. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Selasa, 26 Agustus 2014

Gunung Sinabung Diteliti Mahasiswa S2 Universitas Negeri Padang

Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara sedang diteliti oleh 40 mahasiswa program magister (S2) pendidikan geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang, Sumatera Barat. Mereka mengadakan pendidikan dan penelitian lapangan atau study and research of geography di gunung api yang tahun lalu meletus hebat dan lama ini. 

Ketua Program Studi sekaligus ketua pelaksana penelitian, Dr Paus Iskardi, M.Pd menjelaskan tujuan penelitian di Gunung Sinabung untuk mendapatkan data indentifikasi dan menganalisis, karakteristik bahan letusan Gunung Sinabung (tekstur, struktur, kekerasan), ketebalan bahan endapan letusan, arah penyebaran bahan endapan, dan potensi bahan letusan Sinabung. 

Rencananya mahasiswa-mahasiswa tersebut akan melakukan penelitian Gunung Sinabung selama 5 hari hingga 29 Agustus mendatang.

Menurut Paus, penelitan ini dibagi 5 kelompok penelitian dengan topik; analysis of eruption material from Sinabung dengan dosen pembimbing Drs Helfia Edsial MT, analysis of land destruction caused by sinabung eruption (Drs Sutarman) Karim MSi, analysis of social economic vulnerability as impact of sinabung eruption dengan dosen pembimbing (Dr Paus Iskardi MPd/ Drs Yudi Antomi MSi), evaluation of education suistainability after sinabung (Prof Dr Syafri Anwar MPd/DR Khairani MPd), dan polyce design on emergency and recovery phance of Sinabung dengan dosen pembimbing Dr Dedi Hermon MP.

Sebelum turun ke lapangan para mahasiswa bersama para dosen pembimbing bersilaturahmi dengan pihak Pemkab Karo yang diterima Kepala Badan Kesbang Pol dan Linmas Kabupaten Karo, Ronda Tarigan.

Ronda Tarigan yang juga wakil ketua tim penanggulangan tanggap darurat erupsi Gunung Sinabung menjelaskan kronologi terjadinya bencana erupsi Sinabung pada tahun 2010 dan 2013 serta kondisi Sinabung yang saat ini masih terus mengalami fluktuatif dengan status SIAGA (Level III).

Pihak Pemkab Karo berharap hasil penelitian yang dilakukan para mahasiswa tersebut berguna untuk menambah dan meningkatan ilmu pengetahuan para mahasiswa khususnya, dan bagi pengembangan ilmu pengetahuan umumnya kelak. Menurutnya Indonesia sangat membutuhkan orang-orang yang memiliki ilmu kegunungapian.

Sebelum turun ke lapangan para mahasiswa meninjau pos pemantauan Gunung Api Sinabung di Desa Ndokum Siroga Kecamatan Simpang Empat. Mereka mendapatkan informasi dan penjelasan mengenai detail sistim pemantauan gunung dan informasi lainnya dari para penjaga pos tersebut.

Mitos Lau Tawar
Gunung Sinabung yang berketinggian 2.460 mdpl memiliki mitos tepatnya di Lau Kawar, danau yang ada di kaki gunung ini. Konon air danau ini berasal dari airmata seorang ibu yang menangis terus-menerus lantaran melihat anaknya Sinabung dan Sibayak kerap berkelahi.

Cerita lain, berasal dari air mata seorang ibu yang menangis karena terlampau sedih lantaran saat anak dan menantunya mengadakan pesta adat, tak sedikit pun orang dan sanak kerabat yang datang. Versi lain menyebutkan, air danau itu berasal dari air mata seorang cucu.

Mitosnya begini, dulu ada seorang nenek yang menetap di puncak Gunung Sinabung, sedangkan anak dan cucunya tinggal jauh di kaki gunung. Saat keluarga anaknya menggelar pesta, anaknya mengutus seorang cucu nenek itu untuk mengantarkan makanan kepada neneknya di puncak Sinabung. Tapi di perjalanan, cucunya menyantap makanan yangd ibawanya karena kelaparan. Neneknya pun marah besar lalu menampar dan menyumpahi cucunya. Lantaran menangis terus-menerus, air mata cucu tersebut lambat laun menjadi danau.

Ada pantangan yang harus dindahkan di danau ini yakni tidak boleh bicara jorok, dilarang berbat asusila dan membuang pembalut wanita serta memotong anjing. Kalau dilanggar, ‘penunggu’ danau dan gunung ini marah yang ditandai dengan datangnya badai.

Di danau ini banyak pegiat alam bebas yang berkemah. Tiket masuknya Rp 2.500 per orang, dan Rp 5.000 per tenda. Dari danau ini, puncak Sinabung terlihat. Biasanya pendaki yang ingin menggapai puncaknya berangkat pukul 02.00 WIB dini hari agar dapat melihat pesona sunrise dari puncaknya.

Kawah Batu Siliga adalah kawah belerang panas yang berada di puncak Sinabung yang bersuhu sekitar 15 derajat Celcius. Dari sini, di sebelah Timur terlihat keindahan Danau Toba dan Kota Medan di kejauhan. Di sebelah Barat terlihat Danau Lau Kawar dan hamparan rumah penduduk di sekitar kaki gunung serta puncak Gunung Sibayak dan rangkaian Bukit Barisan yang hijau.

Naskah: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Captions:
1. Kondisi Gunung Sinabung di Kabupaten Kato, Sumut masih fluktuatif hingga kini. Dok. Gemapala

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP