Jaring Wisman, Sumut Jangan Terpaku Danau Toba
Jalan keluar menjaring wisnus dan wisman lebih banyak lagi ke Sumut dengan mengembangkan destinasi baru. Jangan hanya terpaku dengan romantisme kejayaan Danau Toba. Sumut khusunya Medan harus kreatif membuat local event yang menarik.
“Sumut jangan cuma mengandalkan Danau Toba. Tapi bukan berarti melupakan pengembangan Danau Toba. Danau Toba boleh saja terus dikembangkan. Tapi harus juga dibuat destinasi lain biar lebih variatif,” kata Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif M Faried di Jakarta baru-baru ini.
Sudah saatnya Sumut menciptakan terobosan baru dalam upaya menjaring wisatawan sebanyak mungkin. Faried menyebutkan di antara terobosan itu misalnya mengembangkan wisata kesehatan di Kota Medan untuk membendung warga Medan dan Sumut lainnya yang gemar berbondong-bondong berobat ke Malaysia.
Selama ini kalau bicara Medan, jumlah antara inbound dan outbound dengan Malaysia sangat tidak seimbang. Jumlah outbond-nya lebih besar.
Salah satu penyebabnya, banyak warga Medan dan sekitarnya yang berobat ke Malaysia. “Sakit pusing saja ada yang berobat ke Malaysia. Kan terlalu. Oleh karena itu Medan, khususnya harus menciptakan wisata kesehatan yang terjangkau dengan kualitas tak kalah dengan negara tetangga itu,” ungkapnya.
Terobosan lainnya, Sumut harus sering menciptakan berbagai event budaya, hiburan dan sebagainya secara berkala dan rutin digelar khususnya di Medan. “Medan harus mencontoh Bandung yang rajin membuat local event dengan kemasan menarik hingga diminati turis Malaysia, Singapura dan lainnya.
Jadi Medan harus rajin membuat atraksi-atraksi memikat mengingat Medan tidak punya atraksi. Bosan juga kan kalau ke Medan cuma lihat Masjid Raya dan Istana Maimun saja,” terangnya. Namun dengan catatan, dalam membuat atraksi-atraksi tersebut, Disbudpar terkait jangan selalu mengandalkan APBD dan APBN.
“Teman-teman pariwisata di Medan harus mampu meng-creat partisipasi swasta. Misalnya dengan cara memberikan kemudahan, kalau perlu kompensasi. Oke, sekarang saya tunda restribusi Anda tapi pihak swasta harus bantu promosi dan lainnya,” terangnya.
Soal persiapan pelaksanaan Festival Danau Toba, lanjut Faried sebenarnya kementerian pusat sudah jengkel dan jenuh. “Bayangin katanya awal Desember 2012 mau digelar . Tapi sampai sekarang konsepnya belum muncul,” akunya.
Akhirnya kejengkelan kementerian berujung positif. “Kita berencana akan menggelar event di Tanjung Balai Asahan, Sumut yang memiliki connecting laut ke Pelabuhan Klang, Selangor, Malaysia. Pelaksanaan event tersebut pada tanggal 14 Desember mendatang,” terangnya.
“Sebetulnya event itu merupakan sentilan kita. Kalau Sumut dan Medan tidak kreatif dan konsen lagi. Kita munculkan saja destinasi lain. Supaya mereka tergerak dan sadar bahwa destinasi Sumut bukan hanya Danau Toba,” ungkap Faried lagi.
Selain Tanjung Balai Asahan, lanjut Faried daerah Balige, ibukota Kabupaten Toba Somasir, Sumut juga dinilai potensinya bagus dan pantas dikembangkan. “Saya pingin ada promosi di cluster ini,” jelasnya.
Kata Faried lagi, semakin banyak destinasi baru di Sumut yang dirangkul dan dikembangkan, akan memunculkan semangat dan harapan baru. “Dengan begitu, kreativitas dan ekonomi masyarakat setempat makin tumbuh,” tutupnya.
Naskah & foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar