepanjang pantainya berbukit-bukit ini terdapat becak mesin terbuat dari Vespa dan pasar tradisional (onan) yang berbentuk Sopo. Selain Museum Batak T.B. Silalahi, tempat wisata andalan Pantai Lumban Silintong dan Tara Bunga, tempat eksotik di tepian Danau Toba. Terdapat juga makam pahlawan terkenal dari tanah Batak, Pahlawan Sisingamangaraja XII.

Balige sebagai ibukota Kabupaten Toba Samosir, memiliki luas wilayah 91.05 km², yaitu 4.50 % dari total luas Kabupaten Tobasa. Secara astronomis berada di 2º 15' LS - 2º 21' Lintang Utara dan 99º 00' - 99º 11' Bujur Timur. Sesuai dengan letak astronomis, Kecamatan Balige yang terletak pada wilayah dataran tinggi dengan ketinggian antara 905 - 1200 meter, tergolong ke dalam daerah beriklim tropis basah.

Di Kota Balige sudah ada Bandar Udara (Bandara) Silangit, yang kini dihubungkan setiap hari oleh penerbangan dari Batam dan Medan. Khusus untuk periode FDT kali ini, dikabarkan akan diadakan penerbangan dari Jakarta. Kebenaran informasi ini dapat icek pada Lion Air, Garuda Indonesia atau Citilink, dan Susi Air.

Sapta Nirwandar menjelaskan Kemenparekraf telah merancang FDT ini sejak lama dengan sejumlah pihat terkait baik itu Pemprov Sumut maupun sejumlah Pemkab/Pemkot sekitar Danau Toba. 
FDT ini didukung penuh Kemenparekraf mulai tahun 2013 hingga tahun 2017. 

Menurutnya FDT memang dikonsepkan selain menjaring wisnus dan wisman juga untuk mendapat peliputan dan penyiaran melalui berita-berita di media baik media mainstream maupun hingga media sosial dan para penulis serta fotografer. “Sebelum dan setelah even, FDT berikut obyek-obyek wisatanya akan diberitakan sejumlah media sehingga memberikan nilai promosi yang besar,” jelasnya.

Effek yang diharapkan, bukan saja menarik wisatawan datang berkunjung pada saat berlangsung festival. Melainkan juga sebelum dan setelah festival itu berlangsung. “Wisatawan akan tertarik berkunjung sesuai jadwalnya masing-masing dan para pelaku industri pariwisata dapat memanfaatkan peluang dari pemberitaan atau promosi tersebut,” terang Sapta. 

Bupati Tobasa Pandapotan Kasmin Simanjuntak menambahkan, even ini dulu sewaktu dipegang Pemrov Sumut namanya masih Pesta Danau Toba, namun sejak diambil alih pemerintah pusat dalam hal ini Kemenparekraf berganti menjadi FDT sejak 2013 lalu. Dampaknya, jelas sangat baik. “Danau Toba kini merupakan Kawasan Strategi Pengembangan Pariwisata Nasional (KSPN) dan kawasan ini sedang diusulkan ke lembaga dunia UNESCO sebagai geo park atau taman bumi," ujarnya. 

Dampak lainnya, berdasarkan data BPS jumlah wisman yang tercatat berkunjung ke Sumut terus berkembang. Tahun 2011 berjumlah 223.126 wisman, menjadi 241.263 (3012), dan tahun lalu (2013) bertambah menjadi 259.299 wisman. 

Naskah & foto: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com) 

Captions: 
1. Pesona Danau Toba.
2. Wamenparekraf Sapta Nirwandar didampingi tokoh masyarakat Batak T.B. Silalahi, Bupati Tobasa Pandapotan Kasmin Simanjuntak, Bupati Samosir Mangindar Simbolon, dan Dirjen Pemasaran Pariwisata Kemenparekraf Esthy Reko Astuty serta Sekjen Kemenparekraf Ukus Kustaryo saat peluncuran FDT 2014 di Jakarta. 

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP