Semangat Cinta NKRI Warnai Pembukaan Lomba Sumpit Internasional
Paduan budaya Dayak, Melayu, Tionghoa, Jawa, dan suku-suku lain di Indonesia dalam tarian “Harmonis dalam Etnis’ meramaikan pembukaan Lomba Sumpit Borneo Internasional atau International Borneo Sumpit Tournament (IBST) di Singkawang, Kalimantan Barat, Jumat (18/11/2011). Tarian kolosal ini berhasil memikat ratusan penonton bahkan menumbuhkan semangat Cinta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Tarian yang dibawakan para penari dari Sanggar Seni Simpor ini terbagi dua sesi. Pada sesi pertama, tampil tiga kelompok penari muda-mudi berpakaian adat Melayu, Dayak, dan Tionghoa menari dalam beragam gaya dan pormasi dengan membawa rabana, senjata tradisional dan sumpit. Ratusan penonton yang memadati pinggir lapangan di dekat Taman Burung, termasuk tamu undangan yang duduk di bawa tenda, kontan terpesona melihat aksi mereka.
Terlebih saat puluhan penari cilik laki-laki dan perempuan masuk ke lapangan sambil menari di sesi kedua dengan berpakaian adat dari sejumlah daerah di Indonesia seperti Jawa, Sunda, Sulawesi bahkan Papua, applaus meriah pun membahana.
Aksi para penari cilik itu tak urung bikin gemes penonton. Dan ketika semua penari serentak menyanyikan lagu nasional bertajuk Dari Sabang Sampai Merauke sambil menari, hampir seluruh penonton ikut bernyanyi bersama. Atmosfir rasa cinta Tanah Air pun membahana.
Pembukaan Lomba Sumpit Borneo Internasional yang digelar berkat kerjasama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Pemprof Kalbar, dan Pemkot Singkawang ini boleh dibilang begitu kental dengan perpaduan budaya bukan hanya suku yang dominan menetap di Singkawang yakni Dayak, Melayu dan Tionghoa pun suku lainnya. Nuansa budaya lokal amat menonjol dan menjadi daya tarik tersendiri, bukan saja bagi pentonton lokal pun warga Malaysia yang bertandang sekaligus mengikuti lomba ini.
IBST 2011 yang berlangsung sampai tanggal 20 November 2011 dibuka secara resmi oleh Walikota Singkawang Hasan Karman bersama Direktur Promosi Dalam Negeri, Kemenparekraf M. Faried dengan penabuhan bedug dan gong kenong. Peserta lombanya selain diikuti sejumlah klub sumpit dari seluruh Kalimantan juga dari 2 klub sumpit asal Serawak, Malaysia.
Selepas persembahan tarisan kolosal, dilanjutkan dengan pawai seluruh peserta dari depan lapangan hingga klenteng. Yang menarik, seluruh peserta lomba mengenakan pakaian adat masing-masing, terutama pakai adat Dayak dari berbagai kabupaten dan kota di Kalimantan. Bahkan peserta dari Serawak< Malaysia juga mengenakan pakaian Dayak setempat.
Lomba sumpit internasional ini mempertandingkan kelas internasional perorangan baik putra dan putri dewasa maupun kelas beregu. Ada dua ketegori yang dipertandingankan yakni kategori berdiri dan jongkok. Bahkan ada pertandimgan kelas pemula atau anak-anak pada tanggal 20 November 2011.
Sebagaimana disampaikan M. Faried bahwa lomba ini lebih menekankan sisi pariwisatanya ketimbang lombanya memang terbukti. Buktinya selain menampilkan kebudayan lokal dalam pembukaannya dan hiburan konser musik dangdut ynag menghadirkan penyanyi dangdut Fetty Vera dan Alam, seluruh peserta lomba juga diajak tur ke sejumlah obyek wisata yang ada di Singkawang pada Senin, 21 November 2011.
Penyelenggaraan lomba ini pun berdampak positif bagi pariwisata Singkawang. Sejumlah hotel di kota ini seperti di Hotel Dangau, Grand Mahkota dan lainnya kebanjiran tamu. Nama Singkawang dan obyek-obyek wisatanya pun otomatis kian dikenal luas sampai negeri jiran mengingat terekspose oleh media baik nasional maupun lokal yang mengunjungi sejumlah obyek wisatanya untuk diliput.
Dampak positif lainnya, warga Singkawang dan sekitarnya pun mendapat tambahan dari hasil penjualan industri kreatifnya seperti aneka kerajinan khas Dayak, masakan dan panganan khas Melayu, Dayak, dan Tionghoa, aksesoris dari batu mulia, dan lainnya.
Pendapatan tersebut berasal dari penjualan dalam pameran yang juga diikuti pedagang dari luar Kalimantan maupun kunjungan para peserta lomba, panitia, penyengggara, para artis, dan tamu dari berbagai kota langsung ke obyek wisata, rumah makan, dan lainnya.
Naskah& Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar