Tiga Festival Digelar Kemenparekraf di NTT November Ini
November tahun ini bisa jadi waktu yang tepat untuk Anda berkunjung ke sejumlah lokasi di Nusa Tenggara Timur (NTT). Pasalnya ada tiga festival yang digelar Dirokterat Jenderal Pemasaran Pariwisata Dalam Negeri (Ditjen PPDN), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) di provinsi ini.
Ketiga festival itu adalah Festival Sasando yang akan digelar pada tanggal 12-13 November 2012 di Kupang, Ibukota NTT, lalu Komodo Carnaval (17-18/10) di Labuan Bajo, Flores Barat, dan Festival Kelimutu pada 24-25 November nanti di Ende, Flores. Dua event yakni Festival Kelimutu dan Komodo Carnaval merupakan event yang baru pertama kali digelar tahun ini oleh Kemenparekraf bekerja dengan pemprov dan pemkab/pemkot setempat.
“Tujuannya untuk menjaring wisatawan baik wisnus dan wisman ke NTT,” jelas Gayatri selaku Kepala Wilayah IV yakni Jawa Timur, Bali, NTB, dan NTT, Ditjen PPDN, Kemenparekraf di Atambua beberapa waktu lalu saat meninjau pelaksanaan Festival Wisata Perbatasan Timorleste.
Total kegiatan yang digelar wilayah IV tahun ini, lanjut Gayatri ada 24 kegiatan. Dari semua kegiatan itu ada 4 kegiatan khusus direct promotion (DP) antara lain DP Jatim di Bali yang mengantungi transaksi sebesar Rp 1.8 miliar selam dua hari dan DP plus table meeting serta wisata ziarah ke makam-makam Wali Songo di Jatim yang mengantongi transaksi sebesar Rp 1 miliar selama 2 hari.
Anggaran semua kegiatan itu berasal dari APBN. “Beberapa biaya untuk kegiatan di wilayah IV tahun 2013, bisa jadi akan berkurang karena akan dialihkan untuk Konferensi APEC tingkat menteri di Bali,” jelasnya.
Terkait Festival Wisata Perbatasan Timoresia, Gayatri menilai kekuatan menarik wisman Timor Leste dari festival ini hanya bersifat sementara.
“Perlu dicari jalan keluar yang tepat agar wisman Timor Leste ketergantungan datang ke wilayah Indonesia khususnya ke daerah perbatasan dan Atambua. Misalnya dengan membuat mall, pusat hiburan, dan fasilitas olahraga di daerah perbatasan Indonesia,” jelasnya.
“Solusi lain, memperbanyak event lain yang berbeda di daerah perbatasan untuk menarik pengunjung dari negara tetangga itu,” ujarnya.
Khusus Festival Sasando, lanjut Gayatri digelar sekaligus untuk melestarikan instrumen musik petik tradisional dari Pulau Rote, NTT.
Rencananya 100 pemain sasando yang disebut ta'e sasanu akan berpartisipasi dalam festival ini. “Musisi Dwiki Darmawan akan berkolaborasi dengan mereka,” tutup Gayatri.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar