. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Selasa, 26 Agustus 2014

10 Tips Memilih Paket dan Operator Pendakian Massal Ramah Lingkungan

Pendakian massal atau biasa disingkat penmas berdasarkan pengamatan penulis, bakal tetap marak hingga akhir tahun ini, bahkan awal sampai dengan pertengahan tahun 2015 nanti. Buktinya sejumlah komunitas, operator, dan atau indie travel banyak yang sudah memasarkan paket penmas-nya jauh-jauh hari. Tentu saja lokasi yang dituju, masih gunung-gunung populer di Tanah Air. 

Sejumlah gunung ternama yang dilirik para operator penmas antara lain Rinjani di Lombok-NTB, Semeru (Jatim), Merbabu, Merapi & Prau (Jawa Tengah), Ceremei, Gede, Papandayan, & Cikurai (Jawa Barat), Krakatau (Lampung), Kerinci (Sumbar & Jambi), dan lainnya. 

Dengan penmas, pendakian gunung yang semula menjadi salah satu kegiatan yang kental dengan nuansa petualangannya, perlahan bergeser menjadi kegiatan wisata. Bahkan ada yang menyindirnya menjadi rekreasi gunung. Lebih parah lagi ada yang sinis mengatakan, mau kondangan apa nanjak? Semua sindiran itu muncul lantaran lewat penmas sudah hilang aroma petualangan dalam pendakian gunung.

Kendati begitu, jenis pendakian yang booming sejak lima tahun belakangan bahkan lebih ini tetap diminati, terutama oleh para pendaki pemula atau pendatang baru, termasuk pendaki narsis yang muncul akibat dasyatnya pengaruh media sosial seperti facebook, twitter, instagram, dan lainnya.

Faktornya banyak. Disamping biayanya relatif sedikit lebih miring, penmas digemari karena juga menjadi ajang perkenalan bahkan perjodohan, khususnya mereka yang tengah mencari teman, kekasih atau pun pasangan sehidup-semati yang sehobi.

Dari kacamata sosial, penmas memang identik dengan kejiwaan masyarakat Indonesia yang senang berkumpul, rame-rame, dan pergi rombongan ketimbang sendiri dan mandiri.

Contoh kegiatan sosial yang akrab dengan orang kita antara lain arisan, copy darat, nge-gank, touring, komunitas, dan lainnya, yang semuanya pernah tumbuh pesat dalam mayarakat kita.

Contoh lainnya, masyarakat kita senang berwisata ke lokasi-lokasi yang ramai dalam waktu bersamaan secara berkelompok dalam jumlah besar. Dan itupun merembet ke dalam dunia pendakian, hingga muncullah penmas.

Kondisi itu jelas beda dengan kejiwaan masyarakat luar (baca: negara lain terutama orang Barat). Mereka lebih condong melakukan perjalanan wisata, petualangan, termasuk pendakian dalam kelompok kecil (small group) bahkan terkadang sendiri (solo). Dua jenis pendakian tersebut jelas terkesan lebih berani, bernyali, penuh petualangan, dan tentunya tingkat pencemaran yang ditimbulkannya lebih minim ketimbang penmas.

Dari satu sisi, seperti tersebut di atas penmas memang punya keistimewaan, terlebih jika penmas dibarengi dengan aksi bersih gunung, reboisasi, penyuluhan konservasi/ramah lingkungan, dan lainnya.

Namun kalau pimpinan ataupun operator penyelanggaranya tidak mengelola dan mengemasnya dengan baik, artinya hanya mencari keuntungan dari kegiatan yang diselenggarakan tanpa mengindahkan unsur ramah lingkungan, keamanan, kesantunan terhadap kearifan lokal masyarakat di sekitar gunung, dan lainnya. Sudah pasti nilai penmas di sini jauh lebih BURUK daripada pendakian solo maupun small group.

Bukankah sudah terbukti, beberapa penmas yang digelar di sejumlah gunung popular di negeri ini, bukan memberi dampak positif bagi keasrian gunung tersebut, justru menyumbang sampah dalam jumlah besar hingga bukan hanya tak sedap dipandang mata, tak harum dicium hidung, pun lebih dari itu memperburuk kondisi lingkungan setempat.

Nah, agar Anda tidak terjerumus dalam penmas yang mengakibatkan kerusakan alam gunung yang asri, ikuti tips berikut ini. Sepuluh tips ini, penulis buat berdasarkan pengamatan selama bertahun-tahun sejak maraknya penmas di negeri ini.

Pertama, pilihlah penmas yang diadakan oleh komunitas, operator, dan atau indie travel yang sudah punya nama ataupun yang baru mencuat, namun benar-benar respek lingkungan dalam setiap kegiatannya. Jadi jangan semata karena paket penmas yang ditawarkan murah atau Anda kenal dengan penyelenggaranya.

Kedua, lihat kapasitas panitia terutama pimpinan penyelenggara penmas-nya. Apakah dia sosok yang ramah lingkungan atau sebaliknya, termasuk pendaki yang mengejar untung dan senang-senang doang atas nama gunung.

Ketiga, sebaiknya tanyakan kepada ketua penyelenggara penmas, apakah dia menyertakan penmas-nya dengan kegiatan aksi sapu bersih atau minimal mewajibkan setiap pesertanya membawa sampah logistiknya kembali, atau sebaliknya tidak sama sekali. Jika ternyata tidak, bahkan orang tersebut berkilah penmas semacam itu cuma memberatkan peserta, sebaiknya JANGAN IKUTI!

Keempat, tanayakan pula, apakah penyelenggara menyiapkan sejumlah orang untuk mengangkut kembali seluruh sampah peserta jika tidak mengadakan aksi bersih gunung? Jika tidak, sebaiknya jangan juga ikuti penmas-nya.

Kelima, tegurlah dan ingatkan pimpinan rombongan atau penyelenggara jika mereka lalai menjalankan kegiatan bersih gunung sesuai yang dijanjikan saat masa promosi penmas. Ini hak Anda untuk menegur dan sekaligus menagih janji manisnya itu. Jika itu tak ditepati, jangan ikuti kegiatan penmas-nya lagi untuk memberi efek jera. Atau sebarkan ingkarnya itu ke media sosial agar publik tahu sehingga tak membeli/mengikuti penmas-nya.

Keenam, jangan karena harga paket penmas-nya murah, Anda langsung tergiur membeli/mengikutinya. Tanyakan juga kendaraan yang digunakan baik itu kendaraan untuk perjalanan darat (overland) terutama bis maupun kendaraan perjalanan laut (oversea) seperti kapal/perahu nelayan yang disewa.

Konfirmasi apakah bis yang digunakan dari perusahaan bis wisata ternama dan sudah diakui kredibilitasnya atau justru bis “odong-odong”. Sebab sudah sering terjadi kecelakaan bis berisi rombongan wisatawan dan lainnya saat di perjalanan karena kondisi bisnya tidak layak jalan hingga banyak menelan korban.

Tanyakan pula apakah perahu nelayan yang digunakan benar-benar safety, menyediakan life jacket atau pelampung dan jumlah penumpang yang diangkut sesuai kapasitas perahu tersebut. Jika tidak, sebaiknya tegur panitianya. Jangan karena mencari untung, mereka (operatornya) seenaknya memilih kendaraan darat atau pun laut yang lebih murah sewanya sehingga bukan hanya tidak nyaman pun tidak aman.

Ketujuh, pilihah operator yang mengindahkan quota penmas di gunung yang dituju pada saat tertentu. Biasanya gunung yang berstatus taman nasional memiliki ketentuan quota atau jumlah maksimal pendaki yang dapat tertampung di gunung tersebut, terutama pada musim ramai pendakian seperti setiap 17 Agustus, malam tahun baru, liburan panjang, dan lainnya

Jangan karena peminatnya banyak, penyelenggaranya kontan seenaknya mengambil kesempatan tersebut dengan menjaring sebanyak-banyaknya peserta tanpa mengindahkan quota, kenyamanan, dan keselamatan pesertanya. 

Kedelapan, jika Anda sudah tahu operator/penyelenggara penmas tidak ramah lingkungan dalam kegiatannya namun tetap mengikuti kegiatannya, berarti Anda sama saja seperti dia, perusak gunung yang semata menjadikan gunung sebagai obyek keegoan semata dengan beragam alasan, motif, dan tujuan. 

Kesembilan, serukan terus penmas ramah lingkungan kepada publik, termasuk kepada calon anggota yang tengah menjalani pendidikan kepecintaalaman dan anggota komunitas/organisasi, termasuk kepada seluruh operator/penyelenggara penmas yang lama maupun baru agar mereka tidak mengikuti jejak pendahulunya yang KELIRU, KERAS KEPALA, SOK TAHU, dan CONGKAK! 

Kesepuluh, panduan ini pun berlaku untuk kegiatan alam bebas lainnya. Jadi bukan semata pendakian gunung melainkan juga rafting (arung jeram), caving (penelusuran gua), rockclimbing (panjat tebing), susur pantai, jelajah hutan, hunting photography, dan lainnya. 

Selamat menjelajah, mendaki. Selamat berpetualang di negeri tercinta ini, dari ujung Aceh hingga ujung Papua dengan cinta, dengan bekal ramah lingkungan. Demi kita, demi generasi kelak kita pula. 

Naskah & foto: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com) 
Penulis & pemerhati kegiatan petualangan alam bebas Indonesia. 

Captions: 
1. Pendakian massal (penmas) tetap marak hingga tahun depan. 
2. Gunung Gede, salah satu gunung favorit penmas, selain Rinjani, Semeru, Ceremei, dan lainnya. 
3. Dampak penmas yang tak ramah lingkungan.

NB.: Silahkan menyebarkan tulisan ini untuk kepentingan pendidikan kepecintaalaman di komunitas/organisasi Anda, dan lainnya dengan menyebut nama penulis dan sumbernya.

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP