Tiga PR Kang Aher dan Demiz di Bidang Pariwisata
Kang Aher (Ahmad Heryawan) dan Demiz (Deddy Mizwar) memenangkan Pilgub Jabar sementara berdasarkan hasil hitung cepat (quick count) sejumlah lembaga survei (24/2/2013). Jika Kang Aher dan Demiz menjadi orang nomor satu dan dua Jabar, keduanya harus menepati janji-janjinya saat berkampanye, salah satunya menggratiskan pembayaran sekolah untuk tingkat SMU. Di bidang pariwisata, tiga Pekerjaan Rumah (PR) menanti mereka benahi.
Citra tak sedap ini jelas mencoreng kota kreatif yang dulu berhawa dingin namun kini pun mulai memanas ini. Padahal sejak beberapa tahun belakangan ini, Bandung diburu jutaan wisatawan baik wisnus maupun wisman terutama dari Malaysia dan sejumlah negara Asean lain sebagai kota wisata belanja kuliner dan fesyen.
Selama kepemimpinan Kang Aher yang kedua kali dan Demiz (baru kali pertama) diharapkan mampu memecahkan masalah sampah ini lewat solusi terbaik, adil, dan mengagumkan. Pertama, segera membuat Tempat Pembuangan Akhir Sampah di lokasi yang tepat. Kedua, meyakinkan masyarakat bahwa ini untuk kepentingan Jabar terutama pemulihat citra yang tak sedap tersebut. Ketiga, memberi sanksi tegas kepada setiap warga/perusahaan yang membuang sampah/limbah sembarangan.
PR kedua, memperbaiki akses menuju obyek wisata potensial yang ada di Jabar. Jabar memiliki sejumlah obyek wisata yang sebenarnya layak jual dan diminati wisatawan. Sayang akses menuju ke obyek-obyek tersebut masih rusak parah. Contoh obyek wisata Kawah Talaga Bodas di Garut dan Air Terjun Malela di Kabupaten Bandung Barat, dan lainnya.
Perbaikan akses jalan ke obyek wisata bukan semata untuk kepentingan pariwisata pun berdampak baik buat sektor lain seperti pertanian dan ekonomi kreatif. Masyarakat setempat bisa lebih mudah mendistribusikan hasil pertanian, perkebunan, dan kerajingantangannya.
PR ketiga, membenahi kerusakan lingkungan di wilayah pegunungan dan aliran sungai akibat pembukaan lahan untuk perkebunan dan tempat tinggal secara membabibuta. Hutan di Jabar semakin berkurang setiap tahun.
Lahan milik negara di sejumlah taman nasional, seperti Taman Nasional Gede Pangrango, Taman Nasional Gunung Salak dan Halimun, Taman Nasional Gunung Ceremei dan beberapa kawasan lainnya rusak parah akibat penyalahgunaan pemanfaatannya.
Ketika musim hujan tiba, banjir, longsor, dan banjir bandang pun tak terelakkan. Ketika musim kemarau mendera, kekeringan pun tak terhindari.
Kang Aher dan Demiz harus tegas memberi hukuman kepada setiap perusak lingkungan dengan dalih apapaun termasuk untuk mata pencaharian sekalipun. Serta memberi jalan keluar agar masyarakat tidak seenaknya mendirikan bangunan, membabat hutan untuk lahan perkebunan, persawahan, perumahan dan lainnya dengan menciptakan lapangan pekerjaan padat karya.
Jika ketiga PR ini berhasil diselesaikan dengan baik oleh Kang Aher dan Demiz dalam waktu singkat, rasanya kepercayaan yang diberikan oleh para pencoblos-nya tidak sia-sia.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan
0 komentar:
Posting Komentar