. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Minggu, 12 Juni 2011

Mendongkrak Pariwisata Via Balap Sepeda


Tour de Singkarak (TdS) 2011 hari ini, Minggu, (12/6/2011) berakhir sukses. Lomba balap sepeda yang diikuti belasan negara ini kian mempopulerkan nama Sumatera Barat (Sumbar) ke dunia internasional, berikut obyek-obyek wisata alam dan budayanya. Mengapa dan cabang olah raga apa lagi yang bisa begitu?

Bayangkan peserta TdS 2011 harus melewat 7 etape sepanjang 739.3 Km selama 7 hari sejak 6-12 Juni 2011. Ketujuh etape tersebut Etape I Padang, Etape II Padang - Pariaman, Etape III Pariaman-Bukittinggi, Etape IV Bukittinggi, Payakumbuh, Etape V Payakumbuh - Sawahlunto, Etape VIA Sawahlunto - Pagaruyung, Etape VIB Pagaruyung - Padangpanjang, dan Etape VII Padangpanjang - Danau Singkarak.

Jadi ada penambahan jarak dan 2 jalur baru dibanding TdS tahun lalu yang hanya berjarak 551,7 Km.

Sepanjang etape TdS 2011, seluruh peserta melewati sejumlah obyek wisata tersohor di 12 kabupaten dan kota di Sumbar antara lain Jam Gadang di Bukittinggi, Lembah Harau dengan pesona bukit bertebingnya, Sawahlunto dengan wisata tambang dan bangunan tua peninggalan Belanda, Istana Pagaruyung, Istano Basa, Kelok 44, Danau Kembar, Danau Singkarak, dan menikmati suguhan tarian tradisional setempat. Mayarakat dunia pun ikut melihatnya.

Keuntungannya jelas, selain namanya semakin tersohor, obyek-obyek wisatanya terpublikasikan, dan pastinya mendatangkan pendapatan ekonomi bagi masyarakat termasuk penerimaan Pendapat Asli Daerah (PAD), baik secara langsung maupun tidak.

Keuntungan itulah yang membuat sejumah daerah lain melakuan hal itu. Sebelumnya lomba balap sepeda Tour de Borobudur (TdB) digelar di Jogja dan setelah Tds akan ada Tour de Jakarta (TdJ) di Jakarta, kedua lomba sepada ini pun pada akhirnya mendongkrak pariwisata setempat dengan peningkatan kunjungan wisatawan.

Sebenarnya daerah dapat melakukan hal serupa dengan mempertimbangkan kondisi alama dan fasilitas pendukungnya. Lomba balap sepeda marathon bertaraf internasional tentu bukan hanya karena diikuti peserta dari mancanegara namun juga medan lombanya harus memenuhi kriteria lomba internasional, seperti keamanan, dan lintasan jalan, dan tentunya sarat dengan wisata.

Sumbar memiliki persyaratan itu, keamanannya terjamin, topografi alamnya yang bergunung-gunung, jalanan yang beraspal mulus serta melewati sejumlah obyek wisata indah, dan suguhan budaya yang menarik sebagai nilai lebihnya.

Selain lomba balap sepeda, masih banyak olahraga ramah lingkungan lain yang dapat digelar dengan maksud untuk mendongrak pariwisata. Misalnya arung jeram (rafting), selancar (sufing), renang di selat/laut, sampan (canoeing), paralayang (paragliding), berlayar, lari lintas alam, dan lari marathon.

Olah raga ramah lingkungan yang ada kaitannya dengan pariwisata itu maksudnya olahraga yang tidak berdampak pencemaran terhadap udara, bumi, atau air dengan peralatan yang digunakan.

Semua cabang tersebut di atas, tidak menggunakan alat yang mencemarkan atau menghasilkan polusi udara dan kerusakan lain, sementara cabang olahraga lain seperti balap motor, balap mobil, jelas berpontensi merusak lingkungan.

Bernilai wisata maksudnya lomba tersebut dilakukan di salah satu atau bahkan beberapa obyek wisata. Lomba balap sepeda misalanya, jelas olah raga yang membutuhkan rute panjang dan pastinya melewati beberapa obyek wisata dari titik start ke finish, begitu juga lari marathon, paralayang, dan lainnya.

Kombinasi Triatlon
Setiap daerah bisa menyelenggarkan berbagai lomba olah raga tersebut sesuai dengan kondisi alamnya. Kalau memang memiliki selat yang bisa dan aman direnangi, kenapa tidak buat lomba renang selat dunia. Begitu pun kalau punya pantai yang berombak besar, buat saja lomba surving dunia. Kalau punya bukit atau lokasi berparalayang, buat saja lomba paragliding tingkat dunia. Kalau punya semuanya, dibuat saja kejuaraan triatlon.

Biasanya triatlon itu terdiri atas tiga cabang olah raga yakni renang di selat/laut, lari marathon, dan balap sepeda. Tapi itu bisa diganti atau disesuikan dengan kondisi alamnya, misalnya trialton paralayang, marathon, balap sepeda, atau triatlon bersampan, marathon, dan balap sepeda, bisa juga triatlon arung jeram, paralayang, dan balap sepeda, dan kombinasi lainnya.

Kendalanya memang tidak semua atlit bisa melakukan sekaligus triatlon baik yang konvensional (renang, lari, dan balap sepeda), maupun triatlon kombinasi. Namun bisa diakali dengan melakukan secara berkelompok bukan individual.

Indonesia dikarunia alam yang beragam, indah, dan eksotis ditambah budaya yang unik dan berbeda satu sama lain. Semua itu merupakan modal besar untuk menggelar kejuaraan olah raga tingkat dunia, sesuai dengan kondisi alam. Yang tinggal dipoles adalah pembenahan infrastruktur pendukung seperti jalan beraspal mulus untuk lomba balap sepeda dan lari marathon, dan sarana pendukung lainnya.

Selebihnya adalah semangat pemerintah dan masyarakatnya untuk menggelar dan mensukseskan lomba tersebut. Semangat menjadi tuan rumah yang baik, tertib, aman, bersih, ramah, menyenangkan, dan mengesankan bagi semua peserta lomba, termasuk penonton, dan wisatawan yang berkunjung.

Bila semua itu digarap serius, profesional, menarik, dan rutin digelar minimal setahun sekali, dipastikan kejuaraan olah raga tersebut dapat mendongkrak pariwisata setempat dan akhirnya meningkatkan perekonomian masyarakat dan daerahnya.

Adji Kurniawan (adji_travelplus@ayahoo.com)
Jurnalis Pemerhati Pariwisata

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP