. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Rabu, 16 April 2014

Woiii.., Taman Kota Bukan Tempat Mesum

Begitu teriak iseng seorang pengunjung di Taman Ayodia, ketika melihat sepasang muda-mudi peluk cium di salah satu sudut taman yang terhalang tanaman. Tapi yang diteriaki cuek saja. Padahal di taman itu banyak pasangan lain yang tengah bercengkerama, pun sesekali cipika-cipiki. 

Begitulah suasana taman kota yang terletak di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Hampir tiap malam dipenuhi muda-mudi yang tengah dimabuk cinta. Kondisi serupa juga terjadi di taman yang ada di Banjir Kanal Timur (BKT), Klender, Jakarta Timur. 

Hampir setiap malam terlebih akhir pekan, taman di BKT ini dipenuhi pasangan muda yang asyik berpacaran hingga tengah malam. Begitupun dengan Taman Spathodea di Jalan Kebagusan Raya, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Taman lama yang dipercantik oleh Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta pada 2011 lalu ini telah menjelma menjadi tempat idola masyarakat sekitar.

Semula banyak orang yang memanfaatkan taman ini untuk senam, jogging, jalan-jalan, dan bersantai bersama keluarga. Namun belakangan juga mulai berdatangan pasangan muda-mudi yang tengah dimabuk cinta untuk berpacaran hingga malam hari.

Bahkan sejumlah taman di Jakarta Utara beralih fungsi menjadi lokasi mangkal Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) karena minimnya pengawasan, seperti di Taman Gorontalo di Sungai Bambu, Tanjung Priuk dan Taman Sulawesi di Koja, Kecamatan Koja.

Sedangkan taman yang dimanfaatkan sebagai lokasi mangkal Pekerja Seks Komersial (PSK) di antaranya Taman Terminal Tanjung Priok dan Taman Tablo. Khusus di Taman Tablo yang terletak di Jalan Yos Sudarso, Kelapa Gading Barat, setiap malam, taman ini berubah menjadi lokasi PSK mencari mangsa. Mereka mulai mangkal mulai pukul 9 malam hingga subuh.

Menurut Agus (45) seorang warga setempat, sudah berulangkali taman ini dirahazia petugas Kamtib namun setelah itu banyak PSK yang kembali mangkal. "Kayaknya harus dipasang kamera CCTV, biar saat PSK mulai beroperasi, langsung ketahuan petugas dan cepat-cepat disergap,” imbaunya.

Cemas dengan keberadaan sejumlah taman yang disalahgunakan oleh masyarakat, Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta berencana menempatkan 550 petugas Polisi Khusus atau Polsus untuk mengawasi taman-taman tersebut. Seluruh polsus personil polsus tersebut nantinya akan bertugas secara bergantian selama 24 jam non stop.

Para personel Polsus tersebut ditugaskan menjaga taman dari penyerobotan lahan, penggunaan fasilitas umum bukan pada fungsinya, dan kegiatan amoral pengunjung serta pengrusakan fasilitas umum (falsum), seperti bangku taman.

Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta sebelum mencatat kejadian pengrusakan bangku taman di kawasan Dukuh Atas, Setiabudi, Jakarta Selatan. Beberapa bangku taman digergaji dan dicuri oknum tak bertanggung jawab.

Seperti diketahui sejak tahun lalu, Pemprov DKI memasang sebanyak 340 bangku taman di sepanjang Jalan Sudirman-Thamrin sampai Jalan Medan Merdeka Barat. Pengadaan bangku taman itu didanai oleh swasta swasta lewat program corporate social responsibility (CSR). Rencananya, jumlah bangku taman akan terus ditambah, serta dipasang di Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat.

Kepala Seksi Pengamanan dan Penertiban Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, Salim menjelaskan Polsus yang mengawasi setiap taman dibagi dalam beberapa tim patroli. "Setiap tim itu ada 6 hingga 9 personel. Waktu kerjanya dibagi 3 shift, jadi benar-benar full dijaga 24 jam," jelasnya di Jakarta belum lama ini.

Menurutnya personil Polsus yang bertugas di Taman Monumen Nasional (Monas) berjumlah 165 orang mengingat luasanya taman ini. Sedangkan sisanya berpatroli di disejumlah taman lainnya di Jakarta. Salim menjelaskan pengamanan taman saat ini terfokus pada taman-taman yang berada di kawasan jalan protokol ataupun wilayah unggulan. Sebab selain ramai, taman-tamannya sudah dilengkapi dengan sejumlah fasilitas yang rawan dirusak pengunjung,

Taman yang dimaksud Salim antara lain Taman Menteng, Taman Ayodia, Taman Suropati, Taman Situ Lembang, Taman Katalia (Kampung Sawah), Taman M Kahfi 1, dan Taman Jagakarsa. “Pokoknya taman yang baru dan bagus," terangnya.

Salim berharap pihak kepolisian bisa bekerja sama lebih aktif. Karena banyak laporan beberapa taman mulai rawan aksi kejahatan. "Seperti di Taman Ayodia di Kebayoran Baru beberapa waktu lalu ada penodongan dan personil kita yang usir. Kita ingin kerja sama aktif dengan kepolisian untuk tindak pidana seperti ini," imbuhnya.

Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, Nandar Sunandar menambahkan selain Polsus berseragam yang rutin berpatroli, pihaknya menempatkan petugas yang melakukan penyamaran. "Semua ini kami lakukan demi kenyamanan pengunjung taman," katanya.

Menurut Nandar sampai saat ini sudah ada enam pasangan muda-mudi yang diamankan saat kepergok tengah berbuat asusila di areal Taman Katlea, Kampung Sawah, Srengseng, Jakarta Barat, Desember tahun lalu. "Mereka tertangkap basah berbuat tidak senonoh di taman. Kami sudah memanggil orangtuanya masing-masing. Katanya empat pasangan akan dinikahkan, sedangkan dua pasangan lagi akan dibina," ujarnya.

Untuk pengrusakan falsum seperti bangku taman menurut Nandar termasuk dalam tindak kriminal. "Pelakunya harus ditangkap dan dikenakan sanksi agar jera," tegasnya.

Naskah & foto: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Captions: 

1. Taman Ayodia, salah satu taman kota yang kerap dijadikan lokasi memadu kasih pasangan muda-mudi Jakarta yang tengah kasmaran sampai larut malam. Foto adji k.

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP