Enam Permasalahan Utama Pengembangan Ekraf Indonesia
Pengembangan ekonomi kreatif (ekraf) Indonesia masih terhalang berbagai persoalan. Apa saja? Dan bagaimana model pengembangannya?
Ada enam permasalahan utama yang dihadapi pemerintah Indeonesia dalang mengembangkan ekraf yakni kuantitas dan kualitas SDM, iklim kondusif untuk memulai dan menjalankan usaha, penghargaan atau apresiasi, percepatan pertumbuhan teknologi informasi dan komunikasi, ketersediaan bahan baku, dan pembiayaan.
SDM ekraf Indonesia belum memadai baik dalam jumlah maupun mutu. Umumnya masih belajar secara otodidak, bukan diciptakan institusi-institusi pendidikan formal maupun informal. Kendala lainnya, SDM-nya masih terkonsentrasi di kota tertentu.
Iklum belum cukup kondusif dalam hal memulai dan menjalankan usaha, aktivitas ekspor-impor, hak kekayaan intelektual, dan perpajakan, khususnya pada usaha start-up.
Apresiasi atau penghargaan masyarakat terhadap produk kreatif Indonesia masih rendah. Termasuk apresiasi terhadap insan kreatif.
Penetrasi, infrastruktur, dan regulasi teknologi informasi belum oiptimal mendukung industri kreatif. Selain itu bahan baku terutama untuk industri fesyen dan kerajinan masih sering terkendala kelangkaan, dan harganya kerap berfluktuasi.
Dan terakhir lembaga pembiayaan belum cukup baik mem-valuasi bisnis industri kreatif, akibat informasi yang asimetris. Dia tambah pelaku kreatif sulit memperoleh pinjaman modal.
Untuk mengembangkan ekraf Indonesia, pemerintah menerapkan 6 model yakni People dalam hal ini individu-individu atau SDM yang kreatif; Industry atau kumpulan dari perusahaan yang bergerak di dalam sektir industri kreatif; dan technology yakni enabler untuk mewujudkan kreativitas inbdividu dalam bentuk karya nyata.
Selain itu Resources atau input selain kreativitas dan pengetahuan individu yang dibutuhkan dalam proses kretatif seperti SDA, lahan dan bahan baku; Institution yakni tatanan sosial, public places & space (norma, nilai, kebijakan, dan hukum) yang mengatur interaksi antarmanusia; dan Financial Intermediary atau embaga intermediasi keuangan.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar