Gaya Bali Mengemas Pesta Kesenian
Festival budaya tak bisa disangkal mampu menarik perhatian wisatawan untuk bertandang. Karenanya, sejumlah festival marak digelar di berbagai kota dan daerah belakangan ini. Tujuannya tentu bukan semata memperkenalkan beragam budaya, melainkan pula menjaring wisatawan. Dari sekian festival budaya, Pesta Kesenian Bali (PKB) boleh dibilang masih di atas festival budaya lain dalam hal pengemasan hingga berkelas dunia. Seperti apa Bali mengemas pesta keseniannya?
Pembukaan PKB biasanya berlangsung di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali (bajra sandhi), Renon, Denpasar. Sudah beberapa kali Susilo Bambang Yudhoyono membuka PKB ini, didampingi Jero Wacik selaku Menbudpar. Ini membuktikan adanya perhatian khusus presiden terhadap pesta kesenian ini.
Pawai budaya yang ditampilkan oleh setiap kontingen hampir semuanya memikat. Tidak asal tampil. Tarian, pakaian, atribut, dan atraksi yang disuguhkan benar-benar dipersiapkan dengan matang dan menarik sehingga membuat penonton berdecak kagum.
Kelebihan lain, kendati sudah berkelas dunia, PKB justru mengedepankan budaya lokal terutama Bali. Sejumlah kabupaten yang ada di Bali seperti Kabupaten Bangli, Badung, Tabanan, Jemberana, Klungkung, Buleleng, Gianyar, dan Kota Denpasar seolah berebut menyuguhkan penampilan terbaik dalam pawai tersebut.
PKB juga diminati kontingen dari berbagai daerah yang menampilkan demontrasi kesenian memukau, andalan daerah setempat. Kontingen dari luat Bali ini juga tak mau kalah dengan tuan rumah.
Peserta PKB pun diminati sejumlah negara asing, baik dari benua Asia, Eropa maupun Amerika. Sejumlah orang asing mendadak Bali di PKB. Mereka tampil layaknya orang Bali, bukan hanya menjadi penonton melainkan ikut terlibat langsung sebagai peserta.
Ada perempuan Jepang dan Eropa yang ikut tergabung dalam kelompok musik tradisional Bali. Mereka masing-masing memainkan gamelan dan meniup suling bersama pemain gamelan perempuan Bali lainnya. Kedua WNA itu kompak mengenakan kebaya, kain, dan sanggul khas perempuan Bali. Selain itu ada beberapa turis asing, baik laki-laki maupun perempuan yang ikut berpawai dengan mengenakan atribut pakaian khas Bali. Mereka begitu menikmati pesta kesenian ini.
Kemasan menarik lain dari PKB adalah dengan hadirnya pengatur pawai yang mengenakan kostum daag seperti yang lazim dijumpai pada kesenian janger. Bedanya daag PKB ini tidak mengatur ritme penampilan pragina janger dan kecak, melainkan mengatur kelancaran jalannya pawai pembukaan PKB.
Kalau ada kontingan pawai yang melakukan atraksi di depan panggung kehormatan lebih dari lima menit, maka salah seorang dari daag itu akan membisiki koordinatornya agar kontingen itu beranjak dari panggung kehormatan. Mereka juga bertugas mengatur jarak barisan antara satu kontingen dengan kontingen lainnya, termasuk mengatur penonton, juru foto dan tulis dari media yang sedang meliput agar lebih tertib.
Cara para daag mengatur jalannya pawai tidak seperti petugas keamanan umumnya yang kerap menjengkelkan dan kasar. Para daag itu, justru lebih sopan, unik, menghibur, dan tidak merusak performa kontingen, karena mereka melakukannya sambil menari dengan pakaian yang berbeda, berikut topeng khas dan lucu.
Gaya Bali mengemas pesta kesenian yang bermuatan lokal dengan apik dan profesional, rasanya patut ditiru oleh festival budaya lainnya agar dapat menarik kunjungan wisatawan.
PKB 2011
PKB digelar setahun sekali. Tahun ini penyelenggaran PKB yang ke-33 berlangsung pada 11 Juni-9Juli 2011. Acara pembukaannya rencananya dibuka SBY didampingi Jero Wacik. Lokasinya di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali, Renon, Denpasar. Sedangkan sejumlah pentas kesenian lainnya di gelar di Taman Budaya (Bali Art Center), Denpasar.
Sebanyak 15.000 seniman dari Amerika Serikat, Australia, Jepang, Thailand, Singapura, dan Malaysia serta 24 daerah dari Indonesia termasuk tuan rumah Bali akan meramaikan PKB 2011. Selain pawai pada hari pembukaan, PKB yang tahun ini bertema ”Desa Kala Patra" yang berarti adaptasi diri dalam multikultur ini akan diisi dengan 334 jenis kesenian yang ditampilkan secara berturut-turut selama sebulan.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Pembukaan PKB biasanya berlangsung di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali (bajra sandhi), Renon, Denpasar. Sudah beberapa kali Susilo Bambang Yudhoyono membuka PKB ini, didampingi Jero Wacik selaku Menbudpar. Ini membuktikan adanya perhatian khusus presiden terhadap pesta kesenian ini.
Pawai budaya yang ditampilkan oleh setiap kontingen hampir semuanya memikat. Tidak asal tampil. Tarian, pakaian, atribut, dan atraksi yang disuguhkan benar-benar dipersiapkan dengan matang dan menarik sehingga membuat penonton berdecak kagum.
Kelebihan lain, kendati sudah berkelas dunia, PKB justru mengedepankan budaya lokal terutama Bali. Sejumlah kabupaten yang ada di Bali seperti Kabupaten Bangli, Badung, Tabanan, Jemberana, Klungkung, Buleleng, Gianyar, dan Kota Denpasar seolah berebut menyuguhkan penampilan terbaik dalam pawai tersebut.
PKB juga diminati kontingen dari berbagai daerah yang menampilkan demontrasi kesenian memukau, andalan daerah setempat. Kontingen dari luat Bali ini juga tak mau kalah dengan tuan rumah.
Peserta PKB pun diminati sejumlah negara asing, baik dari benua Asia, Eropa maupun Amerika. Sejumlah orang asing mendadak Bali di PKB. Mereka tampil layaknya orang Bali, bukan hanya menjadi penonton melainkan ikut terlibat langsung sebagai peserta.
Ada perempuan Jepang dan Eropa yang ikut tergabung dalam kelompok musik tradisional Bali. Mereka masing-masing memainkan gamelan dan meniup suling bersama pemain gamelan perempuan Bali lainnya. Kedua WNA itu kompak mengenakan kebaya, kain, dan sanggul khas perempuan Bali. Selain itu ada beberapa turis asing, baik laki-laki maupun perempuan yang ikut berpawai dengan mengenakan atribut pakaian khas Bali. Mereka begitu menikmati pesta kesenian ini.
Kemasan menarik lain dari PKB adalah dengan hadirnya pengatur pawai yang mengenakan kostum daag seperti yang lazim dijumpai pada kesenian janger. Bedanya daag PKB ini tidak mengatur ritme penampilan pragina janger dan kecak, melainkan mengatur kelancaran jalannya pawai pembukaan PKB.
Kalau ada kontingan pawai yang melakukan atraksi di depan panggung kehormatan lebih dari lima menit, maka salah seorang dari daag itu akan membisiki koordinatornya agar kontingen itu beranjak dari panggung kehormatan. Mereka juga bertugas mengatur jarak barisan antara satu kontingen dengan kontingen lainnya, termasuk mengatur penonton, juru foto dan tulis dari media yang sedang meliput agar lebih tertib.
Cara para daag mengatur jalannya pawai tidak seperti petugas keamanan umumnya yang kerap menjengkelkan dan kasar. Para daag itu, justru lebih sopan, unik, menghibur, dan tidak merusak performa kontingen, karena mereka melakukannya sambil menari dengan pakaian yang berbeda, berikut topeng khas dan lucu.
Gaya Bali mengemas pesta kesenian yang bermuatan lokal dengan apik dan profesional, rasanya patut ditiru oleh festival budaya lainnya agar dapat menarik kunjungan wisatawan.
PKB 2011
PKB digelar setahun sekali. Tahun ini penyelenggaran PKB yang ke-33 berlangsung pada 11 Juni-9Juli 2011. Acara pembukaannya rencananya dibuka SBY didampingi Jero Wacik. Lokasinya di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali, Renon, Denpasar. Sedangkan sejumlah pentas kesenian lainnya di gelar di Taman Budaya (Bali Art Center), Denpasar.
Sebanyak 15.000 seniman dari Amerika Serikat, Australia, Jepang, Thailand, Singapura, dan Malaysia serta 24 daerah dari Indonesia termasuk tuan rumah Bali akan meramaikan PKB 2011. Selain pawai pada hari pembukaan, PKB yang tahun ini bertema ”Desa Kala Patra" yang berarti adaptasi diri dalam multikultur ini akan diisi dengan 334 jenis kesenian yang ditampilkan secara berturut-turut selama sebulan.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar