Berwisata ke Kampung-Kampung Adat di Jawa Barat
Jawa Barat yang membuahbibir lantaran baru usai menggelar pilgub-nya, memiliki potensi wisata kampung adat yang cukup banyak. Sayang, belum semua tergarap optimal. Padahal jenis wisata ini banyak peminatnya. Sekurangnya ada 9 (sembilan) kampung adat di Jawa Barat, yang menarik untuk ditelusuri lebih jauh.
Pertama, Kampung Cireundeu di Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi. Tak jauh dari kampung adalah bekas lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah. Di kampung yang warganya sejak 1924 tidak pernah lagi makan nasi beras melainkan nasi singkong dan masih memegang teguh ajaran Agama Jawa Sunda yang dibawa Pangeran Madrais dari Cigugur, Kuningan. ini, kita dapat melihat hajatan peringatan tahun baru Saka 1 Sura yang berpusat di balai sarasehan.
Selain itu dapat melihat pengolahan singkong setelah dipanen menjadi aci (sagu). Ampas singkong (setelah sagunya diambil) tidak dibuang tapi dibuat beras singkong (rasi) dan olahan aci oleh beberapa warganya kemudian diolah menjadi berbagai macam panganan yang dapat dijadikan sebagai buah tangan sepulang dari kampung ini.
Kedua, Kampung Gede Kasepuhan Ciptagelar. Lokasinya berada di Desa Cicemet, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, di kaki Gunung Halimun, di tengah hutan yang berbatasan dengan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak. Di kampung adat ini kita dapat menyaksikan acara seren taun yang berpusat di Imah Gede.
Ke Kampung Adat Ciptagelar bisa lewat jalur dari Pelabuhan Ratu menuju Sukawayana sepanjang 28 Km. Selain itu bisa ditempuh melewati Kampung Sirnaresmi sejauh 12,6 km. Jalur lainnyalewat Cicadas-Cikadu-Gunung Bongkok di wilayah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, yang merupakan jalur terpendek.
Ketiga, Kampung Urug, Bogor. Masyarakat Kampung Urug menganggap bahwa mereka berasal dari keturunan Prabu Siliwangi, raja di kerajaan Pajajaran Jawa Barat. Jarak tempuh Kampung Urug dari Bandung sekitar 165 Km ke arah Barat. Dari Bogor lebih kurang 48 Km, dari kota kecamatan Sukajaya sekitar 6 Km, sedangkan dari kantor Desa Kiarapandak lebih kurang 1,2 Km.
Kita dapat menggunakan angkutan umum dari pertigaan Jasinga-Leuwiliang menuju ke Cipatat. Di pertigaan jalan raya Cipatat dan jalan desa bisa menggunakan ojeg sampai ke Kampung Urug, atau bisa juga menggunakan mobil Carry dari Jasinga- Leuwiliang sampai ke Kampung Urug.
Keempat, Kampung Kuta, Ciamis. Di kampung adat ini kita dapat melihat upacara nyuguh dilakukan oleh seluruh masyarakat Kampung Kuta bertempat dibalai dusun. Upacara ini diadakan setiap bulan Mulud (Maulud) sekaligus sebagai ungkapan rasa syukur karena masyarakat Kampung Kuta telah diberi rejeki, dan terhindar dari malapetaka. Selain itu upacara Hajat Bumi yang bertujuan mensyukuri atas keberhasilan masyarakat Kampung Kuta dalam bercocok tanam padi. Waktunya antara bulan September sampai bulan November.
Dari kota Ciamas ke Kampung Kuta sekitar 34 km ke arah Utara. Kita dapat naik mobil angkutan umum sampai ke Kecamatan Rancah. Lalu naik ojeg motor. Begitu juga dari Kecamatan Tambaksari dapat menggunakan kendaraan umum mobil sewaan atau ojeg motor.
Kelima, Kampung Pulo, Garut. Lokasinya di pulau kecil di tengah Situ Cangkuang. Situ ini terletak di Kecamatan Leles, bisa dicapai 1, 5 jam perjalanan dari Bandung atau 30 menit dari Garut.
Di Kampung adat ini selain dapat melihat Candi Cangkuang dan berkeliling Setu Cangkung dengan rakit bambu, kita juga dapat melihat 6 rumah adat dan 1 masjid berfondasi batu dengan konstruksi kayu, berdinding bambu dan beratap genting tanah liat.
Keenam, Kampung Dukuh, Garut. Kampung adat ini menghuni Desa Cijambe, Kacamatan Cikelet. Wilayah adatnya di Utara dibatasi oleh Gunung ragas (haur duni Istilah masyrakat lokalnya). Sebelah Selatan dibatasi oleh laut kidul (Pantai selatan), sebelah Barat dibatasi oleh Sungai Cimangke, dan sebelah Timur dibatasi oleh Sungai Cipasarangan.
Batas-batas ini kemudian secara administratif di jadikan batas Desa Cijambe. Sekitar tahun 1984 batas wilayah adat dukuh secara administratif dimekarkan menjadi 2 desa, yaitu menjadi Desa Karang Sari dan Desa Cijambe sampai saat ini.
Ketujuh, Kampung Naga, Tasikmalaya. Kampung ini secara administratif berada di wilayah desa Neglasari, Kecamatan Salawau, Kabupaten Tasikmalaya. Lokasinya tak jauh dari jalan raya yang menghubungkan kota Garut dengan Kota Tasikmalaya. Dari kota Tasikmalaya ke Kampung Naga sekitar 30 Km, sedangkan dari kota Garut 26 Km.
Di sini kita bisa melihat rumah panggung dari bambu dan kayu yang beratap daun nipah, ijuk, atau alang-alang, dengan lantai rumah terbuat dari bambu atau papan kayu. Rumahnya tidak boleh dicat, kecuali dikapur atau dimeni. Bahan rumah tidak boleh menggunakan tembok, walaupun mampu membuat rumah tembok atau gedung (gedong). Rumah tidak boleh dilengkapi dengan perabotan, misalnya kursi, meja, dan tempat tidur.
Kedelapan, Kampung Cikondang. Lokasinya di Desa Lamajang, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. Yang dapat dilihat Seleh Taun Mapag Taun (Musiman/Wuku Taun) Upacara ini berkaitan dengan peringatan Tahun Baru Hijriah. Biasanya diperingati setiap tanggal 15 Muharam.
Tujuan upacara untuk mengungkapkan rasa terimakasih dan rasa syukur sekaligus berdo’a, memohon keselamatan kepada Yang Maha Kuasa. Upacara diselenggarakan di Bumi Adat. Selain itu Ngaruat Lembur (Hajat Lembur). Upacara ini dilaksanakan setahun sekali setiap bulan Safar, hari selasa atau kamis, jam 11.00 s.d 15.00. Upacara ini dilaksanakan di tengah-tengah kampung.
Kesembilan, Kampung Mahmud, Bandung. Lokasi di Desa Mekarrahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, tepatnya di sebuah delta, belokan Sungai Citarum. Di kampung ini ada makam yang dikeramatkan warga setempat antara lain makam Sembah Eyang Dalem Haji Abdul Manaf, pendiri kampung ini, keturunan dari Syarif Hidayatuliah seorang wali asal Cirebon.
Luas Kampung sekitar 4 hektar dihuni sekitar 200 kepala keluarga yang mayoritas petani. Masyarakatnya sangat mencintai dan menghormati leluhurnya, dengan memelihara makamnya dengan baik, bahkan menempatkannya sebagai makam keramat yang senantiasa mereka ziarahi.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar