Investasi Bidang Medical Tourism Bakal Marak Tahun 2013
Selain investasi dibidang hotel berikut convention center, investasi dibidang medical tourism diperkirakan bakal marak tahun depan. Para investor melihat peluang dibidang wisata kesehatan, kebugaran, dan kecantikan ini sangat besar.
Demikian disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif usai menjadi pembicara dalam acara Indonesia Investment Summit di Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (6/11/2012).
“Hotel masih yang paling diminati berikut convention center-nya. Tapi saya lihat juga mulai banyak yang tertarik ke medical tourism, misalnya rumah sakit dan hal-hal terkait seperti kecantikan dan kebugaran,” jelasnya Tahun depan, ivestasi di bidang ini diperkirakan akan meningkat.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bersama Kementerian Kesehatan melihat ini sebagai sebuah peluang. “Peluang disini bukan semata untuk menarik wisatawan medis, kecantikan, dan kebugaran ke Indonesia. Tapi juga mengurangi jumlah orang Indonesia yang berobat ke luar negeri,” ujarnya.
Potensi wisata medis ini, lanjut Marie amat besar. Menurut estimasi teman-teman dari medical profession, estimasi devisa yang keluar per tahun untuk orang Indonesia yang berobat ke luar negeri mencapai Rp 1 triliun lebih.
“Kalau dari angka itu sebagian saja dapat ditahan dengan kata lain orang Indonesia tidak berobat keluar negeri tapi di dalam negeri, devisa yang didapat pasti lumayan. Belum lagi dari wisatawan medis yang bisa kita tarik dari luar Indonesia,” jelasnya.
Menurut Marie, buat orang yang berobat jangka panjang atau long medical care pasti akan lebih nyaman jika berobat di negaranya sendiri. “Karena kalau dia harus berbulan-bulan berobat di negeri orang pasti akan tidak nyaman mengingat kerabatnya tidak bisa menengok terus-menerus,” jelasnya.
Pengalaman ini, lanjut Marie dialaminya sendiri ketika ibundanya menderita sakit kangker. “Ketika itu ibu saya tidak mau berobat ke luar negeri. Beliau memilih berobat di dalam negeri. Beliau bilang, buat apa berobat sendirian di luar negeri kalau tidak ada yang menengok,” paparnya.
“Dan akhirnya kami memilih berobat di dalam negeri, karena menurut saya ketika itu rumah sakit kangker di sini juga sudah cukup bagus,” jelasnya.
Untuk menarik wisatawan medis baik dari dalam maupun luar negeri yang paling penting dibenahi adalah standar rumah sakit yang ada di dalam negeri terlebih dahulu.
“Yang harus diupayakan adalah mencapai rumah sakit yang memiliki standar internasional, baik peralatan medisnya, dokter, dan perawatnya. Karena ini menyangkut prestige dan brand mark rumah sakit itu sendiri,” jelasnya.
Menurut Kementerian Kesehatan, lanjut Marie sudah ada lima rumah sakit di Indonesia yang sudah berstandar internasional. “Kalau saya tidak salah di antaranya RS Siloam dan termasuk RSCM. Dan tahun depan, diusahakan menjadi delapan rumah sakit yang berstandar internasional,” paparnya.
Indonesia Investment Summit
Forum ini digelar Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) bekerjasama dengan International Herald Tribune selama tiga hari, 5-7 November 2012.
Forum ini dihadiri lebih dari 500 peserta dari berbagai negara, terdiri atas CEO, pengusaha, pemikir terkemuka, akademisi, dan pejabat pemerintah. Forum ini bertujuan untuk memberikan update terbaru mengenai kebijakan pemerintah dan peluang investasi di enam koridor ekonomi.
Salah satu mata acaranya, pemaparan dari pejabat pemerintah mengenai proyeksi ekonomi Indonesia dan peluang investasi di sektor infrastruktur, produk konsumen, industri makanan, pariwisata, dan sumber daya alam.
Menparekraf Marie Elka Pangestu salah satu pejabat pemerintah yang menjadi pembicara di forum ini. Marie menyampaikan pemaparan seputar peluang investasi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar