Malaysia Bakal Tiru Lomba Sumpit Internasional di Singkawang
Peserta Lomba Sumpit Internasional di Singkawang asal Malaysia ternyata bukan sekadar mengikuti ajang lomba tersebut, melainkan sekaligus memantau bagaimana Indonesia melaksanakan pertandingan sumpit bertaraf internasional kali pertama ini. Mereka pun berencana akan menggelar event serupa di Serawak, Malaysia.
Dua klub menyumpit asal Serawak, Malaysia yang mengikuti Internasional Borneo Sumpit Tournament (IBOST) di Singkawang, Kalimantan Barat (Kalbar) selama 3 hari sejak 18-20 November 2011 lalu yakni Kelab Menyumpit Julau (KMJ) dan Sarawak Dayak National Union (SDNU).
Ketua KMJ James Victor Chimbul membenarkan kalau keikutsertaan mereka memang bukan hanya menjadi peserta tapi juga melihat bagaimana Indonesia menjadi tuan rumah kejuaraan lomba sumpit internasional ini. “Kami sekaligus ingin melihat bagaimana Indonesia menggelar pertandingan ini sebagai bekal kami nanti kalau ingin melaksanakan pertandingan serupa di Serawak,” jelasnya di Singkawang.
Selama ini, lanjutnya di Serawak kerap diadakan pertandingan menyumpit namun masih dalam skala lokal dan nasional, belum internasional. “Kami juga berharap kalau nanti Malaysia menggelar lomba ini secara internasional, klub menyumpit dari Indonesia juga ikut serta,” harapnya.
James berharap pertandingan ini terus digelar setiap tahun bukan hanya di Indonesia tapi juga di Serawak Malaysia, agar kunjungan wisatawan dari Malaysia dan Indonesia lewat Entikong dan pintu masuk dari Kalimantan lainnya jadi seimbang. “Dengan lomba ini diharapkan juga dapat meningkatan perekonomian masyrakat setempat,” jelasnya.
Vice President I SDNU Anthony Banyan menambahkan lomba sumpit internasional ini sebaiknya juga digelar di perbatasan masing-masing negara untuk mempererat silaturahmi antar masyarakat serumpun ini. “Selain lomba sumpit, sebaiknya juga digelar seni budaya masing-masing negara,“ tambahnya.
Lainie salah satu atlit sumpit dari KMJ menjelaskan bahwa sumpit di Serawak sangat disukai warga dayak setempat bahkan menjadi olahraga kelas menengah ke atas. “Dulu sumpit oleh orang dayak di Serawak digunakan untuk membunuh hewan atau berburu. Tapi 10 tahun belakangan tidak lagi hanya untuk dipertandingkan,” jelasnya.
Lainie menambahkan lombsa sumpit internsional di Sinagkawang berjalan dengan sukses. "Saya kagum dengan acara pembukaannnya, meriah dan yang ditampilkan aneka tarian lokal," akunya.
Rupanya Lainie dan 12 rekan sekumpulannya tidak sia-sia menempuh jarak dari Julau ke Singkawang sekitar 1 hari atau 24 jam dengan bus dan mobil untuk mengikuti lomba sumpit internasional pertama di Singkawang ini. Klub mereka termasuk dari SDNU berhasil menyambet hampir seluruh kategori pria maupun wanita dewasa dalam kejuaraan ini.
Kendati Indonesia hanya mendapat juara 3 beregu putra yang diraih Kabupaten Kapuas Hulu dan Juara 3 beregu putri dari Kota Singkawang, setidaknya kejuaraaan ini memberi kebanggaan tersendiri bagi tuan rumah. Pasalnya aturan lomba yang diadakan di Singkawang dipastikan bakal menjadi aturan lomba sumpit internasional selanjutnya. “Ini suatu kebanggaan bagi kami bahwa aturan pertandingan sumpit internasional ini lahirnya di Singkawang,” ungkap Walikota Singkawang Hasan Karman.
IBOST 2011 yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bekerja sama dengan Pemprov Kalbar dan Pemkot Singkawang ini bertujuan selain untuk melestarikan budaya lokal Borneo yakni menyumpit juga sekaligus untuk menjaring wisatawan dari negeri Jiran ke Indoneisa khususnya ke Kalimantan.
“Acara ini akan digelar setiap tahun di Kalimantan. Sampai saat ini ada 3 kota yang bersedia menjadi tuan rumah lomba sumpit internasional untuk tahun 2012 yakni Kota Balikpapan, Pontianak, dan Kota Singkawang lagi. Kami belum bisa menentukan kota mana yang pantas menjadi tuan rumah lomba sumpit internasional untuk tahun depan,” jelas Dirketur Promosi Dalam Negeri, Kemenparekraf M Faried.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Dua klub menyumpit asal Serawak, Malaysia yang mengikuti Internasional Borneo Sumpit Tournament (IBOST) di Singkawang, Kalimantan Barat (Kalbar) selama 3 hari sejak 18-20 November 2011 lalu yakni Kelab Menyumpit Julau (KMJ) dan Sarawak Dayak National Union (SDNU).
Ketua KMJ James Victor Chimbul membenarkan kalau keikutsertaan mereka memang bukan hanya menjadi peserta tapi juga melihat bagaimana Indonesia menjadi tuan rumah kejuaraan lomba sumpit internasional ini. “Kami sekaligus ingin melihat bagaimana Indonesia menggelar pertandingan ini sebagai bekal kami nanti kalau ingin melaksanakan pertandingan serupa di Serawak,” jelasnya di Singkawang.
Selama ini, lanjutnya di Serawak kerap diadakan pertandingan menyumpit namun masih dalam skala lokal dan nasional, belum internasional. “Kami juga berharap kalau nanti Malaysia menggelar lomba ini secara internasional, klub menyumpit dari Indonesia juga ikut serta,” harapnya.
James berharap pertandingan ini terus digelar setiap tahun bukan hanya di Indonesia tapi juga di Serawak Malaysia, agar kunjungan wisatawan dari Malaysia dan Indonesia lewat Entikong dan pintu masuk dari Kalimantan lainnya jadi seimbang. “Dengan lomba ini diharapkan juga dapat meningkatan perekonomian masyrakat setempat,” jelasnya.
Vice President I SDNU Anthony Banyan menambahkan lomba sumpit internasional ini sebaiknya juga digelar di perbatasan masing-masing negara untuk mempererat silaturahmi antar masyarakat serumpun ini. “Selain lomba sumpit, sebaiknya juga digelar seni budaya masing-masing negara,“ tambahnya.
Lainie salah satu atlit sumpit dari KMJ menjelaskan bahwa sumpit di Serawak sangat disukai warga dayak setempat bahkan menjadi olahraga kelas menengah ke atas. “Dulu sumpit oleh orang dayak di Serawak digunakan untuk membunuh hewan atau berburu. Tapi 10 tahun belakangan tidak lagi hanya untuk dipertandingkan,” jelasnya.
Lainie menambahkan lombsa sumpit internsional di Sinagkawang berjalan dengan sukses. "Saya kagum dengan acara pembukaannnya, meriah dan yang ditampilkan aneka tarian lokal," akunya.
Rupanya Lainie dan 12 rekan sekumpulannya tidak sia-sia menempuh jarak dari Julau ke Singkawang sekitar 1 hari atau 24 jam dengan bus dan mobil untuk mengikuti lomba sumpit internasional pertama di Singkawang ini. Klub mereka termasuk dari SDNU berhasil menyambet hampir seluruh kategori pria maupun wanita dewasa dalam kejuaraan ini.
Kendati Indonesia hanya mendapat juara 3 beregu putra yang diraih Kabupaten Kapuas Hulu dan Juara 3 beregu putri dari Kota Singkawang, setidaknya kejuaraaan ini memberi kebanggaan tersendiri bagi tuan rumah. Pasalnya aturan lomba yang diadakan di Singkawang dipastikan bakal menjadi aturan lomba sumpit internasional selanjutnya. “Ini suatu kebanggaan bagi kami bahwa aturan pertandingan sumpit internasional ini lahirnya di Singkawang,” ungkap Walikota Singkawang Hasan Karman.
IBOST 2011 yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bekerja sama dengan Pemprov Kalbar dan Pemkot Singkawang ini bertujuan selain untuk melestarikan budaya lokal Borneo yakni menyumpit juga sekaligus untuk menjaring wisatawan dari negeri Jiran ke Indoneisa khususnya ke Kalimantan.
“Acara ini akan digelar setiap tahun di Kalimantan. Sampai saat ini ada 3 kota yang bersedia menjadi tuan rumah lomba sumpit internasional untuk tahun 2012 yakni Kota Balikpapan, Pontianak, dan Kota Singkawang lagi. Kami belum bisa menentukan kota mana yang pantas menjadi tuan rumah lomba sumpit internasional untuk tahun depan,” jelas Dirketur Promosi Dalam Negeri, Kemenparekraf M Faried.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar