. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Sabtu, 15 Oktober 2011

Pagelaran ke-50 Paguyuban Puspo Budoyo Dapat Rekor MURI



Ada yang spesial dari pagelaran emas ketoprak ke-50 yang bawakan Paguyuban Puspo Budoyo (PPB) di Hall Senayan City, Jakarta, Jumat malam, (14/10/2011). Sebelum pementasan, Jaya Suprana memberikan rekor MURI bahkan dunia kepada Luluk Sumiarso selaku pendiri dan pembina PPB.

“Ini bukan cuma MURI tapi rekor dunia,” kata Jaya Suprana yang malam itu mengenakan pakaian serba putih intk kali pertama karena selama ini lelaki tambun itu selalu berpakaian serba hitam setiap kali memberikan rekor MURI.

Alasan Jaya Suprana memberikan rekor MURI bahkan dunia tersebut kepada Luluk Sumiarso dengan PPB yang didirikannya pada 6 Agustus 2003, karena dinilainya telah berjasa meneguhkan esksistensi kesenian rakyat tradisisonal Indonesia dan mempoluperkannya ke masyarakat.

PPB dengan sejumlah tokoh masyarakat juga telah berhasil menggelar pagelaran bermacam kesenian seperti ketoprak, wayang orang, ludruk, dan lenong di dalam dan luar negeri.

Di mancanegara, PPB sudah berpartisipasi mengikuti Festival Foklore International antara lain di Festival Folklore di Schagen Belanda, di Valencia Spanyol, di Lefkada dan Agrinio Yunani, dan International Foklore Festival “Desde el fin del mundo” di Chile.

Bukan cuma itu, pada 6 Agustus 2009 lalu bertepatan dengan HUT PPB yang ke-6, Luluk mendirikan Rumah Budaya Nusantara Puspo Budoyo yang menampung sekitar 130 orang anak didik berusia 5-14 tahun untuk belajar seni musik tradisional angklung, kolintang, gamelan, rampak gendang, tari nusantara, vokal Jawa, dan lainnya.

“Dia (luluk Sumiarso), satu-satunya dari sedikit pejabat yang sangat peduli dengan pengembangan kesenian tradisional Indonesia,” terang Jaya Suprana sebelum menyerahkan sertifikat Rekor MURI kepada Luluk.

Pagelaran emas ke-50 yang mengambil judul “Adeg ing Nagari Indonesia” dengan konsep Ketoprak Guyonan Campur Tokoh ini mengambil tema perjalanan kancah perjuangan putra Nusantara untuk mengangkat harkat dan martabat bangsa dan negara dari penindasan penjajahan dan mempertahankan tanag pusaka Nusantara sampai akhirnya medeka.

“Kami mengangat tonggok-tonggak sejarah mulai dari cerita sejarah Mataram Kuno, perang kemerdekaan, peran wanita, berdirinya organisasi modern Budi Utomo, Sumpah Pemuda, penjajahan Jepang, persiapan kemerdekaan Indonesia dan puncaknya adalah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Bung Karno dan Bung Hatta,” kata Luluk.

Pada pagelaran kali ini, Luluk berperan sebagai RM Ontowiryo atau lebih dikenal sebagai Pangeran Diponogoro yang sukses menerapkan perang gerilya atau perang jawa untuk melawan Belanda pada masa 1925-1930.

Pagelaran emas ke-50 yang juga disponsori Senayan City, PT Pertamina (Persero), PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Djarum Foundation, PT Hutama Karya (Persero), PT Mustika Ratu dan lainnya ini tampil lebih menarik dengan visual berupa potongan film yang menjadi latar belakang panggung.

Selain dialog, pageran kali ini juga diisi dengan tari untuk memperkuat alur cerita dan tentu saja guyonan khas ketoprak sebagai bumbu hiburan.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP