Joop Ave Menparpostel Periode 1993-1997 Wafat di Singapura
Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi (Menparpostel) Joop Ave yang menjabat selama periode 1993-1997 pada era Orde Baru, meninggal dunia di Rumah Sakit Mount Elisabeth Singapura pada hari Rabu, 5 Februari 2014 pukul 18.30 waktu Singapura.
Setelah dikonfirmasi mengenai kabar itu, Kepala Pusat Komunikasi Publik (Kapuskompublik), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf, Noviendi Makalam membenarkan hal itu.
Dalam pesan pendeknya Noviendi mengatakan jenazah Joop Ave akan diterbangkan ke Denpasar Bali pada hari ini, Kamis (6/2) untuk disemayamkan. “Rencananya akan dikremasi pada hari Sabtu, 8 Februari 2014,” kata Noviendi di Jakarta, Kamis (8/2).
Noviendi menambahkan, Menteri Parekraf, Mari Elka Pangestu beserta segenap keluarga besar Kemenparekraf menyampaikan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya sembari mengenang jasa beliau yang amat besar dalam membangun kepariwisataan Indonesia. “Semoga amal ibadah beliau diterima Tuhan YME. Amin,” ucapnya.
Joop Ave lahir di Yogyakarta pada 5 Desember 1934. Dia menjabat sebagai menparpostel pada masa Pemerintahan Presiden Soharto. Dia masuk dalam Kabinet Pembangunan VI. Dia menjabat setelah Menparpostel Soesilo Soedarman (21 Maret 1988 - 17 Maret 1994) masa Kabinet Pembangunan V. Dan Dia digantikan oleh Abdul Latief (16 Maret 1998 - 21 Mei 1998) yang berganti nama menjadi Menteri Pariwisata, Seni, dan Budaya pada Kabinet Pembangunan VII.
Prestasi yang berhasil ditorehkan Joop Ave sebagai menparpostel cukup membanggakan yakni berhasil menjaring 5 juta lebih wisman. Bappenas mencatat sektor Parpostel tumbuh signifikan. Perkembangan yang menggembirakan terlihat sampai dengan 3 tahun pelaksanaan Repelita VI dalam kenaikan jumlah kunjungan wisman. Pada 1993/94 kunjungan wisman baru mencapai 3,4 juta dan meningkat menjadi 5,06 juta pada 1996/97. Penerimaan devisa meningkat dari US$ 3,98 miliar pada 1993/94 menjadi US$ 6,34 miliar pada 1996/97.
Joop Ave menguasai tiga bahasa asing yakni Bahasa Inggris, Perancis, dan Jerman. Karenanya dia tercatat aktif selama 20 tahun di bidang keprotokolan dan merupakan mantan Direktur Jenderal Pariwisata (1982). Dia juga pernah menjabat Kepala Rumah Tangga Istana Kepresidenan periode (1972-1978).
Sebelum diangkat menjadi Dirjen Pariwisata (1982), Joop Ave telah menjabat Dirjen Protokol dan Konsuler Departemen Luar Negeri periode (1978-1982). Diluar birokrasi, Joop Ave pernah menjabat Ketua ASEAN Sub-Committee on Tourism (1983-1986) dan Dewan Direktur PATA (1984-1986).
Dia juga sempat dianugerahi gelar Raden Mas Kanjeng Haryo Condronegoro Mangkunagara VIII, karena dianggap berjasa membangun kembali Keraton Mangkunegara yang sebelumnya kebakaran.
Joop Ave menghembuskan nafas terakhirnya dalam usia 79 tahun 2 bulan karena sakit komplikasi yang dideritanya sejak beberapa waktu terakhir.
Sebagai jurnalis yang pernah meliput kegiatan Joop Ave sewaktu masih dan setelah menjabat menparpostel, saya menilai almarhum sebagai sosok penggerak pariwisata modern Indonesia yang memahami kepariwisataan secara luas. Beliau juga rajin menulis dan menjadi co-editor buku-buku menyangkut kebudayaan termasuk seni dan kerajinan Indonesia. Sebalum sakit, beliau terlibat pembuatan buku mengenai Borobudur bekerjasama dengan PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko.
Selamat Jalan Pak Joop....
Naskah & foto: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Setelah dikonfirmasi mengenai kabar itu, Kepala Pusat Komunikasi Publik (Kapuskompublik), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf, Noviendi Makalam membenarkan hal itu.
Dalam pesan pendeknya Noviendi mengatakan jenazah Joop Ave akan diterbangkan ke Denpasar Bali pada hari ini, Kamis (6/2) untuk disemayamkan. “Rencananya akan dikremasi pada hari Sabtu, 8 Februari 2014,” kata Noviendi di Jakarta, Kamis (8/2).
Noviendi menambahkan, Menteri Parekraf, Mari Elka Pangestu beserta segenap keluarga besar Kemenparekraf menyampaikan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya sembari mengenang jasa beliau yang amat besar dalam membangun kepariwisataan Indonesia. “Semoga amal ibadah beliau diterima Tuhan YME. Amin,” ucapnya.
Joop Ave lahir di Yogyakarta pada 5 Desember 1934. Dia menjabat sebagai menparpostel pada masa Pemerintahan Presiden Soharto. Dia masuk dalam Kabinet Pembangunan VI. Dia menjabat setelah Menparpostel Soesilo Soedarman (21 Maret 1988 - 17 Maret 1994) masa Kabinet Pembangunan V. Dan Dia digantikan oleh Abdul Latief (16 Maret 1998 - 21 Mei 1998) yang berganti nama menjadi Menteri Pariwisata, Seni, dan Budaya pada Kabinet Pembangunan VII.
Prestasi yang berhasil ditorehkan Joop Ave sebagai menparpostel cukup membanggakan yakni berhasil menjaring 5 juta lebih wisman. Bappenas mencatat sektor Parpostel tumbuh signifikan. Perkembangan yang menggembirakan terlihat sampai dengan 3 tahun pelaksanaan Repelita VI dalam kenaikan jumlah kunjungan wisman. Pada 1993/94 kunjungan wisman baru mencapai 3,4 juta dan meningkat menjadi 5,06 juta pada 1996/97. Penerimaan devisa meningkat dari US$ 3,98 miliar pada 1993/94 menjadi US$ 6,34 miliar pada 1996/97.
Joop Ave menguasai tiga bahasa asing yakni Bahasa Inggris, Perancis, dan Jerman. Karenanya dia tercatat aktif selama 20 tahun di bidang keprotokolan dan merupakan mantan Direktur Jenderal Pariwisata (1982). Dia juga pernah menjabat Kepala Rumah Tangga Istana Kepresidenan periode (1972-1978).
Sebelum diangkat menjadi Dirjen Pariwisata (1982), Joop Ave telah menjabat Dirjen Protokol dan Konsuler Departemen Luar Negeri periode (1978-1982). Diluar birokrasi, Joop Ave pernah menjabat Ketua ASEAN Sub-Committee on Tourism (1983-1986) dan Dewan Direktur PATA (1984-1986).
Dia juga sempat dianugerahi gelar Raden Mas Kanjeng Haryo Condronegoro Mangkunagara VIII, karena dianggap berjasa membangun kembali Keraton Mangkunegara yang sebelumnya kebakaran.
Joop Ave menghembuskan nafas terakhirnya dalam usia 79 tahun 2 bulan karena sakit komplikasi yang dideritanya sejak beberapa waktu terakhir.
Sebagai jurnalis yang pernah meliput kegiatan Joop Ave sewaktu masih dan setelah menjabat menparpostel, saya menilai almarhum sebagai sosok penggerak pariwisata modern Indonesia yang memahami kepariwisataan secara luas. Beliau juga rajin menulis dan menjadi co-editor buku-buku menyangkut kebudayaan termasuk seni dan kerajinan Indonesia. Sebalum sakit, beliau terlibat pembuatan buku mengenai Borobudur bekerjasama dengan PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko.
Selamat Jalan Pak Joop....
Naskah & foto: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar